Konflik Rusia vs Ukraina
Diundang Jokowi ke G20, Zelensky Sebut Indonesia Dukung Kedaulatan dan Integritas Teritorial Ukraina
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky sebut Pemerintah Indonesia mendukung kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.
TRIBUN-BALI.COM – Diudang Jokowi ke G20, Zelensky Sebut Indonesia Dukung Kedaulatan dan Integritas Teritorial Ukraina
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky sebut Pemerintah Indonesia mendukung kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.
Hal tersebut pun diketahui, diungkapkan Zelensky lewat akun Twitter resminya pada Rabu 27 April 2022.
Selain itu, Zelensky pun turut menulis jika dirinya dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengadakan pembicaraan.
“Baru saja berbicara dengan Presiden Indonesia Jokowi. Saya berterima kasih atas dukungan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina, khususnya untuk posisi jelas di PBB,” kata Zelensky dikutip Tribun-Bali.com dari @ZelenskyyUa pada Kamis 28 April 2022.

Kemudian ia pun mengungkapkan jika telah diundang dalam pertemuan Presidensi Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada November mendatang.
“Keamanan pangan juga didiskusikan. Saya mengapresiasi undangan (Jokowi) kepada saya untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi G20,” lanjut Zelensky.
Baca juga: Zelensky Sebut Telah Diundang ke G20 Indonesia oleh Jokowi, Akan Bertemu dengan Putin?
Istana kepresidenan dan kantor sekretaris negara Indonesia tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Mengutip dari CAN lewat Tribunnews.com pada Kamis 28 April 2022 dalam artikel berjudul Diundang Jokowi ke KTT G20, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky: Terima Kasih atas Dukungannya, Ukraina bukan anggota G20, tetapi ketua kelompok itu sebelumnya telah mengundang negara-negara sebagai tamu untuk bergabung dalam pertemuan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah tidak segera mengkonfirmasi undangan Zelensky saat dihubungi Reuters, tetapi mengatakan bahwa menteri luar negeri telah "berkonsultasi" dan melaporkan hasilnya kepada Jokowi.
Dia tidak merinci dengan siapa konsultasi itu dilakukan.
G20 telah mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, yang sekarang dalam minggu kesembilan, telah meningkatkan ketegangan geopolitik, mengirimkan gelombang kejutan melalui ekonomi global dan memicu krisis kemanusiaan.
Beberapa anggota G20 telah menyerukan agar Rusia dan Presiden Vladimir Putin dikeluarkan dari pertemuan puncak para pemimpin di Bali pada bulan November.
Tetapi Indonesia telah menolak membuat keputusan terlalu dini.
Pada pertemuan pejabat keuangan G20 di Washington pekan lalu, delegasi dari Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada meninggalkan delegasi Rusia .
Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa badan tersebut menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya tetapi menyerukan kerja sama untuk mengatasi hambatan yang memperlambat pertumbuhan global.
AS Ancam Tak Datang Jika Rusia Tetap Diundang di G20
Invasi Rusia ke Ukraina yang diluncurkan sejak Februari lalu menjadi bola panas yang turut menerjang KTT G20.
Baca juga: Diduga Jual Iphone Bodong, Bule Rusia Diamankan Polsek Kuta Utara
Negara-negara Barat yang selama ini mendukung Ukraina meminta Indonesia mempertimbangkan kondisi yang disebabkan invasi Rusia.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen bahkan sempat mengancam tidak mengikuti sejumlah forum G20 jika Rusia tetap diundang.
Pada 20 April lalu, delegasi AS, Kanada, dan Inggris Raya hengkang dari forum keuangan G20 di Washington ketika delegasi Rusia tengah berbicara.
Ketika Yellen mengancam boikot pada awal April lalu, Teuku Faizasyah menyebut Indonesia enggan mengomentari pernyataan tersebut. Ia juga menambahkan bahwa Indonesia berharap KTT G20 tetap bisa dihadiri seluruh anggota, tak terkecuali Rusia.
Ukraina Tuduh Rusia Peras Eropa
Andriy Yermak, kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelinsky, mengatakan Rusia memulai pemerasan gas Eropa.
“Rusia sedang mencoba untuk menghancurkan persatuan sekutu kami. Rusia juga membuktikan bahwa sumber daya energi adalah senjata. Itulah mengapa Uni Eropa perlu bersatu dan memberlakukan embargo pada sumber daya energi, merampas senjata energi Rusia dari Rusia,” ujarnya dikutip Tribun-Bali.com dari CNA pada Kamis 28 April 2022.
Pada pembicaraan pertahanan di Jerman, Amerika Serikat mengatakan dunia harus melawan invasi Rusia ke Ukraina.
Akibat invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina menyebabkan ribuan orang tewas atau terluka, kota-kota menjadi puing-puing, dan memaksa lebih dari 5 juta orang mengungsi ke luar negeri.
Moskow menyebut tindakannya sebagai "operasi khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari fasis.
Sedangkan, Ukraina dan pihak Barat menyebut ini sebagai dalih palsu untuk perang tak beralasan, merebut wilayah dalam sebuah langkah yang telah memicu kekhawatiran konflik yang lebih luas di Eropa yang tak terlihat sejak Perang Dunia II.
(*)