Berita Bangli
Punya Banyak Prestasi, Ombudsman RI Sebut Lapas Narkotika Bangli Bisa Jadi Percontohan
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Bangli disebut-sebut bisa menjadi percontohan bagi lapas narkotika lain di Indonesia.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Bangli disebut-sebut bisa menjadi percontohan bagi lapas narkotika lain di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih saat mengunjungi Lapas Narkotika Bangli, Rabu 23 Maret 2022 lalu.
Kunjungan Najih bersama rombongan saat itu untuk melihat lebih dekat bagaimana proses pembinaan dan proses rehabilitasi yang dilakukan di lapas narkotika ini.
Terlebih lapas yang berlokasi di Banjar Buungan, Desa Tiga, Kecamatan Susut itu memiliki banyak prestasi.
Baca juga: PPN di Bangli Naik 1 Persen Per April, Dokumen Kegiatan Pembangunan Direvisi
"Ini akan menjadi satu percontohan untuk lapas-lapas narkotika yang lain. Dan kita harapkan bisa ditularkan ilmu pengembangan yang ada di sini."
"Baik itu dalam pembinaan kepada narapidananya, maupun pembinaan kepada warga binaan yang direhabilitasi. Saya kira ini penting karena metode yang dilaksanakan memiliki potensi untuk bisa digunakan standar secara nasional," ujarnya.
Menurut Najih, salah satu yang terpenting yakni dalam tahapan dan proses rehabilitasi.
Ia menjelaskan proses ini menentukan kesadaran yang baik, agar setelah menjalani proses rehabilitasi dan masa tahanan, para warga binaan tidak mengulang perbuatannya.
"Ini tentu perlu diuji, hasil keluaran dari sini (Lapastik) apakah betul tidak mengulang menjadi residivis. Itu dari tes kis yang sudah dilakukan, ada beberapa fakta yang hasilnya baik."
Baca juga: Minyak Goreng Premium Tersedia, Minyak Curah Langka di Bangli
"Misalnya hasil pembinaan di bidang pertukangan, di bidang kerajinan, itu kemudian memberi manfaat bagi lingkungannya. Dan itulah yang menggambarkan bahwa proses pembinaan ini ada manfaatnya," ucap dia.
Lebih lanjut diungkapkan, proses pembinaan di berbagai lapas cukup beragam. Apalagi terhadap hunian lapas yang terjadi kelebihan kapasitas.
"Itulah sebabnya saya ingin mengetahui praktik (pembinaan) di sini. Termasuk agar praktik disini bisa dikembangkan di lapas-lapas yang lain, mengingat di negara kita ini hampir 60 persen penghuni lapas itu adalah narkoba," tandasnya. (*)
Berita lainnya di Berita Bangli