Berita Karangasem

Nelayan di Karangasem Pilih Tak Melaut Lantaran Stok Pertalite Langka

Rahman Hidayat, nelayan dari Ujung, mengungkapkan, dari 1 April 2022 banyak nelayan terpaksa tak melaut.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Saiful Rohim
Seorang nelayan sedang memperbaiki jaringnya di Pesisir Pantai Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Selasa (5/4/2022) siang. 

TRIBUN-BALI. COM, AMLAPURA - Puluhan nelayan di Ujung  Pesisi, Tumbu, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem terpaksa tidak melaut karena langkanya pertalite dan pertamax di beberapa SPBU di Karangasem. Terhitung dari Jumat (1/4/2022) sampai Selasa (5/4/2022) siang.

Rahman Hidayat, nelayan dari Ujung, mengungkapkan, dari 1 April 2022 banyak nelayan terpaksa tak melaut.

Pemicunya karena langkanya bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di setiap SPBU. Apa yang menyebabkan pertalite langka di SPBU belum diketahui para nelayan.

"Stok pertalite langka. Pagi hari nelayan berebut beli pertalite. Sebagian besar nelayan nggak dapat.

Baca juga: Target Vaksinasi Tak Terpenuhi, 81 Vial Vaksin AstraZeneca di Karangasem Expired

Makanya kebanyakan nelayan terpaksa tak melaut dan istirahat di rumah.

Ada juga beberapa terpaksa pakai pertamax," kata Rahman ditemui di areal Ujung Pesisi, Selasa (5/4/2022) siang.

Ditambahkan, nelayan yang turun  melaut sebagian besar memakai bahan bakar jenis pertamax. Tapi penghasilannya tak sebanding dengan pengeluaran.

"Kemarin saya turun  melaut pakai pertamax. Cuma mendapat tangkapan 7 ekor. Tak sebanding dengan pengeluaran," imbuhnya.

Para nelayan berharap stok pertalite di SPBU kembali normal seperti sebelumnya. Sehingga para nelayan bisa kembali beraktivitas seperti biasa.

Seandainya nelayan beralih ke pertamax terlalu mahal.

Apalagi 1 April 2022  harga pertamax alami kenaikan sekitar Rp 12.500 sampai 13.000.

"Beli satu liter pertamax sama dengan membeli 2 liter pertalite. Makanya  nelayan masih berpikir beralih bahan bakar," tambah Maman, sapaan akrabnya.

Tak hanya nelayan di Ujung Pesisi, sebagian besar nelayan di Karangasem  juga mengeluhkan kondisi naiknya harga pertamax.

Untuk mengisi waktu luang, nelayan yang tak turun melaut memilih perbaiki peralatan melaut. Menata jaring, perbaiki jukung, dan memperbaiki peralatan melaut lainnya.

Ada juga nelayan beralih profesi sementara. Jadi buruh  bangunan, petani, peternak, serta usaha untuk kebutuhan tiap hari.

Baca juga: Selasa 5 April 2022, Ini Jadwal Buka Puasa 3 Ramadhan 1443 H untuk Wilayah Kabupaten Karangasem

Info di lapangan, beberapa nelayan di daerah lain di Karangasem juga mengeluhkan kondisi serupa. Keluhkan harga pertamax yang naik.

Seperti nelayan di Desa Seraya dan Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem. Nelayan sekitar Kecamatan Kubu serta Kecamatan Abang.(*)

Artikel lainnya di Berita Karangasem

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved