Konflik Rusia vs Ukraina
Rusia Serang Warga Sipil Ukraina dengan Meledakkan Gedung Teater Tempat Ratusan Penduduk Berlindung
Tentara Rusia dilaporkan telah menyerang warga sipil Ukraina yang tengah mengungsi.
Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, KYIV – Tentara Rusia dilaporkan menyerang warga sipil Ukraina yang tengah mengungsi.
Diberitakan, pihak Rusia membombardir sebuah gedung teater di Mariupol, Ukraina pada Rabu 16 Maret 2022.
Di dalam gedung teater tersebut terdapat ratusan warga sipil, termasuk wanita hamil dan anak-anak, yang tengah mengunsi dari panas konfil Rusia vs Ukraina.
Pavlo Kyrylenko, kepala Administrasi Militer Daerah Donetsk, memposting gambar dan video Teater Drama Mariupol dan gedung Neptune Pool di Telegram, dengan mengatakan "Rusia sengaja menyerang warga sipil".
Foto-foto menunjukkan bagian tengah gedung teater hancur total dengan asap putih tebal membubung dari puing-puing. Video fasilitas kolam renang menunjukkan jendela, pintu, dan atap pecah.
Dia mengatakan ada wanita hamil dan anak-anak di bawah puing-puing dan mengutuk serangan itu sebagai "terorisme murni".
Gambar satelit teater pada 14 Maret, dibagikan oleh perusahaan satelit swasta Maxar, menunjukkan kata-kata "anak-anak" dengan jelas terukir di tanah dalam bahasa Rusia di kedua sisi gedung.
Lebih lanjut, kementerian luar negeri Ukraina mengatakan Rusia telah melakukan "kejahatan perang yang mengerikan".
Baca juga: Rusia dan Ukraina Mulai Temui Titik Terang Menuju Perundingan Perdamaian
“Tidak mungkin menemukan kata-kata untuk menggambarkan tingkat sinisme dan kekejaman, yang dilakukan oleh penjajah Rusia yang menghancurkan penduduk damai kota Ukraina di tepi laut,” ujarnya dikutip Tribun-Bali.com dari Aljazeera pada Kamis 17 Maret 2022.
Hingga saat ini, belum diketahui berapa jumlah korban jiwa akibat isiden tersebut.
Menurut Wakil Wali Kota Mariupol, Segei Orlov mengatakan jika 1.000 hingga 1.200 orang berlindung di atas gedung tersebut.
Sedangkan menurut Human Rights Watch mengatakan teater tersebut menampung sedikitnya 500 warga sipil.
“Ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang apa target yang dimaksud di kota di mana warga sipil telah dikepung selama berhari-hari dan telekomunikasi, listrik, air, dan pemanas hampir sepenuhnya terputus,” kata Belkis Wille, seorang peneliti senior di bidang hak asasi manusia. konflik kelompok dan divisi krisis.
Baca juga: 4 Jenderal Rusia Tewas, Para Jenderal Ditempatkan Digaris Depan saat Serang Ukraina Undang Tanya
Secara terpisah, pihak berwenang Ukraina mengatakan setidaknya 13 orang telah dibunuh oleh pasukan Rusia di kota Chernihiv, Ukraina utara, saat mereka sedang mengantri menunggu roti.
Sedangkan, Kementerian Pertahanan Rusia membantah tuduhan tersebut, mereka beralasan bahwa tidak ada pasukannya di Chernihiv, dan kekejaman itu dilakukan oleh pasukan Ukraina atau hanya tipuan oleh intelijen Ukraina.
Kemudian pada hari Rabu di kota yang sama di Ukraina utara, lima orang, termasuk tiga anak-anak, tewas ketika pasukan Rusia menembaki sebuah bangunan tempat tinggal, kata pejabat darurat.
Penjahat Perang
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai “penjahat perang” karena tindakan-tindakan militer Rusia selama invasi ke Ukraina.
Hal tersebut disampaikan Biden di Washington, Rabu 16 Maret 2022.
Ucapan Biden tersebut menandakan semakin kerasnya sikap Gedung Putih terhadap rezim Vladimir Putin.
Sebelumnya, Gedung Putih cenderung enggan menyebut Putin “penjahat perang”.
Alasannya, istilah itu menurut mereka adalah istilah hukum yang membutuhkan penelitian.
Baca juga: Rusia dan Ukraina Mulai Temui Titik Terang Menuju Perundingan Perdamaian
Tetapi, Biden merujuk serangan-serangan Rusia ke fasilitas publik seperti rumah sakit untuk menegaskan perkataannya mengenai kejahatan perang.
Biden menyebut Rusia membombardir rumah sakit dan menyandera dokter.
“Dia (Vladimir Putin) adalah seorang penjahat perang,” kata Biden saat diwawancara wartawan, Rabu 16 Maret 2022 dikutip Tribun-Bali.com dari Tribunnews.com pada Kamis 17 Maret 2022 dalam artikel berjudul Rusia Ledakkan Gedung Teater di Ukraina Tempat 1.200 Warga Sipil Berlindung.
Pernyataan Biden tersebut diucapkan sehari setelah resolusi Senat AS dan pada hari yang sama dengan janji Washington meningkatkan bantuan ke Ukraina.
Sebelumnya, Selasa (15/3), Senat AS dilaporkan menyepakati resolusi tentang penyelidikan kejahatan perang rezim Vladimir Putin di Ukraina.
(*)