Berita Nasional
Pertalite Dijaga Tak Naik, Pertamina Kaji Kenaikan Harga Pertamax
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut harga Pertamax RON 92 yang dijual PT Pertamina (Persero) sudah tidak sesuai
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut harga Pertamax RON 92 yang dijual PT Pertamina (Persero) sudah tidak sesuai harga keekonomian saat ini Rp 14.526 per liter.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Agung Pribadi mengatakan, harga minyak dunia akibat konflik Rusia-Ukraina sudah di atas 110 dolar AS, dan hal ini berdampak pada harga produk atau Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Saat ini semua SPBU menjual RON 92 di bawah harga batas atas tersebut (Rp 14.526), di berbagai SPBU tercatat kisaran Rp 11 ribu sampai Rp 14.400 per liter, kecuali Pertamina saat ini masih menjual RON 92 atau Pertamax cukup rendah Rp 9 ribu per liter," kata Agung dalam pernyataannya, Selasa 22 Maret 2022.
Menurut Agung, harga keekonomian RON 92 sebesar Rp 14.526 per liter merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM berdasarkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM Umum.
Baca juga: Per 3 Maret 2022 Harga BBM Pertamina Dex Resmi Naik, Ini Rincian Harga di Wilayah di Indonesia
Harga jual BBM RON 92 di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pun saat ini bervariasi tergantung para badan usaha.
"Untuk harga BBM jenis umum memang ditetapkan badan usaha, yang penting tidak boleh melebihi batas atas yang ditetapkan yaitu Rp 14.526 per liter untuk Maret 2022," ujarnya.
Terkait harga Pertalite, pemerintah memastikan akan menjaga harganya di level Rp 7.650 per liter, karena BBM jenis tersebut paling banyak dikonsumsi masyarakat.
Tercatat, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) atau ICP pada Februari 2022 sebesar 95,72 dolar AS per Barel.
Sedangkan angka sementara ICP Maret 2022 sampai tanggal 17 sebesar 114,77 dolar AS per barel.
"ICP sementara masih tinggi, di atas 114 dolar AS per barel, harga minyak Brent lebih tinggi lagi. Tingginya harga minyak tidak hanya berdampak pada APBN, tetapi harga penyediaan BBM," paparnya.
"Untuk melindungi masyarakat, BBM bersubsidi seperti misalnya solar, minyak tanah, dan BBM yang paling banyak dikonsumsi masyarakat seperti Pertalite harganya tetap dijaga," sambung Agung.
Diketahui, kisaran harga BBM non-subsidi di beberapa negara ASEAN, antara lain Singapura Rp 30.800 per liter, Thailand Rp. 20.300 per liter, Laos Rp 23.300 per liter, Filipina Rp. 18.900/liter, Vietnam Rp 19.000 per liter, Kamboja Rp 16.600 per liter, Myanmar Rp 16.600 per liter. (globalpetrolprices, 14 Maret 2022).
Sinyal rencana kenaikan harga BBM jenis Pertamax juga disampaikan Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga yang menyebut harga jual BBM Pertamax seharusnya disesuaikan dengan situasi keekonomian saat ini.
Sebagai informasi, saat ini harga Pertamax yang dijual Pertamina berada pada kisaran Rp 9.000-an per liternya.
Arya menyebut, bisa dikatakan sekarang ini posisinya adalah seakan-akan Pertamina sedang mensubsidi Pertamax.