Konflik Rusia vs Ukraina
DILEMA EROPA: Putin Ancam Hentikan Pasokan Gas ke Eropa Jika Tak Bayar dengan Rubel
Pemerintah Rusia meminta Eropa untuk membayar pasokan gasnya dengan mata uang Rusia, Rubel.
Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM – Pemerintah Rusia meminta Eropa untuk membayar pasokan gasnya dengan mata uang Rusia, Rubel.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Kamis 31 Maret 2022.
Ia pun mengancam akan menghentikan kontraknya memasok seperti pasokan gas Rusia ke Eropa.
Hal ini dilakukan Putin sebagai bentuk menghancurkan sanksi Barat terhadap Istana Kremlin akibat invasinya ke Ukraina.
Dikutip Tribun-Bali.com dari Channel News Asia pada Sabtu 2 April 2022, pihak Eropa pun menolak ultimatum yang dilayangkan Putin pada Jumat 1 April 2022.
Mereka pun menilai apa yang dilakukan Putin tersebut sebagai tindakan ‘Pemerasan’.
Meskipun begitu, pihak Kremlin pun telah mengajukan mekanisme mereka terkait pembelian gas dengan Rubel lewat bank Rusia.
Baca juga: Dikabarkan Diracun Saat Ikuti Proses Negosiasi Damai Rusia-Ukraina, Bos Chelsea Sempat Buta
Dilema Berat Eropa
Invasi Rusia terhadap Ukraina pun menimbulkan problematika yang terus baru, dimana salah satunya adalah pertiakan energi.
Saat ini, Presiden Amerika Serikat, Joe Bidan beserta pejabatnya tengah bersua ke mengelilingi dunia sembari mengirimkan tekanan kepada Putin untuk mengakhiri perang dengan berbagai kebijakan.

Disis lain, Eropa tengah dilanda rasa dilemma, mereka ingin melepaskan diri dari energi Rusia, tetapi hal itu berisiko meningkatkan kenaikan harga bahan bakar lebih lanjut.
Rusia memiliki sumber pendapatan yang sangat besar yang dipertaruhkan bahkan saat negara itu terhuyung-huyung dari sanksi.
Menghadapi perlawanan keras dari militer Ukraina, Putin telah memainkan salah satu kartu terbesarnya dalam permintaan pembeli energi Eropa.
"Mereka harus membuka rekening rubel di bank Rusia. Dari rekening inilah pembayaran akan dilakukan untuk pengiriman gas mulai besok," katanya, pada Kamis 31 Maret 2022.
"Jika pembayaran tersebut tidak dilakukan (dalam rubel), kami akan menganggap ini sebagai default dari pihak pembeli, dengan semua konsekuensi berikutnya ... kontrak yang ada akan dihentikan,” sambungnya.