Berita Karangasem

Viral Eliminasi Induk Anjing, Puskeswan Karangasem Tetap Turun Telusuri Anjing Serang Bocah di Abang

Viral Eliminasi Induk Anjing, Puskeswan Karangasem Tetap Turun Telusuri Anjing Serang Bocah di Abang

Tribun Bali/Dwi S
ilustrasi anjing rabies 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Tim dari Puskeswan Kabupaten Karangasem, Senin (16/10/2025) turun ke Banjar Dinas Pekandelan, Desa Culik, Kecamatan Abang untuk menelusuri anjing yang menyerang balita berusia 3 tahun.

Petugas masih trauma, pasca viral saat eliminasi induk anjing di Desa Purwa Kerthi, Kecamatan Abang. Sehingga petugas saat ini sangat hati-hati menganggapi laporan terkait serangan anjing liar.

"Sebenarnya petugas (puskeswan) masih trauma setelah kecadian viral kemarin (Elimiansi anjing di Desa Purwakerti). Petugas di lapangan ketakutan. Tapi ini ada laporan anjing liar di Banjar Pekandelan, hari ini kami turunkan petugas," ungkap Kepala UPTD Puskeswan Karangasem, I Ketut Suardita, Senin (6/10/2025).

Baca juga: PERSELINGKUHAN MAUT Kembali Terjadi di Kintamani Bangli, Kadek Tikam Korban Tanpa Ampun

Menurutnya, kejadian viral saat eliminasi induk anjing itu dijadikan pelajaran oleh pihak Puskeswan Karanagsem. Sehingga dirinya saat ini lebih berhati-hati lagi dalam menindaklanjuti setiap laporan terkait penanganan anjing liar.

"Kejadian sebelumnya kami jadikan pelajaran, makanya saat ini kami menunggu laporan saja," jelasnya.

Baca juga: PASUTRI TERPISAH! 2 Orang Meninggal di Buleleng, Sosok Pelajar Jadi Penyebab Kecelakaan Maut

Terkait kejadian anjing liar yang menyerang bocah 3 tahun di Banjar Pekandelan, Desa Culik, pihaknya telah menerima laporan. Ini langsunh ditindaklanjuti dengan melakukan penelusuran.


"Tim di lapangan sekarang tengah melakukan penelusuran. Anjing yang menyerang anak itu belum ditemukan," jelasnya.


Penelusuran dilakukan, dengan meminta keterangan dari warga setempat terkait ciri-ciri anjing yang menyerang. Serta apakah anjing tersebut ada riwayat menyerang warga lainnya. 


"Kalau saat ini kami belum bisa pastikan apakah anjing itu positif rabies atau tidak, karena anjingnya belum ditemukan. Namun dari gigitan ke anak itu, lukanya bersiko tinggi,," ungkap dia.


Nanti jika petugas menemukan anjing itu, dipastikan akan diambil sampel otaknya untuk dilakukan pengujian di laboratoritum apakah terinfeksi rabies atau tidak.


Diberitakan sebelumnya, sempat viral di media sosial petugas Puskeswan saat melakukan eliminasi terhadap induk anjing di Banjar Biaslantang Kaler, Desa Purwa Kerthi, Kecamatan Abang, Selasa (30/9/2025).
Sebelumnya anjing itu disebut telah mengigit 2 orang tamu di kawasan tersebut. Ketika dieliminasi, ada warga setempat yang mengaku pemilik anjing itu dan melayangkan protes hingga viral di media sosial. Kejadian ini menuai pro kontra, dan tidak sedikit yang menghujat petugas Puskeswan karena telah dianggap melakukan eliminasi terburu-buru, terhadap induk anjing yang dilepasliarkan tersebut. Masalah ini sampai harus diselesaikan melalui rapat koordinasi.


Lalu Sabtu (4/10/2025), seorang balita berusia 3 tahun asal Banjar Dinas Pekandelan, Desa Culik, Kecamtan Abang, I Gede WP harus dilarikan ke RSUD Karangasem setelah diterkam anjing liar. Bocah laki-laki itu harus menahan sakit, karena luka terbuka pada dahinya. Sehingga harus mendaparkan 6 luka jaritan. Luka yang sangat beresiko tinggi, membuat bocah itu harus disuntik serum anti rabies (SAR) sesegera mungkin. (mit)

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved