Berita Nasional

Perspektif Ketua DPR RI Puan Maharani Terhadap Fenomena Minyak Goreng dan Sikapnya

Minyak goreng terus menelurkan drama dalam dua bulan terakhir, mulai dari kelanggaan minyak goreng hingga lonjakan harga dua kali lipat

Istimewa
Ketua DPR RI Puan Maharani saat berada di Bali - Perspektif Ketua DPR RI Puan Maharani Terhadap Fenomena Minyak Goreng dan Sikapnya 

Tetapi justru yang terjadi adalah kasus penimbunan minyak goreng di mana-mana.

Sementara, sistem pengawasan yang mencegah kerawanan terjadinya penyelundupan minyak goreng ini dinilai masih kemah.

"Saya melihat sendiri terjadi penimbunan minyak goreng di mana-mana," paparnya.

Keadilan distributif ini bukan hanya menyangkut keadilan dalam distribusi barang (minyak goreng,-red) semata, tetapi juga memastikan bahwa kondisi sosial dan ekonomi dalam lingkup masyrakat juga stabil.

Seharusnya tidak banyak terjadi kejutan di pasar, yang membuat warga panik dan resah, karena jelas hal ini berpengaruh terhadap indeks kesejahteraan warga.

Negara harus hadir di sini. Dengan situasi ini misalnya muncul banyak oknum-oknum nakal yang menjual minyak goreng bercampur air.

Para oknum nakal ini juga tega mengambil kesempatan dalam situasi kelangkaan ini dengan permainan harga pasar minyak goreng yang tinggi.

Sementara, negara sendiri harus sudah memiliki standar dalam menjalan prinsip keadilan prosedural, di mana negara menghadirkan mekanisme kebijakan yang tegas untuk mendukung kepentingan yang lebih besar, kepentingan utilitarianistik, yakni kepentingan warga negara, secara khusus para konsumen minyak goreng.

Menyadari perannya sebagai ketua DPR RI, situasi ini harus mendapatkan pengawasan yang tegas.

Ia menyandari bahwa situasi kelangkaan ini tidak boleh terus berlanjut.

Perlu pengawasan mulai dari sisi produksi, lalu juga mencermati laporan dari Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk menjaga stabilitas harga di pasar.

Selain itu yang paling krusial saat ini menurut Puan adalah perlu perbaikan tata kelola niaga Crude Palm Oil (CPO).

Indonesia adalah penghasil CPO terbesar di dunia, tetapi minyak goreng langka.

Banyak pilihan kemudian jatuh pada keputusan produser untuk mengekspor keluar dan dijadikan bahan bio solar, yang menyebabkan jatah CPO untuk minyak goreng jadi berkurang.

Pemerintah memberikan subsidi untuk CPO bagi produksi bio solar, yang membuat pengusaha lebih suka menjual CPO menjadi bio solar ketimbang minyak goreng.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved