Terawan Dipecat dari Ikatan Dokter Indonesia, Politisi PDIP Ribka Tjiptaning: Apa Sih IDI Itu?
Terawan Dipecat dari Ikatan Dokter Indonesia, Politisi PDIP Ribka Tjiptaning: Apa Sih IDI Itu?
TRIBUN-BALI.COM - Terawan Dipecat Ikatan Dokter Indonesia, Politisi PDIP Ribka Tjiptaning: Apa Sih IDI Itu?
Pemecatan terhadap dr Terawan Agus Putranto keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menuai beragam reaksi.
Salah satunya ditanggapi oleh anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Ribka Tjiptaning.
Menurut Ribka, pemecatan Terawan menunjukkan suatu bentuk pelecehan terhadap Presiden RI Joko Widodo.
Seperti diketahui, Terawan pernah dipercaya oleh Jokowi sebagai Menteri Kesehatan (Menkes) yang menjabat sejak 23 Oktober 2019.
Terawan kemudian di-reshuffle pada 23 Desember 2020 dan digantikan oleh Budi Gunadi Sadikin.
"Jadi dengan adanya muktamar kemarin IDI, saya rasa ini suatu pelecehan terhadap Pak Jokowi,"
"Masa sih salah satu menterinya Pak Jokowi dipecat IDI, itu kan sama saja melecehkan Pak Jokowi milih menterinya enggak bener," kata Ribka kepada wartawan, Minggu (27/3/2022), sebagaimana dilansir Tribunnews.com.

Menurut Ribka, vaksin nusantara yang sempat dicetuskan Terawan menjadi indikator eks Menkes ini berdaulat tinggi di bidang kesehatan.
Ribka menilai, gagasan Terawan itu adalah hal yang bagus di tengah impor vaksin dari Tiongkok.
Apalagi statemen Jokowi semakin jelas bahwa Indonesia harus mencintai produk-produk dalam negeri.
"Pak Terawan jiwa nasionalismenya tinggi. Dia tetap percaya Indonesia bisa menciptakan vaksin sendiri, Vaksin Nusantara,"
"Artinya berdaulat di bidang kesehatan itu sangat tinggi dengan keyakinan suatu saat kita bisa membuat vaksin," ucapnya.
Baca juga: KONTROVERSI Dokter Terawan: Mantan Menkes yang Gagas Terapi Cuci Otak hingga Dipecat IDI Pusat
Diduga Ada Unsur Politis
Lebih lanjut, Anggota Komisi IX DPR RI ini menilai pemecatan Terawan terlalu mengada-ada.
Ia menduga ada unsur politis dalam pemecatan Terawan oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).
Ribka yang juga berprofesi sebagai dokter mengaku tidak melihat ada sisi kesalahan yang dilakukan Terawan dari sisi dokter.
Terkait Digital Subtraction Angiography (DSA) yang dilakukan Terawan, Ribka juga mengatakan tidak pernah ada korban.
"Misalnya pun masalah DSA itu belum ada uji klinis di Indonesia, tetapi kesalahan Pak Terawan itu tidak ada," kata Ribka.
Justru menurutnya banyak dokter lain yang melakukan malapraktik malah lepas dari jeratan hukum.
Ribka heran mengingat prestasi Terawan yang tidak main-main.
"Lalu karena sebuah IDI, apa sih IDI itu? Apa yang pernah diperbuat IDI? IDI lebih bagus perjuangkan nasib-nasib dokter lah,"
"Adik kita dokter-dokter itu anak-anak kita dokter yang nasibnya tidak jelas terkatung-katung. Lebih baik memperjuangkan mereka," ungkapnya.
Ribka menduga pemecatan Terawan mengandung unsur politis apalagi menuju 2024.
"Karena ini ada pergantian presiden, kita tahu lah semua organisasi, Itu lah penilaian saya soal pemecatan dr Terawan sebagai orang yang top sebetulnya.
"Saya sendiri sebagai dokter, ada di belakang Pak Terawan," ujar Ribka.
Momentum Amandemen UU Praktek Kedokteran
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP Rahmad Handoyo juga menyayangkan pemecatan Terawan.
Menurutnya hal tersebut membuat masyarakat mulai mempertanyakan eksistensi IDI sebagai wadah tunggal organisasi profesi.
Konflik ini menurut Rahmad sebagai momentum untuk mendorong percepatan amandemen undang-undang praktek kedokteran.
"Konflik ini sebagai momentum untuk mendorong percepatan amandemen UU praktek kedokteran dengan penyempurnaan menyeluruh,"
"Bagaimana pemerataan praktek kedokteran di Indonesia, perlindungan inovasi penelitian dokter dan perlu tidaknya organisasi tunggal profesi kedokteran sesuai amanah konstitusi, kebebasan berserikat," kata Rahmad, Minggu, (27/3/2022).
Rahmad mengatakan IDI adalah organisasi profesi yang memiliki sejarah panjang dengan banyak prestasi dan pengabdian kepada kesehatan negara.
Namun konflik yang terjadi sekarang ini membuat masyarakat jengah.
"Karena disuguhi drama tidak elok konflik berkepanjangan terlebih banyak dokter ada yang pro dan kontra terhadap substansi yang di persoalkan IDI,"
"Dan banyak masyarakat yang mendukung temuan temuan kedokteran semacam ini sehingga menjadikan IDI diduga lebih terlihat pada persoalan personal," katanya.
Seharusnya kata Rahmad, IDI lebih fokus kepada bagaimana berpikir memenuhi kekurang dokter umum dan dokter spesialis.
Selain itu bagaimana menyelesaikan masalah pemerataan praktek dokter di Indonesia.
(Tribunnews.com/Milani Resti/ Taufik Ismail/ Erik S)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Eks Menkes Terawan Dipecat dari IDI, Politikus PDIP: Saya Rasa Ini Pelecehan Terhadap Jokowi