Serba Serbi
KISAH Mistis Topeng Kayu Wanita Meminta Topeng Sidakarya
Usaha pembuatan topeng dari kayu, yang kini diwarisi kepada sang anak bernama Komang Mega memang memiliki sisi menarik tersendiri untuk diulas
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Berbicara Bali tidak akan lepas dari hal-hal berbau sekala-niskala. Khususnya jika berkaitan dengan adat, seni, dan budaya.
Yang sangat erat kaitannya dengan sakralisasi, angker, atau nuansa mistis.
Salah satunya dari kisah sebuah topeng di galeri I Wayan Muka, di Mas, Ubud, Gianyar, Bali.
Usaha pembuatan topeng dari kayu, yang kini diwarisi kepada sang anak bernama Komang Mega memang memiliki sisi menarik tersendiri untuk diulas.
Baca juga: Amor Ing Acintya, Pemain Topeng Bondres Ida Bagus Indra Berpulang
Tribun Bali sempat berkunjung ke galeri tersebut, dan melihat banyak sekali topeng khas Bali berbahan dasar kayu. Diantaranya seperti kayu pule dan kayu waru.
Komang Mega menjelaskan satu per satu, topeng yang ada di lantai dua rumahnya tersebut.
Mulai dari topeng seni kreasi yang bersifat profan, atau biasa dipentaskan di seni pertunjukkan komersil.
Ataupun topeng-topeng yang biasanya digunakan sebagai patapakan, atau palawatan bhatara yang kemudian disakralkan atau disucikan.
Topeng yang bersifat profan seperti topeng bebondresan, dengan bentuk unik dan lucu yang tatkala dipentaskan akan mengundang gelak tawa penonton.
Lalu di sisi lain, ada topeng dari tokoh-tokoh epos Mahabharata dan Ramayana.
Kemudian ia juga memperlihatkan, topeng kayu yang menggambarkan sosok sesuhunan bhatara-bhatari di Bali. Seperti topeng rangda, barong, hingga Ratu Gede Mas Mecaling.
“Biasanya membutuhkan waktu bulanan untuk menyelesaikan sebuah topeng,” sebutnya kepada Tribun Bali, dalam program Bali Sekala-Niskala.
Selain proses membuat topeng yang cukup rumit, proses perebusan, hingga melapisi topeng dengan cat menjadi tantangan tersendiri bagi seniman muda ini.
Bahkan dari awal pemilihan kayu, sudah dimulai seleksinya. Agar topeng yang dihasilkan berkualitas dan tidak cepat retak atau berjamur.
Baca juga: Mengenal Komang Mega, Seniman Pembuat Topeng Sejak Usia Dini, Karyanya Digemari Pasar Luar Negeri