KISAH MBAK Rara Sang Pawang Hujan, Selalu Bawa Boneka Doraemon Saat Beraksi, Begini Alasannya

KISAH MBAK Rara Sang Pawang Hujan, Selalu Bawa Boneka Doraemon Saat Beraksi, Begini Alasannya

Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Widyartha Suryawan
Tangkap Layar YouTube / Karni Ilyas Clup
Pawang hujan Rara Isti Wulandari mengungkapkan jika kesuksessannya dibantu banyak pihak 

TRIBUN-BALI.COM – KISAH MBAK Rara Pawang Hujan, Selalu Bawa Boneka Doraemon Saat Beraksi, Ini Alasannya.

Rara Istiati Wulandari alias Mbak Rara kini menjadi perhatian publik.

Mbak Rara ramai dibicarakan dan viral setelah bertugas sebagai pawang hujan dalam MotoGP Mandalika.

Ada kisah menarik ketika Rara Istiati Wulandari bertugas sebagai pawang hujan.

Ternyata, sejak masih belia Mbak Rara menyukai salah satu tokoh anime Jepang, yakni Doraemon.

Bahkan, ketika menjalankan tugas sebagai pawang hujan, ia selalu membawa boneka tersebut.

Hal itu terungkap lewat wawancaranya bersama Karni Ilyas dalam Kanal YouTube Karni Ilyas Club.

Dalam video tersebut, Mbak Rara panggilan akrabnya memperkenalkan alat-alat yang digunakannya membantu mengatur awan.

Hal pertama yang ia tunjukan adalah singing bowl, alat berbentuk mangkuk ini pun digunakan sebagai sarana dirinya berbicara dengan awan.

Baca juga: Bertajuk Justice World Tour, Ini Harga Tiket Konser Justin Bieber yang Digelar di Asia

“Saya ngomong sama awan, elemen tanah, dan udara, terus awan itu yang di langit saya terikai, kemudian saya gini (mengambil singing bowl),” jelasnya.

Kemudian ada dupa, menurutnya, dupa digunakan sebagai pengatur elemen pemanas.

Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Andhi Satria kembali berdiskusi dengan Race Director Mike Webb dan CEO Dorna, Carlos Espeletza, Sabtu (12 Februari 2022).
Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Andhi Satria kembali berdiskusi dengan Race Director Mike Webb dan CEO Dorna, Carlos Espeletza, Sabtu (12 Februari 2022). (IST)

Selanjutnya ada kartu tarot, menurutnya kartu tarot tersebut digunakannya untuk meramal dan melihat apakah ada pihak-pihak yang tidak setuju maupun kontra dalam kegiatan sebagai pawang hujan.

Yang menarik adalah, ketika Mbak Rara menunjuk sebuah boneka dari salah satu anime terkenal Doraemon.

Kemudian ada dupa, menurutnya, dupa digunakan sebagai pengatur elemen panas.

Menurutnya kartu tarot tersebut digunakannya untuk meramal dan melihat apakah ada pihak-pihak yang tidak setuju maupun kontra dalam kegiatan sebagai pawang hujan.

Baca juga: Aleix Espargaro Sudah Tepati Janjinya, Lempar Helm Balap ke Tribun Penonton Usai MotoGP Mandalika

Ia mengaku jika sangat menyukai Doraemon sejak usianya kecil.

Boneka Doraemon itu digunakan Mbak Rara sebagai penyemangat.

“Doraemon ini, pake penyemangat saya, saya dari kecil itu suka doraemon, saya asumsikan kalua pawang hujan itu bisa terkoneksi dengan alam lain, minta alat apa saja ada,".

 Jadi Pusat Perhatian Ketika Menjadi Pawang Hujan di Acara MotoGP Mandalika

Nama Rara Istiati Wulandari pun mulai jadi perbincangan di acara balap motor bergengsi dunia MotoGP Mandalika.

Dalam ajang tersebut, Mbak Rara bertugas sebagai pawang hujan.

“Saya ini (mengatur hujan) tentunya dibantu oleh banyak pihak, ITDC dan MGPA, serta BRIN,” ujarnya dikutip Tribun-Bali.com dari kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Kamis 24 Maret 2022.

Mbak Rara pun menjelaskan, jika dirinya selama gelaran berlangsung terus berkomunikasi dengan Komandan Lapangan MotoGP Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto.

“Jadi kan pak Hadi itu Komlap itu sering telepon juga, kita mau arahkan angina kemana, garamnya mau ditaburkan kemana. Saya juga update BMKG,” tuturnya.

Mbak Rara (kiri) pawang hujan yang tengah bertugas di Sirkuit Mandalika saat gelaran Pertamina Grand Prix of Indonesia pada Minggu, 20 Maret 2022 dan Fabio Quartararo (kanan) yang sedang meniru mbak Rara.
Mbak Rara (kiri) pawang hujan yang tengah bertugas di Sirkuit Mandalika saat gelaran Pertamina Grand Prix of Indonesia pada Minggu, 20 Maret 2022 dan Fabio Quartararo (kanan) yang sedang meniru mbak Rara. (twitter @MotoGP)

“Jadi ini bukan kesuksesan Rara sendiri,” sambungnya.

Baca juga: KONTROVERSI Mbak Rara Jadi Pawang Hujan di MotoGP Mandalika, Dinyinyiri Hingga Diundang Podcast

Diketahui Mbak Rara telah bertugas sebagai pawang hujan di gelaran MotoGP Mandailka sejak awal bulan Maret.

Menurutnya, pada tanggal 1 Maret tersebut, Mbak Rara menjalankan aksinya dengan cara jarak jauh.

Ia meminta kepada pihak Mandalika mengirim foto serta doa dengan menggunakan Rokok.

“Rara tanggal 2 sudah kesana, pengaspalan selesai tanggal 9,” ujarnya.

Mbak Rara pun menjelaskan jika dirinya diminta untuk menghadirkan cuaca cerah dari tanggal 2 hingga 9 Maret.

“Dari 2 sampai 9 siang itu harus kering 24 jam, no basa, tapi malam hari itu harus hujan,” ungkapnya.

Menurutnya hal tersebut pun berguna agar suhu di sana menjadi dingin agar aspal mampu menempel dengan baik.

Sempat Tak Diizinkan Masuk ke Sirkuit

Dalam wawancara tersebut, Mbak Rara pun mengungkapkan jika sempat tak mendapatkan izin memasuki sirkuit untuk berdoa.

Hal tersebut karena dirinya tidak memiliki ID Card dari pihak penyelenggara Dorna.

Baca juga: Selesai Balapan MotoGP, Begini Tanggapan Mbak Rara Pawang Hujan Soal Dirinya Disoraki Penonton  

Karena hujan deras masih terus berlangsung, Mba Rara mengungkapkan jika dirinya akhirnya diminta untuk oleh Petinggi Doran untuk menghentikan hujan.

“Jika kamu bisa menghentikan hujan, tolong jangan terlalu panas, tapi dibuat agak gerimis,” tuturnya menceritakan kepada Karni Ilyas.

Mendengar hal tersebut, Mbak Rara pun menjadi panik lantaran permohonan dari Dorna yang menurutnya susah.

Namun, ia pun mengungkapkan jika akan melakukan yang terbaik untuk hal itu.

“Oke saya aku melakukan yang terbaik karena disini ada presiden, dan ada bos saya, dan semua orang yang mempercayai saya," jelasnya.

Setelah mendapatkan izin, Mbak Rara pun memulai aksinya di sekitara pitstop, memohon doa sembari membawa bowling singing.

“Saya ngomong sama awan, elemen tanah, dan udara, terus awan itu yang di langit saya teriakki, kemudian saya mengambil bowling singing” tuturnya.

Kemudian ia pun meminta kepada pihak Dorna untuk menungga sebentar, karena Rara ingin mengambil dupa.

"Nanti saya kan setelah 10 menit akan masuk kembali, karena ada petir tapi jauh yang ada di selatan, 10-15 menit hujan mereda, sampai kecil, kemudian saya masuk kembali, sebelum saya masuk 5-10 menit ada petir," ujarnya.“Smpet saya dipanggil Dorna untuk naik ke podium, tapi saya memilih untuk tetap di tenda, karena setelah hujan kan gerimis, kan banyak yang mau keluar, kalua saya keluar, dupa saya mati, kan banyak penonton yang ga bisa pulang," sambugnnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved