MotoGP
Pecco Bagnaia Dituding Curang Dalam Balap MotoGP Jerez, Bos Ducati Langsung Pasang Dada
Diduga curang saat bertanding, Bos Ducati langsung pasang dada soal kemenangan Pecco Bagnaia
Penulis: Ngurah Adi Kusuma | Editor: Ngurah Adi Kusuma
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kemenangan Pecco Bagnaia dalam seri MotoGP yang berlangsung di Jerez, Spanyol membuatnya menjadi yang tercepat dalam balapan tersebut.
Kemenangan ini dianggap akibat dari kecurangan karena adanya perbedaan tekanan ban sehingga Pecco Bagnaia mampu finish di posisi pertama.
Tidak tinggal diam, Direktur balap Ducati, Gigi Dall'Igna lantang membela diri terhadap tuduhan yang dilayangkan tentang dugaan kecurangan Pecco Bagnaia di sirkuit Jerez, Spanyol.
Seperti dilansir dari Speedweek, Pecco Bagnaia berhasil keluar sebagai pembalap yang tercepat dengan menorehkan waktu 41:00.554 menit untuk menyelesaikan 25 lap.
Namun ada dugaan kecurangan akibat dari kurangnya tekanan ban sehingga dianggap ilegal selama melakukan 25 dari 25 lap tersebut.
Sejak GP Mugello pada tahun 2016, kejuaraan MotoGP menentukan tekanan ban minimum adalah 1,9 bar untuk slick depan dan 1,7 bar untuk slick belakang. Di Moto2, 1,5 bar diperbolehkan di belakang.
Namun masih ada kesepakatan bersama dari 6 anggota aliansi pabrikan MSMA bahwa pelanggaran ringan tidak akan dihukum.
Gigi Dall'Igna mengungkapkan bahwa dia tidak bisa menjelaskan banyak tentang hal yang sedang menjadi perbincangan tersebut.
“Tidak banyak yang bisa dijelaskan tentang hal ini,” ungkap direktur Ducati tersebut.
Dia juga mengungkapkan bahwa dia dan timnya sedang mencari sistem yang handal yang bisa digunakan untuk mengukur tekanan ban dengan lebih akurat.
“Kami mencari sistem yang andal yang dapat kami gunakan untuk mengukur tekanan ban. Masalah dengan aturan saat ini adalah bahwa tekanan tergantung pada apakah Anda tergelincir atau tidak.”
Dia mengatakan bahwa 6 anggota aliasi pabrikan MSMA masih melakukan diskusi tentang banyak putaran yang harus dilakukan agar masih bisa tetap berada diatas nilai minimum yang ditentukan.
“MSMA masih mendiskusikan berapa banyak putaran yang harus Anda jalani agar tetap di atas nilai minimum yang ditentukan oleh Michelin untuk alasan keamanan dan putaran mana yang harus digunakan.” ungkap Gigi Dall'Igna.
Direktur Ducati tersebut juga mengungkapkan bahwa masalah tekanan ban tersebut merupakan masalah keamanan yang penting karena ketentuan ban belakang dan ban depan memiliki masalah yang berbeda.
“Ini juga masalah keamanan yang sangat penting. Jika relatif mudah bagi ban belakang untuk bergerak dalam nilai yang ditentukan Michelin bagi kami, itu sangat rumit untuk ban depan. Tekanan ban, yang tergantung pada suhu, sangat tergantung pada apakah Anda mengemudi di slipstream atau tidak.” Kata direktur Ducati tersebut