Berita Gianyar
Ngaturan Rambut Ngodak Sesuhunan di Gianyar, Rambut Gadis Belum Menstrusi untuk Perarai
Anak-anak Desa Adat Kebon, Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang tampak bahagia saat Jero Kelian, I Wayan Suartawan memotong rambut mereka
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Anak-anak Desa Adat Kebon, Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang tampak bahagia saat Jero Kelian, I Wayan Suartawan memotong rambut mereka.
Rambut tersebut dihaturkan untuk ngodak (perbaikan) sesuhunan barong macan dan barong bangkal.
Pemotongan rambut sejumlah gadis ini digelar di Pura Dalem Desa Adat Kebon, Desa Kedisan, Sabtu 16 April 2022.
Ini bukanlah potong rambut biasa namun harus melalui berbagai prosesi upakara.
Baca juga: Tapel Barong dan Rangda, Berikut Tata Cara Menarikan Sesuai Seni Budaya Hindu di Bali
Jro Penyarikan Desa Adat Kebon, I Wayan Lastrawan mengatakan, sebelum dipotong, rambut para gadis tersebut diupacarai.
Ritual ini bertujuan untuk pembersihan secara sekala dan niskala.
Ada banten pangelukatan lengkap, sehingga menambah keyakinan warga rambut gadis yang dihaturkan tepat untuk sesuhunan.
Rambut gadis yang belum menstruasi akan digunakan di bagian utama sesuhunan.
"Prosesi potong rambut ini bersifat sakral, diawali upacara nunas ica dan pangelukatan yang dipimpin Jro Mangku Pura Puseh. Waktu pemotongan pun dipilih pada hari baik, bertepatan dengan Purnama Jiyestha,’’ jelas Lastrawan, Minggu 17 April 2022.
Kata dia, rambut akan ini dibedakan menjadi dua kategori, yakni anak-anak yang belum menstruasi dan yang sudah menstruasi.
Klasifikasi ini dilakukan untuk memudahkan menempatkan saat pemasangan.
Potongan rambut gadis yang belum menstruasi akan digunakan di bagian utama.
Seperti pererai atau kepala barong.
Rambut gadis yang belum menstruasi dianggap masih suci.
Sedangkan potongan rambut gadis sudah pernah menstruasi akan dipergunakan di bagian badan barong.
"Jika rambut yang terkumpul kurang, kekurangannya nanti akan dilaksanakan upacara serupa, namun bisa diperoleh dari rambut perempuan yang sudah menikah," demikian Lastrawan menjelaskan.
Ada 17 gadis yang dipilih menghaturkan rambut.
Panjang rambut yang dipotong, tidak sama. Antara lima sampai 10 centimeter.
Kata Lastrawan, ini adalah rangkaian prosesi ngodak sesuhunan yang sudah 25 tahun belum pernah diperbaiki total.
Baca juga: Kisah Dewi Uma Menjadi Durga hingga Terwujud Simbol Barong dan Rangda
"Yang akan diperbaiki bagian keranjang, pengecatan ulang, hanya bagian kain saja yang tidak diganti karena susah mencari kain sejenis, sedangkan bagian pererai atau topeng akan dicat saja," jelas Lastrawan.
Berdasarkan catatan Tribun Bali, menghaturkan rambut untuk memperbaiki sesuhunan merupakan hal yang sering terjadi di Bali.
Biasanya rambut tersebut akan digunakan sebagai bulu-bulu barong. (wayan eri gunarta)
Kumpulan Artikel Gianyar