Berita Denpasar
Muliakan Air, Puri Kauhan Ubud Luncurkan Program Pemuliaan Air di Hulu Tukad Oos
Acara peluncuran yang diselenggarakan secara hybrid ini, dimulai pukul 09.40 WITA di wantilan Pura Ulun Datu Batur, dan ditayangkan secara live
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Noviana Windri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Melanjutkan rangkaian Sastra Saraswati Sewana tahun kedua (SSS II), yang bertajuk 'Toya Uriping Bhuwana, Usadaning Sangaskara'.
Yayasan Puri Kauhan Ubud meluncurkan program pemuliaan air di hulu Tukad Oos.
Acara peluncuran yang diselenggarakan secara hybrid ini, dimulai pukul 09.40 WITA di wantilan Pura Ulun Datu Batur, dan ditayangkan secara live melalui kanal YouTube Puri Kauhan Ubud TV.
Mengawali sambutan, AAGN Ari Dwipayana, Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, menuturkan bahwa acara ini merupakan awal dari sebuah langkah besar untuk menginisiasi gerakan kesadaran dalam menjaga, mengonservasi dan memuliakan air.
“Dunia saat ini menghadapi sebuah ancaman yang sangat dahsyat. Ancaman pemanasan global, yang dampaknya sangat luar biasa bagi kita semua, termasuk eksistensi peradaban kita ke depan,” sebut Ari Dwipayana, dalam siaran persnya, Kamis 17 Maret 2022.
Baca juga: Air Sumber Kehidupan,Yayasan Puri Kauhan Ubud Gelar Seminar Nasional
Baca juga: Puri Kauhan Ubud: Air Sumber Kehidupan dan Penyembuh Peradaban
Koordinator Staf Khusus Presiden RI itu, menandaskan bahwa umat manusia tidak boleh pasrah dan berpangku tangan menghadapi ancaman itu. Edukasi, literasi dan advokasi kesadaran lingkungan harus terus digerakkan.
Melalui gerakan konservasi Tukad Oos ini, Yayasan Puri Kauhan Ubud, menerapkan penataan ekosistem secara holistic-terintegrasi berdasarkan kearifan lokal dan budaya.
“Konservasi air harus integrated dari hulu sampai hilir, sebagaimana muncul dalam konsep Segara-Wukir. Segara-Gunung,” tandas Ari.
Lebih lanjut, pria kelahiran Ubud, Gianyar, ini memaparkan bahwa susastra dan budaya Bali yang kaya nilai-nilai konservasi lingkungan, tak cukup untuk sekadar dibanggakan dan dijalani sebagai ritual keagamaan. Lebih dari itu, kekayaan budaya dan susastra tersebut harus menjadi pondasi kesadaran bersama, dan diwujudkan dalam kerja dan tindakan nyata.
Senada dengan pandangan Ari Dwipayana. Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta, menjelaskan bahwa Gunung Batur dan Danau Batur merupakan kesatuan bentang alam yang terintegrasi. Gunung Batur dipercaya sebagai simbol Purusa, sementara Danau Batur merupakan aspek Pradana. Keduanya menghadirkan sumber-sumber penghidupan yang menjadi pusat kekuatan Bali.
“Oleh sebab itu, pembangunan di Bangli hendaknya mengutamakan dan memperhatikan keagungan, kesucian dan keindahan,” tegasnya.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong, mengapresiasi program pemuliaan air di hulu Tukad Oos ini. Menurutnya, air tidak hanya menjadi sumber hidup bagi manusia, tapi juga bagi hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu, tanpa air mustahil ada kehidupan di muka bumi.
Alue Dohong juga memproyeksikan bahwa di masa depan, air bisa menjadi sumber sengketa, perebutan hingga peperangan. Dan pihak yang kuat dan berkuasa di masa depan, akan banyak memiliki sumber-sumber air, khususnya air tanah. Karena itulah upaya konservasi air dan lingkungan menjadi sangat penting untuk dilakukan.
“Di pertemuan United Nations Environment Assembly yang ke-5 di Nairobi, Indonesia berhasil menggolkan lake restoration. Karena kita yang mensponsori resolusi itu, dan diadopsi secara internasional di PBB, maka kita harus menjadi contoh dalam melakukan pemulihan dan restorasi air, khususnya danau,” tandas Alue Dohong.