Kabar Artis
GEJALA & PENYEBAB HENTI JANTUNG Yang Renggut Nyawa Maura Magnalia, Berbeda Dengan Serangan Jantung
Kedua penyakit ini diketahui sama-sama menyerang salah satu organ paling penting dalam tubuh manusia, jantung. Namun, gejala dan penyebabnya berbeda.
TRIBUN-BALI.COM - Sosial media dikejutkan dengan kabar meninggalnya Maura Magnalia Madyaratri putri sulung Nurul Arifin
Gadis berusia 28 tahun itu meninggal dunia karena penyakit henti jantung bukan serangan jantung seperti yang dikabarkan sebelumnya.
Lantas apa perbedaan penyakit Serangan Jantung dan Henti Jantung?
Baca juga: UPDATE KASUS SUBANG: Jelang Pengungkapan Tersangka, Yosef Tiba-tiba Marah-marah, Ada Apa?
Baca juga: Putrinya Meninggal Nurul Arifin Tulis Pesan Menyentuh Ini: Kamu Pergi Terlalu Cepat Malaikatku
Baca juga: Hasil Tracing Ditemukan 9 Kasus Positif Covid-19 di Klungkung,Sampel Dibawa ke Labkes Bali, Omicron?
Baca juga: KRONOLOGI Bentrokan Sorong yang Tewaskan 17 Orang, Dipicu Salah Paham, Jasad Korban Sulit Dikenali
Kedua penyakit ini diketahui sama-sama menyerang salah satu organ paling penting dalam tubuh manusia, jantung.
Namun, gejala dan penyebabnya berbeda.
Penyakit henti jantung bisa menyebabkan kematian dalam waktu hanya beberapa menit.
Sementara serangan jantung membutuhkan waktu beberapa jam untuk menyebabkan kematian pada penderitanya.
Simak berikut perbedaan penyakit Serangan Jantung dan Henti Jantung:
Orang Awam banyak mengira serangan jantung dan henti jantung adalah kondisi yang serupa.
Kendati sama-sama membahayakan jantung, serangan jantung dan henti jantung adalah dua hal yang berlainan.
Gejala, penyebab, hingga faktor risiko serangan jantung dan henti jantung berbeda.
Berikut penjelasannya.
Apa itu serangan jantung dan henti jantung?
Melansir American Heart Association, serangan jantung terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa aliran darah kaya oksigen ke jantung tersumbat.
Akibatnya, bagian jantung yang biasa dipasok darah oleh arteri tersebut bisa rusak.
Semakin lama penderita serangan jantung dirawat, semakin besar dampak kerusakannya.
Sebelum terjadi serangan jantung yang intens, gejala penyakit biasanya muncul perlahan-lahan dalam hitungan jam, berhari-hari, atau berminggu-minggu.
Lain halnya dengan henti jantung.
Henti jantung bisa terjadi secara tiba-tiba dan tanpa peringatan.
Henti jantung adalah kondisi saat jantung berhenti mendadak karena gangguan kelistrikan pada jantung.
Karena proses pemompaan darah ke seluruh tubuh terganggu, organ vital seperti otak, paru-paru, dll. tidak bisa mendapat pasokan darah kaya oksigen.
Akibatnya, seseorang yang mengalami henti jantung bisa kehilangan kesadaran dan denyut jantung dalam hitungan detik.
Penderita bisa meninggal dunia apabila tidak mendapatkan pertolongan medis dalam hitungan menit.
Gejala serangan jantung dan henti jantung Melansir News Medical, mekanisme fisiologis yang berbeda membuat gejala serangan jantung dan gejala henti jantung berbeda.
Gejala serangan jantung meliputi Nyeri dada berupa perasaan sesak di dada yang berlangsung selama beberapa menit dan tidak berkurang,
Saat istirahat Nyeri bisa merambat dari dada ke lengan, rahang, leher, punggung, dan perut
Sesak napas Batuk Tidak enak badan, Gelisah Sakit kepala atau pusing, Berkeringat, Lemah, Jantung berdebar-debar.
Sedangkan gejala henti jantung di antaranya:
Tidak sadarkan diri tiba-tiba, Tidak bernapas, Denyut nadi tidak terdeteksi
Sebelum terjadi henti jantung mendadak, biasanya penderita mengalami Nyeri dada, Sesak napas, Lemah Pusing, Jantung berdebar-debar, Mual
Tak hanya gejala, penyebab serangan jantung dan henti jantung juga berbeda.
Penyebab henti jantung bisa dipicu oleh Gangguan irama jantung (aritmia), Takikardia ventrikel, Penyakit jantung koroner, Kegagalan alat pacu jantung, Henti pernapasan, Tersedak, Tenggelam.
Selain itu Tersengat listrik, Hipotermia, Penurunan tekanan darah secara drastis, Penyalahgunaan narkoba, Konsumsi alkohol berlebihan juga menyebabkan penyakit henti jantung
Sementara itu, penyebab serangan jantung kebanyakan dipicu penyakit jantung koroner.
Penyakit jantung koroner adalah kondisi saat lemak menumpuk di pembuluh darah arteri koroner.
Pembuluh darah ini menyediakan darah beroksigen ke jantung.
Kendati berbeda penyebab, namun serangan jantung dan henti jantung kerap berkaitan.
Melansir Harvard Health Publishing, serangan jantung adalah penyebab utama henti jantung mendadak.
Faktor risiko penyakit jantung koroner di antaranya:
Kebiasan merokok, Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, Tekanan darah tinggi, Diabetes, Berat badan berlebih atau obesitas, Jarang berolahraga, Orang tua, khususnya laki-laki Punya riwayat keturunan menderita penyakit jantung, Sering terpapar polusi lalu lintas
Penderita penyakit jantung koroner bisa mengalami serangan jantung apabila plak (sumbatan) di arteri jantung terbelah dan menyebabkan penggumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah arteri koroner.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Beda Serangan Jantung dan Henti Jantung",