Berita Denpasar
Makna Canang, Kwangen Hingga Api Dalam Hindu
Kwangen berasal dari bahasa Jawa Kuno, yaitu dari kata wangi yang artinya harum.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kwangen berasal dari bahasa Jawa Kuno, yaitu dari kata wangi yang artinya harum.
Sehingga kwangen dapat diartikan keharuman.
Sehingga fungsinya adalah untuk mengharumkan nama Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Di dalam lontar Sri Jaya Kesunu, disebutkan bahwa kwangen juga sebagai simbol Omkara.
Atau aksara suci Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Terlihat dari bentuk kwangen yang lonjong berbentuk kojong. Atau segitiga lancip, sebagai lambang Ardhacandra.
Baca juga: Jin dan Pandangan Hindu Akan Keberadaannya
Baca juga: SANKSI Administratif Akibat Telat Lapor SPT Bagi Wajib Pajak
Baca juga: DIBUKA 9 April 2022, Ini Dokumen Hingga Jadwal Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2022
Bahkan di dalam kitab Upanisad pun, disebutkan bahwa kwangen adalah lambang Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Porosan silih asih pada kwangen adalah lambang purusa-pradana.
Bunga pula adalah lambang restu dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Bunga juga lambang ketulus ikhlaskan dan lambang kesucian pikiran.
Secara nyata, bunga yang indah dan harum akan memberikan vibrasi kebahagiaan dan kedamaian.
Sehingga dalam menghaturkan bakti persembahyangan, seseorang bisa berkonsentrasi.
Untuk itu, bunga selalu ada baik di dalam kwangen maupun di dalam canang.
Di dalam Bhagavadgita Bab IX, Sloka 26 disebutkan bahwa 'siapapun dengan kesujudan mempersembahkan kepadaKu daun, bunga, buah-buahan, dan air persembahan. Yang didasari oleh cinta dan keluar dari lubuk hati yang suci. Aku terima'.
Sehingga selain bunga, ada pula buah, daun, air suci atau tirta hingga api dan dupa.