GURU NGAJI di Pangalengan Bandung Cabuli 12 Murid Laki-lakinya, Gunakan Modus Mengajak Menginap
Seorang oknum guru ngaji di Pangalengan ditangkap Polresta Bandung karena mencabuli 12 murid laki-lakinya
Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.CO, BANDUNG – Kembali terjadi, oknum guru ngaji di Pangalengan, Bandung cabuli 12 murid-muridnya.
SS berusia 39 tahun seorang guru ngaji hanya bisa tertunduk malu dengan tangan terborgol saat digiring pihak kepolisian ke Mapolresta Bandung pada Senin 18 April 2022.
Diketahui SS mencambuli korbannya yang kini berjumlah 12 orang.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Polisi Resort Bandung (Kapolresta), Kombes Pol Kusworo Wibowo.
Menurut Kusworo dari 12 korban pencabulan guru ngaji yang teridentifikasi saat ini, merupakan anak laki-laki yang berusia rata-rata 10 tahun hingga 11 tahun.
Baca juga: Tak Puas Herry Wirawan Dihukum Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding Agar Guru Cabul Itu Dihukum Mati
Baca juga: Modus Transfer Ilmu Tenaga Dalam, Guru Ngaji Privat Cabuli 11 Murid
"Tidak menutup kemungkinan nanti ada korban-korban lain, yang juga melaporkan, dan ini tentunya akan kami komportir, dan akan kami jadikan berkas," ujar Kusworo, di Mapolresta Bandung pada Senin 18 April 2022 dikutip Tribun-Bali.com dari TribunJabar.id pada Selasa 19 April 2022 dalam artikel berjudul Muslihat Guru Ngaji Bejat di Pangalengan Bandung Perdaya Muridnya, Diajak Nginap hingga Berendam.
"Bisa jadi karena sampai saat ini cukup lama, dari durasi 2017 sampai 2022. Sudah 5 tahun, dan sementara 12 ini yang baru memberikan keterangan, bahwa yang bersangkutan atau tersangka telah melakukan perbuatannya," lanjutnya.
Modus Digunakan SS
Lebih lanjut, Kusworo mengungkapkan dalam menjalankan aksi bejatnya, SS menggunakan beberapa modus untuk menarik korbannya.
Salah satunya adalah dengan mengajak murid-muridnya menginap.
"Modus yang dilakukan, yang pertama ketika muridnya telah belajar terlalu lama, sehingga diajak bermalam oleh gurunya tersebut. Kemudian pada malam hari dilakukan pelecehan seksual tersebut," kata Kusworo.
Selain mengajak para korbannya menginap, diketahui SS juga menggunakan modus dengan cara mengantar muridinya pulang.
Ia pun mengatakan jika SS sering kali menggunakan tempat pemandian air panas sebauh tempat melancarkan aksinya.