Berita Karangasem
Salak Sibetan Karangasem Bali Resmi Diakui Dunia, Jadi Bagian GIAHS
Buah Salah Sibetan diakui sebagai bagian dari Global Important Agricultural Heritage System (GIAHS)
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Buah Salah Sibetan akhirnya mendunia, setelah resmi diakui sebagai bagian dari Global Important Agricultural Heritage System (GIAHS), atau Warisan Sistem Pertanian Penting Dunia yang dikelola oleh FA.
Pengakuan ini menegaskan jika sistem pertanian agroforestri Salak Sibetan tidak hanya unik, tetapi juga berkelanjutan dan bernilai global.
Bupati Karangasem I Gusti Putu Parwata menerima secara simbolis sertifikat GIAHS, yang diserahkan oleh Bendesa Adat Sibetan, Made Mastiawan, bersama Ketua Kelompok Tani Dukuh Lestari, I Nengah Suparta, Selasa 4 November 2025.
Turut hadir Sekda Karangasem I Ketut Sedana Merta dan Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura, I Gusti Lanang Swastika.
Baca juga: 10 Warisan Budaya Jembrana Bali Ditetapkan WBTB, Termasuk Payas Dirga dan Sarung Loloan
Meski diundang secara resmi ke Roma untuk menerima sertifikat, Bupati Gus Par memilih tidak berangkat.
“Biaya keberangkatan bisa menelan ratusan juta rupiah. Sementara kita masih dihadapkan pada pemotongan anggaran pusat sebesar Rp202 miliar. Saya lebih memilih dana itu digunakan untuk membangun infrastruktur dan kebutuhan masyarakat Karangasem,” tegas Bupati Parwata.
Pemkab Karangasem menugaskan Kabid TPH bersama perwakilan petani Sibetan untuk menghadiri seremoni di markas FAO Roma, 31 Oktober 2025.
Dalam kesempatan itu, delegasi Salak Sibetan yang berangkat bersama perwakilan KBRI Italia membawa berbagai produk unggulan daerah, mulai dari salak segar hingga olahan seperti wine dan bir salak. Respons dunia pun luar biasa.
“Sepuluh jenis salak yang kami bawa habis dicicipi, sementara hampir seluruh bir salak diminati tamu undangan dari berbagai negara,” ujar I Gusti Lanang Swastika.
Pengakuan dari FAO ini merupakan hasil perjuangan panjang petani dan pemerintah daerah. Bupati Gus Par mengapresiasi seluruh pihak, terutama Kementerian Pertanian RI dan komunitas petani Sibetan, yang telah bekerja keras hingga akhirnya salak Sibetan menembus panggung dunia.
“Dengan label GIAHS, harga dan daya saing produk kita akan meningkat, petani makin sejahtera, dan sistem pertanian tradisional yang diwariskan leluhur tetap terjaga,” ujarnya.
Sebagai tindak lanjut dari pengakuan ini, Pemkab Karangasem bersiap menerima kunjungan sekitar 40 delegasi dari berbagai kedutaan besar dan organisasi internasional.
Mereka akan datang ke Desa Sibetan dalam rangka peringatan Hari Tani Nasional, sekaligus menikmati gala dinner dan tur lapangan yang menampilkan keindahan lanskap pertanian salak khas Karangasem. (mit)
Kumpulan Artikel Karangasem

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.