SOSOK Hero Tito: Koma Usai KO Tanding Tinju Holywings, Lalui Jalan Panjang Jadi Petinju Dunia
SOSOK Hero Tito: Koma Usai KO Tanding Tinju Holywings, Lalui Jalan Panjang Jadi Petinju Dunia
Sementara itu, soal penggalangan dana yang dilakukan Pertina Kota Malang dirinya mengetahui hal itu.
Akan tetapi dana yang terkumpul nantinya bukan untuk pengobatan Hero Tito melainkan untuk keluarga Hero Tito; anak dan istrinya.
“Saya telepon kawan-kawan saya di Malang, kumpul dana tapi dana itu bukan dipakai pengobatan. Itu semua akan diserahkan ke istri, anaknya dan menyelesaikan renovasi rumah yang belum selesai, kita sama-sama bantu,” kata Armin,
“Yuk sama-sama kita cari dana karena Hero ini orang Malang tapi penggalangan dana itu bukan untuk berobat, itu murni untuk keluarganya. Itu ide dari saya, saya ingin uang itu digunakan kalau dia ada apa-apa, yang namanya penggalangan dana kan lama jadi tidak mungkin untuk berobat,” jelasnya.
Sosok Hero Tito
Hero Tito merupakan petinju asal Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang yang kini berusia 36 tahun.
Mulai bertinju di usia 12 tahun karena pengaruh ayah dan kakaknya, Hero Tito muda mengawali prestasi di tinju amatir di ajang Kejurda.
Medali emas di kelas Layang Ringan 45 Kg kala itu jadi salah satu kebangaannya.
Karir tinju amatir Hero Tito selanjutnya banyak dilalui di Kalimantan sebelum akhirnya pulang ke Malang dan memilih menempuh jalur profesional.
Memilih profesi sebagai petinju profesional karena faktor ekonomi, ternyata belum bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.
Hero sempat menjadi tukang parkir, satpam, jadi pelatih tinju personal, hingga dibantu menjadi staf honorer di antara statusnya sebagai petinju.

Perjuangan Hero Tito menjadi petinju internasional tidak lah mudah.
Bapak dua anak itu, merangkai sendiri porsi latihannya untuk menghadapi sebuah pertarungan.
Bila sudah mendapat kesepakatan kontrak pertandingan di luar, Hero Tito tak segan menjalani persiapan mandiri.
Tanpa pikir panjang, Hero Tito mengerjakan proses mendapatkan tiket penerbangan dan visa sendiri.