Pawang Hujan Mandalika
Usai Disindir, Rara Ungkap Cara Jadi Pawang Hujan Di Depan Deddy Corbuzier, Pakai Bawang Dan Cabe
Rawa pawang hujan yang menangani hujan menunjukkan caranya menjadi pawang hujan di depan Deddy Corbuzier yang sempat menyindirnya di media sosial.
Penulis: Putu Kartika Viktriani | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM - Kehebohan tentang pawang hujan Mandalika, yang kerap dipanggil Mbak Rara kini masih berlanjut.
Terlebih, saat ini Deddy Corbuzier telah mengundang Rara sebagai bintang tamu di acara podcast-nya di kanal YouTube-nya.
Apalagi, Deddy Corbuzier mengundang sosok yang sebelumnya ia sindir melalui media sosial.
Baca juga: KONTROVERSI Mbak Rara Jadi Pawang Hujan di MotoGP Mandalika, Dinyinyiri Hingga Diundang Podcast
Ia adalah Rara Isti Wulandari si pawang hujan yang viral karena aksinya di MotoGP Mandalika.

Dalam wawancara tersebut, Rara menceritakan bagaimana cara kerja dirinya memanggil Matahari dan menggeser awan.
"Karena ini kan tradisi ya, Rara itu kan jadi pawang hujan tu dah dari kecil, turun temurun. Dari (umur) 9 tahun,
Jadi kakek itu bisa, nah bude rara itu memang kalo jaman sekarang umumnya paranormal bahasanya. Paranormalnya bude. Jadi ilmu ini tu sudah ada. Saya sudah diajarin."
"Ini kan cabe, bawang ditusuk, sebenarnya ini kode alam, kayak SOS Lah."
"Karena kan awan tu kayak alam lain itu sudah tau kalo ini, oh lagi dipawangi, tancepin ke tanah."
"Kalo hio (dupa) itukan untuk elemen panas, dibakar. Kan Rara gak merokok. Karena saya gak merokok, jadi saya punya tim yang khusus untuk merokok."
Hal ini senada seperti yang disampaikan Rara dalam wawancara dengan Tribun Bali beberapa tahun lalu.
Baca juga: BANJIR PUJIAN, Kombinasi Mbak Rara dan Quartararo Jadi Pawang Hujan Mandalika Serta Apiknya Drainase
Kala itu Rara sempat menceritakan kisah hidupnya hingga menjadi seorang pembaca tarot sekaligus pawang hujan.
"Saya memang dari kecil indigo. Keluarga saya RR itu Raden Rara trah Solo Jogja," sebut Rara.
"Dari kecil diajarkan dunia spiritual. Konon zaman dulu eyang kakung saya punya adik yang setiap tahun, tepatnya setiap 1 Suro, meng-handle upacara di Keraton Solo," tutur Rara.
"Dan setiap tahun ada adu ilmu. Siapa yang menang, dia yang handle upacaranya, termasuk masalah pawang hujan," kata Rara.
Selanjutnya, eyang kakungnya menugaskan ayah Rara untuk melanjutkan kemampuan spiritual tersebut. Namun, ayah Rara ternyata kurang suka dengan hal tersebut.
Sang ayah justru akhirnya mengajari Rara, dan Rara pun kemudian mulai tahu tentang hal-hal yang bersifat spiritual dan gaib.
Baca juga: Aleix Espargaro Sudah Tepati Janjinya, Lempar Helm Balap ke Tribun Penonton Usai MotoGP Mandalika
Waktu itu, sang ayah tahu bahwa Rara adalah anak indigo atau di Bali disebut melik.
"Saat saya umur tiga tahun, bapak saya sakit, dan diprediksi akan meninggal saat saya umur 5 tahun," kara Rara.
"Saya diajarin kayak kegiatan paranormal gitu, seperti ngobrol dengan makhluk gaib, roh, termasuk mencium bau awan sebagai pertanda hujan atau tidak."
"Dan biasanya banyak yang tidak siap memiliki anak indigo, tapi bapak saya sudah siap," tuturnya.
"Dulu, bapak saya mengaplikasikan ilmu pawang hujan itu untuk membantu kelancaran pertandingan sepak bola, yakni membantu jika Persipura Jayapura bertanding," kata wanita ini.
Tahun 1988, sang ayah meninggal.
Baca juga: UPDATE MotoGP Indonesia 2022, Simak Daftar Posisi Start: Quartararo Pimpin Balapan, Marquez ke-14
Sebelum ayahnya meninggal, Rara sempat memimpikan sang ayah akan meninggal.
Dari sana Rara percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk meramal masa depan.
Bahkan, ia pernah meramalkan dirinya sendiri bahwa jika tetap tinggal di Jogja akan susah.
Ia pun bercerita saat umur sembilan tahun sudah mampu menjadi pawang hujan.
Dia bahkan sudah mendapat penghasilan dengan bekerja sebagai pawang hujan di acara-acara pagelaran wayang.
"Umur sembilan tahun saya sudah cari uang sendiri dari acara wayang. Waktu itu saya belum menggunakan menyan untuk menjadi pawang hujan. Saya bilang ke dalangnya bahwa saya bisa bantu agar tidak hujan," paparnya.
Dengan melakoni pekerjaan tersebut, ia mendapat uang Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu, dan ia merasa sangat senang.
Baca juga: RINGSEK Begini Penampakan Motor Marc Marquez Usai Alami Kecelakaan Keempat di MotoGP Mandalika
Artikel tentang wawancara Rara ini bisa dilihat selengkapnya disini "".
Sosok pawang hujan yang muncul beberapa saat sebelum race MotoGP di Sirkuit Mandalika itu memang menjadi sorotan publik.
Aksinya berdoa dan memindahkan awal saat hujan membasahi Pertamina Mandalika International Street Circuit, ramai diperbincangkan.
Mbak Rara terlihat ritual di area pit lane.
Dalam video, pawang hujan itu terlihat berjalan tanpa alas kaki sambil membawa singing bowl.

Ia juga membawa dupa di tangan kirinya.
Pawang hujan itu memutar-mutar tongkat kecil di atas cawannya sambil membacakan mantra yang berusaha membuat cuaca di Sirkuit Mandalika membaik.
Setelah hujan reda, balapan MotoGP Mandalika berlangsung dalam keadaan trek basah.
(*)