Berita Karangasem

BALITA 3 Tahun Diserang Anjing Liar di Desa Culik Karangasem, Korban Alami Luka Terbuka di Dahi

Bocah laki-laki itu harus menahan sakit, karena luka terbuka pada dahinya. Sehingga harus mendapatkan 6 luka jahitan.

Istimewa
KORBAN - Balita berusia 3 tahun asal Desa Culik, Karangasem, I Gede WP dilarikan ke RSUD Karangasem setelah diterkam anjing liar, Sabtu (4/10). 

TRIBUN-BALI.COM - Seorang balita berusia 3 tahun asal Banjar Dinas Pekandelan, Desa Culik, Kecamtan Abang, I Gede WP harus dilarikan ke RSUD Karangasem setelah diterkam anjing liar, Sabtu (4/10).

Bocah laki-laki itu harus menahan sakit, karena luka terbuka pada dahinya. Sehingga harus mendapatkan 6 luka jahitan. Luka yang sangat beresiko tinggi, membuat bocah itu harus disuntik serum anti rabies (SAR) sesegera mungkin.

Kelian Banjar Dinas Pekandelan I Ketut Wista menceritakan, kejadian itu terjadi saat I Gede WP baru saja bangun tidur. Bocah itu lalu duduk di teras rumahnya, setelah meminta air minum ke neneknya.

Baca juga: WARGA Padang Keling Punya Jalan Hotmix Setelah 35 Tahun, Akhir Penantian Panjang Masyarakat 

Baca juga: TARGET Bangun 22 Dapur MBG, Pemkab Jembrana Verifikasi Lokasi SPPG, BGN Latih 500 Petugas SPPG

Saat berada di teras, tiba-tiba datang anjing liar yang langsung menyerang balita itu. Dahi Gede WP tergigit dan ia histeris. Setelah menyerang, anjing itu langsung kabur.

"Setelah mengigit, keluarga sempat mengejar anjing itu, tapi sampai sekarang belum ditemukan," ujar Wasta, Minggu (5/10).

Karena luka parah pada dahinya, I Gede WP saat itu langsung dibawa ke Puskesmas Abang. Ia sempat diberikan VAR (vaksin anti rabies). Namun karena lukanya dianggap sangat beresiko tinggi rabies, ia dilarikan ke RSUD Karangasem agar bisa mendapatkan SAR (serum anti rabies).

“Kebetulan saya ikut ke RSUD Karangasem. Korban (Gede WP) kembali diberikan serum anti rabies (SAR) mengingat luka yang dialami dibagian yang berbahaya,” ujar Wista.

Selain itu Gede WP juga harus mendapatkan 6 tahitan pada dahinya dan harus kontrol rutin. 

Sampai saat ini, warga setempat masih mencari-cari keberadaan anjing yang menyerang Gede WP. Untuk antisipasi korban lainnya, serta untuk mengetahui apakah anjing tersebut terinfeksi rabies atau tidak.

Kepala UPTD Puskeswan Karangasem, I Ketut Suardita, mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap kasus gigitan anjing. Pihaknya juga akan turun ke lokasi, untuk mencari anjing tersebut dan memeriksa sampel otaknya.

 “Nanti kami pasti turun ke lokasi, karena untuk memastikan apakah anjing tersebut rabies atau tidak harus ditangkap dulu untuk diambil sampelnya,” ujar Suardita. (mit)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved