Berita Bali
Anggara Kasih Kulantir Bertepatan dengan Kajeng Kliwon, Ini Persembahannya
Anggara Kasih Kulantir Bertepatan dengan Kajeng Kliwon, Ini Persembahannya
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Anggara Kasih Kulantir Bertepatan dengan Kajeng Kliwon, Ini Persembahannya.
Selasa 19 April 2022 merupakan hari raya Anggara Kasih Kulantir.
Selain itu juga bertepatan dengan Kajeng Kliwon.
Apa maknanya?
Anggara Kasih Kulantir dirayakan setiap Anggara (Selasa) Kliwon Kulantir merupakan hari raya Hindu yang jatuh setiap enam bulan sekali.
Baca juga: Anggara Kasih Kulantir Bertepatan dengan Kajeng Kliwon dan Purnama Kapat, Apa Maknanya?
Anggara Kasih Kulantir merupakan hari raya atau rerahinan yang jatuh berdasarkan pertemuan antara Saptawara yaitu Anggara, Pancawara yaitu Kliwon, dan wuku Kulantir.
Sedangkan Kajeng Kliwon ini dirayakan setiap 15 hari sekali.
Kajeng Kliwon ini dirayakan berdasarkan pertemuan antara Tri Wara terakhir yakni Kajeng dengan Pancawara terakhir yakni Kliwon.
Hari raya ini dianggap keramat di Bali.
Kedua hari raya ini sama-sama dirayakan saat Pancawara Kliwon.
Terkait Pancawara Kliwon, dalam Lontar Sundarigama disebutkan:
Nihan taya amanah, kunang ring panca terane, semadi Bhatara Siwa, sayogia wong anadaha tirtha gocara, ngaturaken wangi ring sanggar, muang luwuring paturon maneher menganing akna cita.
Wehana sasuguh ring natar umah, sanggar, ring dengen, dening sega kepel duang kepel dadi atanding, wehakna ada telung tanding, iwaknia bawang jae.
Kang sinambat ring natar, Sang Kala Bucari.
Ring sanggar Bhuta Bucari.
Baca juga: Ini Makna Anggara Kasih Kulantir yang Bertepatan dengan Kajeng Kliwon dan Purnama Kapat
Ne ring dengen, Sang Durga Bucari
Ika pada wehana labaan, nangken kaliyon, kinon rumaksa umah, nimitania. Pada anemu sadia rahayu. Kunang yan kala biyantara keliyon, pakerti tunggal kayeng lagi.
Artinya, saat Pancawara Kliwon, merupakan payogan atau beryoganya Bhatara Siwa.
Pada saat ini sepatutnya melakukan penyucian dengan mempersembahkan wangi-wangian bertempat di merajan, dan diatas tempat tidur.
Sedangkan di halaman rumah, halaman merajan dan pintu keluar masuk pekarangan rumah, patut juga mempersembahkan segehan kepel dua kepel menjadi satu tanding, dan setiap tempat tersebut, disuguhkan tiga tanding yaitu:
Di halaman merajan, kepada Sang Bhuta Bhucari.
Di pintu keluar masuk, kepada Sang Durgha Bhucari.
Dan untuk di halaman rumah, kepada Sang Kala Bhucari.
Maksud persembahan berupa labaan setiap Kliwon ini untuk menjaga agar pekarangan serta keluarga semuanya mendapat perlindungan dan menjadi sempurna.
Terkait hari raya Anggara Kasih Kulantir, dalam Lontar Sundarigama disebutkan bahwa Anggar Kasih Kulantir ini merupakan pemujaan Bhatara Mahadewa.
Baca juga: Anggara Kasih Kulantir Bertepatan dengan Kajeng Kliwon, Apa yang Dilakukan?
Bhatara Mahadewa merupakan penguasa arah atau pascima barat dengan saktinya Saci Dewi.
Warnanya kuning membawa senjata nagapasa, dan memiliki urip 7 dengan aksaranya Ta.
Mengenai Anggar Kasih Kulantir ini, dalam Lontar Sundarigama disebutkan sebagai berikut.
Kulantir, Anggara Kliwon, pujawalin Bhatara Mahadewa, widhi widananya sarwa kuning, sega kuning sapangkon, iwak ayam putih kuning mabetutu, sedah woh 22, sedah ingapon sakabwatan, astawakna ring ring sanggar.
Artinya:
Pada wuku Kulantir, tepatnya hari Selasa Kliwon merupakan hari suci pemujaan Bhatata Mahadewa.
Banten atau sarana persembahan saat Anggar Kasih Kulantir terdiri atas segala sarana yang berwarna kuning, yaitu segehan kuning sapangkon, daging ayam putih kuning betutu, sedah woh 22, sedah apon seperlunya.
Banten ini dihaturkan di sanggah.
Sementara untuk Kajeng Kliwon juga disebutkan:
Kadi ring keliyon nemu atutan kewala tambahane sega warna limang warna, dadi awadah, ring dengen juga genahing caru ika, ika sanding lawang ring luur, aturane canang lenga wangi burat wangi, canang gantal, astawakna ring Durga Dewem, ne ring sor, ring Durga Bucari, Kala Bucari buta Bucari, palania ayu paripurna sira aumah, yania tan asiti mangkana I Buta Bucari, aminta nugeraha ring Bhatari Durga Dewem, mangerubadin sang maumah, angadakakan desti, aneluh anaranjana, mangawe gering sasab merana, apasang pengalah, pamunah ring sang maumah, muang sarwa Dewa kabeh, wineh kinia katadah da waduanira Sang Hyang Kala, nguniweh sewaduanire Dewi Durga, tuhunia mangkana, ayua sira alpa ring wuwus manai.
Artinya;
Sementara itu pada hari raya Kajeng Kliwon, untuk upakaranya sama seperti pada hari Pancawara Kliwon, hanya tambahannnya yaitu segehan lima warna lima tanding.
Pada samping kori sebelah atasnya dipersembahkan canang wangi-wangi, burat wangi, canang yasa, dan yang dipuja ialah Hyang Durga Dewi.
Baca juga: Anggara Kasih Kulantir Bertepatan dengan Kajeng Kliwon? Ini Persembahan dan yang Dilakukan
Yang disuguhkan di bawahnya untuk Sang Durga Bhucari, Kala Bhucari, Bhuta Bhucari, dengan tujuan agar berkenan memberikan keselamatan kepada penghuni rumah.
Jika tidak melakukan hal itu, maka Sang Kala Tiga Bhucari akan memohon penugrahan kepada Bhatara Durga Dewi, untuk mengganggu penghuni rumah.
Dengan jalan mengadakan gering atau penyakit dan mengundang kekuatan black magic, segala merana, mengadakan pemalsuan, yang merajalela di rumah, yang mana mengakibatkan perginya para Dewata semuanya.
Dan akan memberi kesempatan para penghuni rumah disantap oleh Sang Hyang Kala bersama-sama dengan abdi Bhatara Durgha.
Dalam buku Pokok-pokok Wariga karya I B Suparta Ardhana disebutkan ada jenis Kajeng Kliwon Uwudan dan Kajeng Kliwon Enyitan.
Kajeng Kliwon Uwudan merupakan hari baik untuk menghidupkan ilmu hitam atau pengiwa.
Dan untuk Kajeng Kliwon Enyitan merupakan hari baik untuk membuat sasikepan (jimat) atau sesuatu yang berkekuatan gaib.
Kajeng Kliwon Uwudan ini adalah Kajenh Kliwon yang diperingati setelah Purnama, sedangkan Kajeng Kliwon Enyitan dilaksanakan setelah Tilem.
Selain itu adapula Kajeng Kliwon Pamelastali atau Kajeng Kliwon yang dilaksanakan saat hari Minggu wuku Watugunung.
(*)