Firasat Mimpi Keranda Lewat Samping Rumah, Ibu Ini Kehilangan Anak dan Menantu dalam Ritual Maut

"Mungkin itu jadi firasat menantu saya. Ternyata kejadiannya begini," sesal Painah.

Editor: Bambang Wiyono
surya/sri wahyunik
Bupati Jember, Hendy Siswanto (kiri berkaus hijau) menemui anak dan keluarga pasangan Syaiful Bahri dan Sri Wahyuni Komariyah di Desa/Kecamatan Ajung, Minggu (13/2/2022). 

Sebab sang anak kerap diajak ikut pertemuan, juga beberapa kali ritual.

"Ada pengajiannya gitu, mengajari tentang istiqamah, juga ada ritual itu. Tujuannya saya tidak tahu. Bacaannya ada syahadat, Al-Fatihah, surat-surat pendek, dan Bahasa Jawa. Saya tidak tahu bacaan Bahasa Jawanya," terang Amel.

Dari informasi yang dihimpun SURYA, lirik bacaan Bahasa Jawanya antara lain 'pingin sugih tanpa kerja, tanpa banda' atau ingin kaya tanpa kerja, tanpa modal.

Seperti diberitakan, kelompok Tunggal Jati Nusantara menggelar ritual di Pantai Payangan.

Ada 23 orang anggota kelompok yang mengikutinya, dan satu orang sopir.

Ritual itu berakhir duka, karena 11 orang meninggal dunia dan 12 orang selamat.

Nama Padepokan Tunggal Jati Nusantara tiba-tiba menyedot perhatian publik.

Nama Padepokan Tunggal Jati Nusantara mencuat setelah 11 anggotanya tewas saat menggelar ritual di Pantai Payangan Jember Jawa Timur.   

Ke-11 orang itu tewas akibat terseret ombak dan tenggelam di Pantai Payangan, Kecamatan Ambulu, Jember pada Minggu (13/2/2022) dini hari.

Mereka awalnya menggelar ritual di pantai.

Totalnya ada 24 orang yang mengikuti ritual.

Mereka tiba di Pantai Payangan pada Sabtu (12/2/2022) pukul 23.30 WIB.

Setelahnya, peserta mulai beranjak ke laut.

Diawali dengan tabur bunga, peserta kemudian membentuk dua barisan dan saling bergandengan tangan.

Rombongan bermaksud untuk mandi di air laut sebagai bentuk menyucikan diri.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved