Human Interest Story
Kisah Pelaku Wisata di Nusa Penida Bertahan Saat Pandemi Covid-19, Kembali Budidaya Rumput Laut
Mereka merupakan satu diantara warga di Desa Jungutbatu yang harus menutup usaha mereka dan kembali beralih ke budidaya rumput laut
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Mereka merupakan satu diantara warga di Desa Jungutbatu yang harus menutup usaha mereka dan kembali beralih ke budidaya rumput laut untuk bertahan selama pandemi.
Waktu beranjak sore, ketika Ni Wayah Mustiani dan suaminya memanen rumput laut di pesisir Jungutbatu, Nusa Penida, Bali, Sabtu 19 Februari 2022 lalu.
Ni Wayan Mustiani ketika itu tampak teliti memperhatikan rumput laut yang baru saja ia panen.
Ia pun sesekali mengernyitkan alisnya, saat mendapati beberapa bagian rumput lautnya rusak karena terserang hama.
Baca juga: KISAH Pelaku Pariwisata di Jungutbatu Bertahan saat Pandemi,Tutup Restoran Lalu Budidaya Rumput Laut
"Lihat bagian putih itu. Itu tandanya ada rumput laut yang kondisinya rusak. Ini karena air laut yang hangat," ungkap Wayan Mustiani.
Sudah 2 tahun, Wayan Mustiani kembali ke laut untuk budidaya rumput laut.
Pandemi Covid-19, membuatnya harus menutup usaha restoran yang sudah dikelolanya lebih dari 5 tahun.
Hal ini tidak hanya dilakukan olehnya, namun juga warga lainnya di Desa Jungutbatu yang sebelumnya menggantungkan hidup dari industri pariwisata.
"Sejak pandemi, di Jungutbatu kembali ramai bertani rumput laut. Mau bagaimana lagi, kondisi pariwisata masih terpuruk," ungkap wanita yang mengaku pernah tinggal di daerah transmigrasi di Lampung tersebut.
Tangan Mustiani tampak sangat terampil memilih rumput laut yang akan ia jemur untuk dijual, serta yang akan ia gunakan sebagai bibit untuk ditanam kembali.
Mustiani panen setiap 20 hari sekali, dan untuk panen kali ini ia bisa sedikit tersenyum karena harga rumput laut tergolong baik di pasaran.
Saat ini harga rumput laut kering mencapai Rp 30 ribu per kilogram.
Namun tidak selalu harganya seperti itu, tidak jarang harga rumput laut hanya menyentuh kisaran Rp 15 ribu sampai Rp 18 ribu per kilogram.
"Harga rumput laut memang naik, tapi harga bibit juga ikut baik. Sekarang harga bibit rumput laut mencapai Rp 50 ribu per ikat, sebelumnya hanya Rp 30 ribu," ungkapnya.
Hal serupa diungkapkan oleh warga Jungutbatu lainnya, I Wayan Juliarta.