Berita Bali

TUJUH Ekor Anjing Mati Tak Wajar di Sebuah Rumah di Tabanan, Tinggal Kerangka dan Tulang Belulang

TUJUH Ekor Anjing Mati Tak Wajar di Sebuah Rumah di Tabanan, Tinggal Kerangka dan Tulang Belulang

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Widyartha Suryawan
Dok. Yayasan BAWA
Tulang belulang anjing yang mati di dalam kandang di sebuah rumah tak layak huni di Banjar Dukuh, Desa Dauh Peken, Tabanan, Bali. - TUJUH Ekor Anjing Mati Tak Wajar di Sebuah Rumah di Tabanan, Tinggal Kerangka dan Tulang Belulang 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Yayasan BAWA (Bali Animal Welfare Association) mengungkap temuan tujuh ekor anjing yang mati tak wajar dengan kondisi mengenaskan.

Anjing-anjing yang hanya tersisa tulang belulang itu ditemukan di dalam sebuah rumah tidak layak huni di Kawasan Banjar Dukuh, Desa Dauh Peken, Tabanan, Bali.

Temuan ini juga viral di media sosial. Akun Twitter @Mei2_Namaku membuat utas cerita tentang kisah "Horor" anjing di dalam rumah yang mati tak terawat di dalam kandang.

Diketahui, ketujuh ekor anjing tersebut diduga mati kelaparan dan tak terawat di dalam kerangkeng.

Ada juga yang ditemukan di toilet serta areal rumah lain yang sudah ditumbuhi ilalang.

Bahkan, ada anjing yang hanya terlihat bulu dan tulang belulang saja di dalam kandangnya.

Sementara itu, sebanyak tiga ekor anjing lainnya berhasil direscue oleh pihak BAWA dalam kondisi hidup.

TUJUH Ekor Anjing Mati Tak Wajar di Sebuah Rumah di Tabanan, Tinggal Kerangka hingga Tulang Belulang
TUJUH Ekor Anjing Mati Tak Wajar di Sebuah Rumah di Tabanan, Tinggal Kerangka hingga Tulang Belulang (Dok. Yayasan BAWA)

HR dan Program Manager Yayasan BAWA, Hendra menjelaskan kasus anjing mati tak wajar seperti ini baru pertama kali ditemukan di Bali oleh Yayasan BAWA.

Pihaknya pun langsung meminta atensi pihak kepolisian Polres Tabanan dan ditindaklanjuti dengan penyelidikan.

"Ceritanya berawal pada tanggal 25 Maret kita menerima laporan dari tetangga di lokasi tersebut yang mencium bau tidak enak di rumah tersebut.

Tim BAWA mengecek dan berkoordinasi dengan aparat desa terlebih dahulu dan bersama kepolisian. Keesokan harinya masuk, berhasil menyelamatkan 3 ekor anjing, 1 ekor diadopsi tetangga dan 2 kami bawa ke klinik.

Sedangkan 7 ekor lainnya sudah menjadi tulang belulang," ungkap Hendra kepada Tribun Bali, Jumat 22 April 2022.

Pelaku Diduga Mengeruk Keuntungan dari Donasi

Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh pihak BAWA, diduga pelaku seorang perempuan berinisial ANT yang kini tengah diselidiki pihak kepolisian.

ANT menyewa rumah tersebut untuk penampungan atau penitipan hewan khususnya anjing tersebut, namun kondisinya tak terawat dan tak layak untuk kesehatan dan kesejahteraan hewan.

Hendra menggambarkan kondisi rumah tempat penemuan kerangka anjing tersebut, kondisinya sangat tidak layak huni, berupa lahan dengan bangunan semi permanen dari triplek serta sudah ditumbuhi ilalang tumbuhan-tumbuhan liar, penuh debu dan berserakan kotoran.

Rumah tersebut berdampingan langsung dengan rumah para tetangga. Di rumah tersebut, kata Hendra, ANT hanya datang satu kali sehari setiap malam hari, itupun tidak setiap hari.

"Kondisi penampungan dan rumah sama sekali tidak layak dari segi kesehatan dan kesejahteraan hewan maupun manusia," ucapnya.

"Saat ini masih dalam penyelidikan kepolisian. Yang bersangkutan hanya mengambil anjing liar atau ada indikasi juga menerima penitipan dari orang asing atau lokal," ujar dia.

Anjing-anjing yang telah mati tersisa tulang belulang itu diduga terlantar sejak 3-4 bulan yang lalu dan kondisinya beberapa terkunci di dalam kandang sehingga tidak bisa keluar.

Praktis, kurun waktu selama itu, anjing tersebut tidak mendapat asupan nutrisi makanan dan minuman dengan kondisi terkurung di kandang.

"Kondisinya beberapa yang kita temui anjing tersebut tinggal kulit di dalam kandang, dan kerangka-kerangka tulang belulang. Dari pemeriksaan ada 7 anjing, dan kasus ini mengarah pada seorang wanita berinisial ANT," ucapnya.

Kasus kematian anjing-anjing secara tak wajar itu memang sempat ramai di media sosial.

Bahkan, pelaku diduga mengeruk donasi pihak luar untuk mengadopsi anjing yang dititipkan padanya, tetapi ternyata anjing-anjing tersebut tidak benar-benar dirawat olehnya.

Terkait dugaan tersebut, Hendra mengaku tak ingin berasumsi dan menyerahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian.

"Kita tidak berani berasumsi takutnya salah, tapi sekilas di media sosial, yang bersangkutan memang gencar mengadopsikan. Indikasi memang ada beberapa orang yang mentransferkan dana ke beliau menitipkan atau memelihara," tutup Hendra. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved