Bisnis

Soal Melonjaknya Harga Kedelai Impor, Perajin Tempe Tahu: Kami Sangat Prihatin

"Kami sangat prihatin karena harganya naik terus. Kenaikannya bertahap, tetapi belakangan naiknya tajam sampai Rp 11.300 per kilogram, dari sebelumnya

Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Proses pembuatan tahu dan tempe di Lingkungan Taman Sari, Kecamatan Buleleng, Minggu 20 Februari 2022. Para pengusaha menjerit, pasalnya harga kedelai impor dan kayu bakar melonjak 

Dia mengatakan, harga kedelai per gantang yang sebelumnya 12 dollar Amerika Serikat (AS) naik menjadi 18 dollar AS per gantang.

Naiknya harga kedelai, selain dari dampak cuaca buruk El Nina di Argentina dan kawasan Amerika Selatan yang menjadi negara pengimpor itu, juga dipengaruhi oleh kebutuhan besar di Cina.

Ia menyatakan jika baru-baru ini, di negeri tirai bambu Cina ada lima miliar babi baru yang semuanya itu pakannya adalah kedelai.

"Di Cina itu, awalnya peternakan babi di sana tidak makan kedelai, tapi sekarang makan kedelai. Apalagi baru-baru ini ada lima miliar babi di peternakan Cina itu makan kedelai," katanya.

Lutfi menerangkan jika saat ini pihaknya sementara menyiapkan mitigasi dari melambungnya harga kedelai secara nasional.

"Sekarang ini kami sedang menyiapkan mitigasinya dan kesempatan pertama minggu depan akan kami umumkan kebijakannya seperti apa," terangnya.

Ia juga menyampaikan kebutuhan kedelai dalam negeri setiap tahunnya adalah 3 juta ton, sementara budi daya dan suplai kedelai dalam negeri hanya mampu 500 hingga 750 ton per tahunnya.

Sementara untuk menutupi kebutuhan nasional akan kedelai itu, pihaknya kemudian melakukan impor dari beberapa negara seperti negara dari kawasan Amerika Selatan tersebut.(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved