Berita badung
Macet Belum Tentu Ramai, Pengusaha Lokal di Badung Ini Tetap Bersyukur
Keramaian Bali oleh pengunjung digadang-gadang akan menjadi tonggak kebangkitan.
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Keramaian Bali oleh pengunjung digadang-gadang akan menjadi tonggak kebangkitan.
Ya, siapa yang tak bahagia melihat Bali yang dulu sepi, kini sudah ramai kembali.
Bahkan kemacetan di jalan raya tidak menjadi keluhan bagi masyarakat.
Mereka menyambut kemacetan dengan bahagia.
Baca juga: Kunjungan Wisatawan Melonjak Selama Libur Lebaran di Bangli, Arta: Kintamani Masih Menjadi Favorit
Hal ini dikarenakan macet menandakan Bali telah kembali selayaknya peradaban sebelum pandemi.
Namun, siapa sangka pengusaha lokal di Bali belum semua bisa merasakan dampak yang signifikan.
Banyak dari mereka yang masih ragu untuk memulai kembali usahanya.
Sehingga jika dilihat lebih dalam, banyak toko atau usaha di sekitar objek wisata yang tutup.
Kemacetan mampu mengalihkan dan menyembunyikan mereka yang masih menutup pintu usaha.
Seperti yang dilakukan Bagus, salah satu pengusaha di Kuta, Badung, Bali.
Menurutnya kondisi saat ini masih belum stabil, walaupun di jalan sudah terjadi kemacetan.
Oleh karena itu, dirinya sendiri belum berani mengoperasikan kembali usahanya.
"Saya punya usaha sewa kendaraan di pinggir pantai. Tapi belum berani saya buka, karena kondisinya masih ga nentu. Biar je di jalan (raya) macet, tapi kan yang jalan di trotoar masih sedikit," ujar Bagus.
Menurutnya indikator jumlah wisatawan dapat dilihat melalui pejalan kaki di trotoar.
Semakin banyak yang berjalan di trotoar, semakin banyak pengunjungnya.