Human Interest Story
Kisah Made Pasek, Perajin Anyaman Pandan di Karangasem, Pertahankan Warisan Leluhur
perajin anyaman pandan di Desa Tumbu, Kecamatan/Kabupaten Karangasem yang masih bertahan di era gempuran globalisasi
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Hampir 50 persen masyarakat sebagai perajin pandan.
"Makanya setiap KK pasti warganya tanam pohon pandan minimal 10 pohon. Ada juga yang lebih. Biasanya digunakan untuk sampingan oleh ibu rumah tangga. Astungkara, sampai ini kerajinan mengalami kemajuan," tambahnya.
Ada tiga Banjar di Tumbu yang menjadi sentral kerajinan pandan.
Satu di antaranya Banjar Tumbu Kaler dengan jumlah KK sekitar 376, Tumbu Kelod sekitar 314 KK, dan Banjar Kebon Tumbu sekitar 68 KK.
"Perajinnya rata-rata sudah berusia dan berumah tangga," imbuh Pasek.
Pria berbadan tinggi ini mengatakan, kelompok pandan wangi mampu memproduksi sekitar 300 unit per bulan.
Jenis anyaman bervariasi, seperti anyaman tikar, tas, serta tempat tisu.
Ukurannya bermacam-macam, tergantung permintaan konsumen.
Berarti kelompok mampu memproduksi 10 unit per hari.
Baca juga: Wafat Usia 90 Tahun, Ini Kisah AA Ardana Ikut Berjuang Mempertahankan Kemerdekaan di Usia 12 Tahun
"Kalau buat anyaman pandan yang paling bagus saat musim panas. Pengeringan daun pandan lebih cepat, sehingga kualitas yang dihasilkan menjadi bagus dan kuat. Setelah kering, baru dilemaskan," kata Made Pasek.
Untuk pemasaran, tak ada masalah. Hasil kerajinan dikirim ke pengepul sekitar Sukawati, Denpasar, Badung, dan Gianyar.
Sedangkan pengepul dari luar Kabupaten Karangasem biasanya mengekspor ke luar negeri, seperti ke China, Amerika, Australia, Belanda, Perancis, hingga ke Inggris. (saiful rohim)
Kumpulan Artikel Karangasem