Berita Karangasem

Warga Cari Air di Rembesan Pipa, Tempat Penampungan Kini Kian Mengering di Karangasem

Musim kemarau telah tiba. Kekeringan pun sudah terjadi di sejumlah wilayah di Karangasem.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Saiful Rohim
KEKERINGAN - Warga Kecamatan Kubu mencari air bersih di rembesan pipa, Minggu 17 April 2022 . Mereka menggunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Sejumlah desa di Karangasem kekeringan. 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Musim kemarau telah tiba. Kekeringan pun sudah terjadi di sejumlah wilayah di Karangasem.

Warga mulai kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan tiap hari.

Mereka yang tinggal di pinggiran, pedalaman dan dataran tinggi biasanya membuat tempat penampungan air hujan bernama cubang.

Kini cubang warga kian mengering. Sementara tak ada sumber air lain yang bisa dimanfaatkan.

Baca juga: Beberapa Wilayah di Bali, NTT, dan NTB Berisiko Tinggi Alami Kekeringan

Warga Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, I Wayan Tunas mengaku terpaksa mencari rembesan air di pipa jalan raya.

Warga, kata Tunas, mencari air rembesan pipa untuk kebutuhan mandi dan ternak.

"Air rembesan biasanya saya gunakan untuk mandi dan minum ternak. Sedangkan untuk masak dan minum minta di tetangga yang masih punya. Ini sering terjadi setiap tahun di sini," kata Wayan Tunas, Minggu 17 April 2022.

DPRD Karangasem, Putu Deni Suryawan mengatakan, warga sudah merasakan kesulitan mendapatkan air sejak sepekan lalu.

Bagi yang punya uang, mereka membeli air bersih.

Per tangki harganya Rp 150 sampai 400 ribu.

Makin rusak dan jauh jalannya, maka harganya semakin mahal pula.

"Kalau akses jalan menanjak, jauh harganya semakin mahal. Kalau saya beli Rp 150 ribu per tangki karena rumah saya dekat dengan jalan. Kalau yang lokasinya di atas, kemungkinan mencapai Rp 300 sampai 400 ribu," kata Deni Suryawan.

Ia menjelaskan, daerah di Kecamatan Kubu yang kesulitan memperoleh air bersih berada di bagian atas.

Seperti di Desa Dukuh, Batudawa, Ban, Baturinggit atas, Sukadana, Tianyar, serta Tianyar Barat.

Air per tangki biasa digunakan satu sampai dua pekan oleh satu kepala keluarga (KK).

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved