Berita Denpasar
Pastikan Bali Bebas Sampah Saat Event G20, KLHK Sinergi dengan Sungai Watch Pasang Jaring di Sungai
Pastikan Bali Bebas Sampah Saat Event G20, KLHK Bersinergi Dengan Sungai Watch Pasang Jaring di Sungai
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Berbagai persiapan untuk event G20 yang akan berlangsung pada Oktober hingga November 2022 mendatang telah dirumuskan matang-matang oleh pemerintah.
Salah satunya adalah pada penanggulangan sampah di Bali.
Secara global, sampah plastik mendominasi sampah laut sekitar 60-80 persen. Jumlah sampah plastik ke laut diprediksi mencapai 53 juta metrik ton per tahun pada tahun 2030. Sampah laut berdampak pada ekonomi, lingkungan, sosial dan masyarakat.
Beberapa tahun terakhir, pantai-pantai di Bali menjadi sorotan banyak pihak akibat ratusan ton sampah laut yang terdampar dan mencemari lokasi wisata di kawasan tersebut.
Dalam rangka menyukseskan penyelenggaraan Presidensi G20 di Bali 30-31 Oktober 2022 dan masih dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, Kemko Maritim dan Investasi serta Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut akan kembali menggelar aksi bersih sampah di mangrove dan pantai.
Ketika ditemui, Novrizal Tahar selaku Direktur Penanganan Sampah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan, penanganan sampah ini merupakan masalah serius yang juga pada workshop dibahas. Ia dan peserta workshop juga membahas penanganan sampah secara Periodik yang masuk ke Bali setiap tahunnya.
"Baik itu pada musim angin barat dan juga musim angin timur. Dari diskusi tadi yang penting menurut saya adalah bahwa persoalan sampah khususnya sampah plastik. Hal tersebut merupakan permasalahan global dan dilihat dari yang dipaparkan oleh teman teman tadi dari universitas maupun riset dari kementerian bahwa sampah plastik itu bisa dari Bali ke mana mana dan dari luar Bali pun bisa masuk ke Bali," ungkapnya pada, Jumat 25 Maret 2022.
Baca juga: Dukung Aktivitas Ekspor, Bank BJB Lakukan Kerja Sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
Baca juga: Viral Dipakai Pawang Hujan di MotoGP Mandalika, Ini Makna dan Fungsi Singing Bowl
Baca juga: Jokowi Perintahkan Produk UMKM Masuk e-Katalog, Ganjar: Jateng Sudah Sejak Tahun Lalu
Ia juga mengatakan, menariknya terdapat beberapa komunitas yang melakukan clean up seperti Sungai Watch. Workshop tadi juga dihadiri oleh beberapa owner brand yang memang sampah-sampah plastik dihasilkan dari packging produk.
Rofi Alhanif, selaku Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah pada Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenkomarves, untuk menunjang kesiapan Bali sebagai tuan rumah G20 semua pihak harus memastikan bahwa Bali ini bersih dari sampah.
"Kami juga melakukan koordinasi dengan berbagai kementerian dan lembaga khususnya dalam aspek pengelolaan sampah. Termasuk juga mengatur bagaimana pengelolaan sampah di daerah sarbagita. Tahun ini akan banyak dibangun sarana dan prasarana pengelolaan sampah di Badung Denpasar dan dua kabupaten lainnya," urai, Rofi.
Sementara untuk pertemuan hari ini seluruh stakeholder akan mencoba membedah permasalahan sampah plastik yang berada di laut. Dalam workshop juga telah dipaparkan bagaimana banyaknya pantai pantai di Bali ini mendapat kiriman sampah terutama yang datang dari musim angin barat yakni pada bulan Desember Januari Februari Maret. Dan jumlahnya pun cukup banyak atau ribuan ton dari mulai sampah plastik hingga kayu.
"Jadi luar biasa sekali kita akan memastikan itu akan terkelola dengan baik. Kita akan melihat sampah tersebut darimana datangnya. Dan setelah dipaparkan dalam diskusi tadi sampah yang ada dilaut terbawa arus bahkan sudah jauh keluar Indonesia. Terlebih yang di Bali," tambahnya.
Kegiatan membersihkan sungai ini juga dibantu oleh komunitas Sungai Watch yang sudah menebar sebanyak 120 jaring disungai yang ada di Bali. Gary Bencheghib selaku Founder dari Sungai Watch mengatakan diharapkan dengan pemasangan jaring ini bisa membuat sungai-sungai di Bali lebih bersih lagi dan sampah sampah tidak sampai ada di laut lagi.
"Jika dilihat dari pantai-pantai yang banyak sampahnya yakni seperti Pantai Kuta dan Pantai di kawasan Canggu merupakan kiriman dari Pulau Jawa seperti dari Jember dan dari Banyuwangi.
Sebelum perhelatan G20 kita memang akan memasang 100 lebih jaring di daerah Jawa timur. Kita sudah pasang di Bali didaerah kabupaten badung, tabanan, denpasar. Setiap hari tenaga kita turun ke lapangan untuk menguras sampah dari jaring," pungkasnya. (*)