SIMAK Tujuan, Sejarah Hingga Tradisi & Makanan Khas Cap Go Meh 

Kini perayaan Cap Go Meh dinantikan setelah sebelumnya Tahun Baru Imlek 2573 pada Selasa (1/2/2022) lalu.

Editor: Karsiani Putri
Istimewa
ILUSTRASI- Lontong Cap Go Meh 

Lentera tersebut akan diterbangkan sebagai simbol melepas nasib buruk di masa lalu, dan menyambut nasib baik di masa depan.

Maka dari itu, setiap perayaan Cap Go Meh, dapat ditemui banyak sekali hiasan lentera merah.

Kadang-kadang, terdapat tempat perayaan Cap Go Meh yang melepaskan lentera bersama-sama.

Tradisi Cap Go Meh

Dilansir kompas.com, berbagai tradisi mengiringi perayaan malam puncak Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh.

Tradisi ini berbeda antara daerah satu dengan daerah yang lain.

Tergantung dari kearifan lokal yang dibawa oleh masyarakat Tiong Hoa yang berada di sana.

Secara umum, Tradisi Cap Go Meh dimulai dari memasak hidangan khas seperti kue keranjang atau ti kwe.

Hidangan serupa dodol china ini disantap bersama keluarga saat perayaan Imlek.

Selain itu, berbagai pertunjukkan digelar selama puncak perayaan. Masyarakat akan menggelar arak-arakan Toapekong, yakni patung dewa-dewi yang berada di kelenteng ke jalan untuk menolak bala di jalan yang dilaluinya.

Toapekong diarak dengan pertunjukkan singa Barongsai dan naga Liong. Ada juga atraksi yang menyeramkan seperti Tatung yang sering digelar di Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

1. Kue keranjang

Kue keranjang adalah makanan khas Imlek yang terbuat dari tepung beras ketan. Dalam bahasa Mandarin, kue keranjang disebut Nian Gao atau Ti Kwe dalam bahasa Hokkian.

Seperti diberitakan Harian Kompas, Sabtu (13/2/2010), kue keranjang dijadikan sesaji di meja abu leluhur warga Tionghoa saat Tahun Baru Imlek tiba.

Setelah melewati 15 hari pada bulan pertama Imlek atau bertepatan dengan Cap Go Meh, kue keranjang baru diturunkan dari meja abu dan disantap bersama keluarga.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved