16 Terduga Teroris yang Rekrut Anak-anak di Sumbar, Rutin Gelar Latihan Militer

Ke-16 terduga teroris di Sumbar aktif merekrut anak-anak di bawah umur dan rutin melakukan latihan ala militer.

Editor: Bambang Wiyono
PERSDA NETWORK/BINA HARNANS
Ilustrasi Densus 88 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Penangkapan Densus 88 Antiteror terhadap 16 terduga teroris di wilayah Sumatera Barat pada Jumat (25/3/2922) pekan lalu sangat mengejutkan.

Ke-16 terduga teroris itu aktif merekrut anak-anak di bawah umur.

Bahkan mereka rutin melakukan latihan ala militer.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan lewat keterangannya, Minggu (27/3/2022) lalu menyebut, 16 terduga teroris yang ditangkap itu tersebar di Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Tanah Datar.

Menurut Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Kombes Pol Aswin Siregar, 16 tersangka terorisme di wilayah Sumbar itu berasal dari kelompok Negara Islam Indonesia (NII).

Ia juga membeberkan bahwa 16 tersangka teroris itu ditetapkan sebagai tersangka lantaran ingin menggulingkan pemerintahan yang sah.

Polisi menyebut mereka berniat menggulingkan pemerintah dengan memanfaatkan situasi jika terjadi kekacauan.

"Memiliki niat menggulingkan pemerintahan yang sah apabila NKRI sedang dalam keadaan kacau atau chaos," kata Aswin saat dikonfirmasi, Senin (28/3/2022).

Aswin menyebut para tersangka itu juga bertekad mengubah ideologi Pancasila dengan syariat Islam.

Pada saat yang sama, mereka juga aktif merekrut anggota baru dari kalangan anak-anak di bawah umur.

"Melakukan perekrutan anggota secara masif di wilayah Sumatera Barat dengan melibat anak-anak di bawah umur," kata Aswin.

Aswin mengatakan para tersangka itu juga aktif melakukan kegiatan i'dad atau latihan ala militer secara rutin lewat berbagai kegiatan.

"Merencanakan persiapan logistik berupa persenjataan," jelasnya.

Namun, Aswin tidak merinci lebih lanjut lokasi yang dijadikan tempat latihan.

Dia hanya menjelaskan bahwa penangkapan 16 tersangka itu dilakukan untuk mengungkap struktur jaringan NII di tingkat pusat hingga daerah.

"Terhubung dengan kelompok teror di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Bali," jelas dia.

Negara Islam Indonesia merupakan kelompok yang dipimpin Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo.

Dia memproklamirkan NII atau dikenal juga dengan nama Darul Islam pada Agustus 1949 silam.

Kartosuwiryo kecewa dengan Indonesia yang memilih menjadi negara republik.

Kartosuwiryo, yang merupakan murid HOS Cokroaminoto di masa silam, mendambakan Indonesia menjadi negara yang menerapkan syariah Islam.

Kartosuwiryo memiliki basis massa di Jawa Barat, terutama di Tasikmalaya dan Garut.

Sempat merepotkan pemerintah Indonesia media 1945 hingga 1950-an.

Hingga kemudian, Presiden Soekarno meminta aparat untuk bertindak tegas kepada pengacau tersebut.

Kartosuwiryo ditangkap di Gunung Geber, Rakutak, Bandung Jawa Barat pada Juni 1962 lewat operasi pagar betis yang dilakukan TNI.

Dia lalu dieksekusi mati.

Densus Bakal Deradikalisasi Anak-anak yang Direkrut Jadi Teroris

Densus 88 Antiteror bakal melakukan upaya deradikalisasi terhadap anak di bawah umur yang direkrut menjadi kelompok teroris Negara Islam Indonesia (NII) di Sumatera Barat (Sumbar).

"Polri, dalam hal ini Densus 88 AT berupaya melakukan deradikalisasi dan terus mengupayakan agar bisa dideversi atau restorasi justice," ujar Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Selasa (29/3/2022).

Lebih lanjut, Aswin mengatakan pihaknya juga akan bekerja sama dengan Kementerian Sosial (Kemensos) dan organisasi masyarakat (ormas) Islam dalam rangka moderasi beragama.

Sebaliknya, Aswin memastikan pihaknya belum menangkap anak di bawah umur dalam kasus tersebut. Mereka diduga baru direkrut. 

"Tidak ada penangkapan anak-anak," pungkas Aswin. 

Diberitakan sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 AntiTeror Polri menggelar operasi senyap penangkapan teroris di wilayah Sumatera Barat pada Jumat (25/3/2922) pekan lalu.

Baca juga: Densus: 16 Teroris yang Ditangkap di Sumbar Berniat  Gulingkan Pemerintahan yang Sah

Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Kombes Pol Aswin Siregar, 16 tersangka terorisme di wilayah Sumbar itu berasal dari kelompok Negara Islam Indonesia (NII).

Ia juga membeberkan bahwa 16 tersangka teroris itu ditetapkan sebagai tersangka lantaran ingin menggulingkan pemerintahan yang sah.

Polisi menyebut mereka berniat menggulingkan pemerintah dengan memanfaatkan situasi jika terjadi kekacauan.

"Memiliki niat menggulingkan pemerintahan yang sah apabila NKRI sedang dalam keadaan kacau atau chaos," kata Aswin saat dikonfirmasi, Senin (28/3/2022).

Aswin menyebut para tersangka itu juga bertekad mengubah ideologi Pancasila dengan syariat Islam.

Pada saat yang sama, mereka juga aktif merekrut anggota baru dari kalangan anak-anak di bawah umur.

"Melakukan perekrutan anggota secara masif di wilayah Sumatera Barat dengan melibat anak-anak di bawah umur," kata Aswin.

Aswin mengatakan para tersangka itu juga aktif melakukan kegiatan i'dad atau latihan ala militer secara rutin lewat berbagai kegiatan.

"Merencanakan persiapan logistik berupa persenjataan," jelasnya.

Namun, Aswin tidak merinci lebih lanjut lokasi yang dijadikan tempat latihan.

Dia hanya menjelaskan bahwa penangkapan 16 tersangka itu dilakukan untuk mengungkap struktur jaringan NII di tingkat pusat hingga daerah.

"Terhubung dengan kelompok teror di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Bali," pungkas dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Densus Bakal Deradikalisasi Anak di Bawah Umur Yang Direkrut Jadi Teroris NII, 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved