Berita Badung

Tanggapan FSP Bali Cabang Badung Terkait Perselisihan Karyawan dan Perusahaan Pariwisata

Tanggapan FSP Bali Cabang Badung Terkait Perselisihan Karyawan dan Perusahaan Pariwisata

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Komang Agus Aryanta
Ketua FSP Bali Cabang Badung I Wayan Suyasa. 

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Tanggapan FSP Bali Cabang Badung Terkait Perselisihan Karyawan dan Perusahaan Pariwisata.

Federasi Serikat Pekerja (FSP) Bali Cabang Badung mengakui adanya perselisihan antara perusahaan dan karyawan di Kabupaten Badung.

Pihaknya menduga perselisihan itu terjadi pada perusahaan-perusahaan yang baru berkembang.

"Kalau kami sebenarnya di FSP Bali saling menghargai, karena  ada organisasinya," kata Ketua FSP Bali Cabang Badung I Wayan Suyasa saat dikonfirmasi Selasa 19 April 2022.

Wakil Ketua I DPRD Badung itu juga mengaku beberapa karyawan yang melaporkan perselisihan kemungkinan tidak ikut organisasi.

Sehingga secara pribadi dan kelompok mengadu ke Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Badung.

"Kami juga menyadari pada saat situasi pandemi lama, mereka istilahnya tidak dipekerjakan. Meski sudah ada tamu, tapi kan tidak signifikan," ucapnya.

Suyasa menduga perusahaan yang bermasalah adalah perusahaan atau akomodasi pariwisata yang sedang berkembang atau yang belum lama beroprasi.

"Jadi nanti kalau di FSP juga akan berkoordinasi dengan pemerintah, khusunya Kabupaten Badung. Kami ingin menyambut pembukaan pariwisata, agar pemerintah memfasilitasi pekerja untuk bisa bekerja kembali di perusahaan tempat mereka bekerja dulu," bebernya.

Disinggung mengenai apa saat ini sudah ada pekerja yang dipekerjakan kembali, politisi Partai Golkar itu mengaku sudah ada hanya saja jumlahnya tidak banyak.

Pihaknya memaklumi kondisi tersebut karena pariwisata belum pulih sepenuhnya, wisatawan yang datang baru di angka seribu per hari.

"Jumlah kamar kan hampir 100 ribu di Badung. Mungkin hotel yang bintang 5 yang mendapat tamu, karena mereka saat ini kan banting harga. Sehingga pasti tamu memilih fasilitas yang bagus namun harga yang murah," ungkapnya.

Pihaknya kembali mempertegas, untuk pekerja yang ikut organisasi atau FSP sampai saat ini belum ada yang sampai berselisih keras, antara perusahaan dan pekerja bisa saling menghargai.

"Jadi saran saya, harus dikomunikasikan, kami maklumi kondisi pandemi melumpuhkan ekonomi di Bali, khususnya Badung. Namun kita patut bersyukur saat ini sudah mulai bangkit, dan kunjungan wisatawan juga sudah ada," imbuhnya.

Seperti diketahui, meski pariwisata di Bali sudah dibuka, namun perselisihan antara perusahaan dan karyawan di Kabupaten Badung masih banyak terjadi.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved