Berita Karangasem
ARAK Gula Rusak Citra Arak Tradisional, Satpol PP Provinsi Bali Sidak Produsen Arak di Karangasem
ARAK Gula Rusak Citra Arak Tradisional, Satpol PP Provinsi Bali Sidak Produsen Arak di Karangasem
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Widyartha Suryawan
Untuk diketahui, arak sintetik harganya lebih murah dibanding arak tradisional umumnya.
"Arak sintetik rusak citra arak Karangasem yang sudah dikenal orang," kata Wayan Koster.
Petani Arak Tradisional Mengeluh
Sebelumnya, petani atau perajin arak tradisional di Karangasem mengeluh karena merebaknya pembuatan arak gula.
Petani arak tradisional merasa dirugikan dikarenakan permintaan serta harga arak lokal atau tradisional menurun drastis beberapa tahun terakhir.
Nyoman Lanus, seorang pengrajin arak tradisional asal Kecamatan Abang mengatakan, sebagian besar para perajin arak tradisional kecewa dengan menjamurnya arak gula.
"Keluhan pengrajin arak lokal yakni banyaknya arak gula di pasaran, sehingga merugikan petani. Seperti saya per harinya menghasilkan 3 liter lebih. Cuma penjualannya agak sulit. Produsen banyak yang beli arak gula," kata Lanus, Minggu ( 20/2/2022).
Bupati Karangasem, I Gede Dana, mengatakan, Pemkab Karangasem telah melakukan penyisiran dengan menurunkan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan bersama bea cukai dan kepolisian.
Ia berharap jangan sampai pengrajin arak tradisional menjadi korban akibat kondisi ini.
"Pemda sudah melakukan penyisiran dengan menurunkan dinas terkait bersama tim yang melibatkan Bea Cukai dan Kepolisian. Pengrajin arak gula jumlahnya puluhan, namun memproduksi dengan jumlah banyak. Kita berharap ini tak jadi penyebab arak lokal punah," imbuh Dana.
Untuk diketahui, di Karangasem ada sekitar 1.798 KK petani /perajin arak tradiaional yang tersebar di enam kecamatan.
Perajin arak mampu memproduksi belasan ribu liter arak perharinya. (*)