Berita Gianyar
Pariwisata Ubud Mulai Bergeliat, Banyak Didatangi Wisdom dan Wisman
Pariwisata Ubud yang berada di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali sudah mulai menggeliat
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pariwisata Ubud yang berada di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali sudah mulai menggeliat, Rabu 4 Mei 2022.
Di mana wisatawan domestik (wisdom) dan wisatawan mancanegara (wisman) terlihat sudah banyak yang lalu lalang di sepanjang jalan.
Toko sovenir dan restoran yang sempat tutup dan ada yang sempat beralih sebagai toko kelontong pun kini telah beroperasi normal, memfokuskan jasanya untuk melayani wisatawan.
Selain itu, para sopir pariwisata yang selama dua tahun lebih sempat tak terlihat, karena beralih provesi menjadi pedagang hingga buruh bangunan, kini telah terlihat lagi di sana.
Baca juga: 129.663 Wisdom Masuk Bali, Lewat Bandara Ngurah Rai Naik 91 Persen
Mereka berkumpul di luar Puri Agung Ubud hingga sepanjang jalan di Ubud, menantikan adanya wisatawan yang menggunakan jasa mereka.
Di tengah mulai bangkitnya pariwisata Ubud ini, persoalan klasik kembali terlihat di sana. Yakni larangan untuk sopir online.
Pada Rabu pagi, terlihat sopir online sedang mengangkut penumpang di depan Puri Agung Ubud.
Sontak seorang sopir konvesional mendekati, lalu meminta sopir online tersebut agar jangan lagi mengangkut penumpang ke Ubud.
Di tengah ramainya wisatawan, Puri Agung Ubud pun saat ini telah kembali dibuka.
Baik membuka pintu masuk puri hingga membuka kembali pementasan seni.
Seperti diketahui, sebelum pandemi Covid-19, Puri Agung Ubud menyajikan pementasan kesenian pada malam hari.
Saat pandemi, pementasan sempat vakum karena sepinya wisatawan.
Ada hal yang berubah dari wajah Ubud saat ini.
Di mana, Pasar Tradisional Ubud yang menjual sovenir kas Bali, saat ini sudah rata tanah.
Hal itu dikarenakan Pemerintah Kabupaten Gianyar akan membangun ulang pasar.
Di mana pasar tersebut bukan hanya tertata dari segi kiosnya.
Tetapi juga akan disediakan baseman, agar pengunjung tidak parkir di bahu jalan lagi.
Seorang pedagang sovenir di Ubud, Pak Ketut mengatakan, sangat disayangkan ketika wisatawan sudah mulai ramai, pasar justru dibongkar.
Karena itu, ia pun terpaksa berjualan di atas trotoar.
"Astungkara, pembeli sudah mengalami peningkatan. Harapan kami agar pemerintah lebih menggencarkan promosi agar wisatawan lebih banyak lagi," kata Ketut saat ditemui di depan bekas Pasar Tradisional Ubud. (*)
Kumpulan Artikel Gianyar