Berita Bali

MANFAAT Madu Lebah Hutan atau Madu Kele, Digemari Masyarakat dan Berkhasiat Meningkatkan Imun

MANFAAT Madu Lebah Hutan atau Madu Kele, Digemari Masyarakat dan Berkhasiat Meningkatkan Imun

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Widyartha Suryawan
Gambar oleh ExplorerBob dari Pixabay
Ilustrasi - MANFAAT Madu Lebah Hutan atau Madu Kele, Digemari Masyarakat dan Berkhasiat Meningkatkan Imun 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - MANFAAT Madu Lebah Hutan atau Madu Kele, Digemari Masyarakat dan Berkhasiat Meningkatkan Imun.

Penjualan madu trigona atau madu hutan meningkat sepanjang masa pandemi Covid-19.

Madu hutan dipercaya memiliki khasiat meningkatkan imun tubuh manusia jika dikonsumsi secara rutin.

Madu lebah hutan juga dikenal dengan madu kele.

Meningkatnya permintaanterlihat dari penjualan madu hutan di Lebah Etno Bali, Banjar Cengkok, Desa Baha, Mengwi Badung. 

Belakangan, rata-rata penjualan mencapai 150 liter per bulannya.

Berbeda dengan sebelum pandemi, madu yang terjual hanya sekitar 90 liter per bulan.

Pemilik Lebah Etno Bali sekaligus peternak lebah I Wayan Sumandya mengakui hal tersebut.

Ia menjelaskan, madu hutan memiliki kandungan vitamin C tinggi yang berfungsi meregenerasikan sel yang rusak dalam tubuh manusia.

"Madu hutan banyak manfaatnya, sehingga harganya pun jauh lebih mahal dari madu lebah biasa. Bahkan manfaatnya sangat baik bagi tubuh," ujarnya.

Pemilik Lebah Etno Bali sekaligus peternak lebah I Wayan Sumandya saat memeras sarang lebah untuk mencari madunya.
Pemilik Lebah Etno Bali sekaligus peternak lebah I Wayan Sumandya saat memeras sarang lebah untuk mencari madunya. (Tribun Bali/Agus Aryanta)

Produk madu Etno Bali sudah terdistribusi di semua kabupaten ada di Bali.

Kerap pula konsumen dari luar Bali seperti Bandung, Jakarta,Jawa Timur, Guruntalo dan Irianjaya membeli produk madu hutan Etno Bali.

Selain menawarkan madu hutan, Etno Bali juga menjual madu lebah biasa.

"Jadi selama PPKM atau covid-19 ini memang penjualan madu hutan yang cendrung meningkat dari pada madu lebah biasa. Bahkan peningkatan permintaan madu hutan bisa diangka 50 persen dari sebelumnya. Dulu rata-rata 80-90 liter perbulan, kini mencapai 150 liter," tegasnya.

Masa Panen 

peternak lebah I Wayan Sumandya mengatakan, panen satu koloni lebah hutan membutuhkan waktu 3 sampai 4 bulan.

Adapun satu koloni mampu menghasilkan madu 250 ml.

Untuk memenuhi permintaan konsumen, pihaknya pun bekerja sama dengan petani-petani lokal yang ada di Bali. 

"Kita bantu distribusikan, hasil panen para petani, tentunya dengan kwalitas yang terjaga. Sementara untuk di Etno Bali kita baru memiliki 300 koloni," jelasnya sembari mengatakan untuk petani yang ada diajak kerjasama sudah ada sebanyak 25 orang.

Soal harga, per 250 ml madu hutan dijual seharga Rp 200 ribu.

"Kita pastikan madu yang dikasi asli. Bahkan di Etno Bali juga bisa langsung melihat proses panennya," imbuhnya. 

Seorang konsumen Ni Luh Putu Yoni Citta Dewi, Banjar Toh Jiwa, Desa Antapan Baturiti, Tabanan mengatakan dirinya mengkonsumsi madu karena bisa menjaga imun tubuh di tengah pandemi covid-19.

"Mengkonsumsi madu membuat tubuh kita menjadi fit. Namun sekarang kebetulan madu dirumah habis makanya saya ke Etno Bali," ucapnya.

Dirinya mengakui, mengkonsumsi madu lebah biasa untuk kesehatan sudah dilakukan sejak 5 tahun lalu.

"Untuk madu hutan, saya tertarik untuk mencoba karena rasanya asam manis. Bahkan kandungan Vitamin C juga tinggi, sehingga coba dulu," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved