Serba Serbi

Mantram Trisandhya, Berikut Makna dan Artinya dalam Hindu Bali

Mungkin masih banyak yang belum tahu, isi dan arti dari mantra ini. Sebab bahasa yang digunakan adalah bahasa Sansekerta.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Ilustrasi sembahyang 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Mantram Trisandhya, adalah mantra yang sangat lekat dengan kehidupan umat Hindu sehari-hari.

Biasanya mantra ini diucapkan tatkala peralihan waktu, yakni pukul 6 pagi, 12 siang, dan 6 sore.

Mantra ini juga diucapkan sebelum umat Hindu melakukan panca atau kramaning sembah (sembahyang).

Mungkin masih banyak yang belum tahu, isi dan arti dari mantra ini. Sebab bahasa yang digunakan adalah bahasa Sansekerta.

Baca juga: Makna Upacara Matipat Bantal atau Upacara Mamitan Dalam Hindu 

Berikut penjelasannya, sesuai dengan bait dan artinya yang dipaparkan oleh Jero Mangku Ketut Maliarsa, kepada Tribun Bali, Selasa 8 Februari 2022.

Bait pertama, 'Om bhur bhvah svah, tat savitur varenyam, bhargo devasya dhimahi, dhiyo yo nah pracodayat'.

Arti dari bait ini, Om Sang Hyang Widhi, kami menyembah kecemerlangan dan kemahamuliaan Sang Hyang Widhi yang menguasai bumi, langit, dan sorga, semoga Sang Hyang Widhi menganugerahkan kecerdasan dan semangat pada pikiran kami.

Bait kedua, 'Om narayana evedam sarvam, yad bhutam yac ca bhavyam, niskalanko niranjano nirvikalpo, nirakyatah sudah Devo Eko, narayanah ma dvitiyo asti kascit'.

Arti mantra ini, om Sang Hyang Widhi, semua yang ada berasal sari Sang Hyang Widhi, baik yang telah ada maupun yang akan ada. Sang Hyang Widhi bersifat gaib tidak ternoda, tidak terikat oleh perubahan, tidak dapat diungkapkan, suci, Sang Hyang Widhi Maha Esa, tidak ada yang kedua.

Bait ketiga, 'Om twam sivah tvam mahadevah, isvarah paramessvarah, Brahma visnus ca rudras ca, purusah parikirtitah.

Arti bait ini, Om Sang Hyang Widhi, engkau disebut Siwa yang menganugerahkan kerahayuan, Mahadewa (dewata tertinggi), Iswara (mahakuasa), Parameswara (sebagai maha raja adiraja), Brahma (pencipta alam semesta dan segala isinya), Wisnu (pemelihara alam semesta dan segala isinya), Rudra (yang sangat menakutkan) dan sebagai Purusa (kesadaran agung).

Bait keempat, 'Om papo ham papakarmaham, papatma papasambhavah, trahi mam pundarikaksa, sabahya bhyantarah sucih.

Arti bait ini, Om sang Hyang Widhi, hamba ini papa, perbuatan hambapun papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Sang Hyang Widhi, Sang Hyang Widhi yang bermata indah, bagaikan bunga teratai, sucikan jiwa dan raga hamba.

Bait kelima, 'Om ksamasva mam mahadevah, sarvaprani hitankara, Mam moca sarva papebhyah, palayasva sada siva'.

Baca juga: Kesadaran Kosmik, Belajar Menjalani Hidup dari Sebatang Pohon

Arti bait ini, Om Sang Hyang Widhi, ampunilah hamba, Sang Hyang Widhi yang maha agung anugerahkan kesejahteraan kepada semua makhluk. Bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah hamba Om sang Hyang Widhi.

Kemudian bait terakhir, 'Om ksantavyah kayiko dosah, ksantavyo vaciko mama, ksantavya Mamasa dosah, tat pramadat ksamasva mam.

Arti bait ini, Om Sang Hyang Widhi, ampunilah dosa yang dilakukan oleh badan hamba, ampunilah dosa yang keluar dari kata-kata hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelahiran hamba.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved