Berita Bali

VIRUS PMK! Bali Masih Aman, Pemerintah Ingatkan Tetap Waspada 

Berita penyakit mulut dan kuku (PMK), yang menyerang sapi di Jawa Timur membuat peternak sapi di Bali ketar-ketir.

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Yunia
I Made Arthawan selaku Sub Koordinator Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Provinsi Bali. 

 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR -  Berita penyakit mulut dan kuku (PMK), yang menyerang sapi di Jawa Timur membuat peternak sapi di Bali ketar-ketir.


Bagaimana tidak, sebanyak 1.247 sapi dikabarkan terjangkit PMK pada awal Mei 2022 lalu.


Merespon hal tersebut, I Made Arthawan, Sub Koordinator Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Provinsi Bali, mengatakan hingga saat ini Bali masih aman dari virus PMK.

Baca juga: VIRUS PMK! Tiga Pasar Hewan di Karangasem Tetap Beroperasi


"Seminggu yang lalu ada laporan ternak babi, yang sakit di Perean Kangin, namun syukurnya itu bukan PMK.

 

Di Desa Depeha, Buleleng juga ada laporan, sehingga pemeriksaan dan investigasi yang secara klinis tidak menunjukan gejala.


Tapi kami tetap melakukan pengambilan sampel dan swabnya," jelas I Made Arthawan.

Baca juga: VIRUS PMK, Dispertan Badung Akan Kumpulkan Puskeswan dan Pantau Sentra Ternak Serta Pasar Beringkit


Namun hal itu tetap membuat pihaknya, bergerak dan menindaklanjuti berita PMK tersebut.


Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, telah menindaklanjuti informasi PMK yang sekarang sudah menyebar di masyarakat.

Kabupaten dan kota terkait, telah dikirimi surat per 6 Mei terkait kewaspadaan penyebaran PMK di Bali.

Sapi-sapi di Pasar Beringkit yang akan dijual ke Pulau Jawa
Sapi-sapi di Pasar Beringkit yang akan dijual ke Pulau Jawa (TRIBUN BALI/ I Komang Agus Aryanta)


Surat juga telah dikirimkan, ke beberapa lokasi yang berkaitan dengan penyebaran PMK.


Lokasi tersebut diantaranya :

Karantina Pertanian Kelas 1 Denpasar.

KP3 Gilimanuk dan Padangbai.

Baca juga: VIRUS PMK Buat Pengiriman Ternak Jawa-Bali Lockdown, Peternak Butuh Solusi!


Banyaknya lokasi yang berkaitan, dengan penyebaran PMK inilah.

Yang menjadi kewaspadaan masyarakat Bali.


Walau dibatasi dengan lautan

I Made Arthawan, tetap mengingatkan kepada masyarakat Bali untuk waspada. 


Bali dan Jawa Timur, tetap bertetangga.

Serta memiliki arus lalu lintas tinggi, baik orang, barang, ternak, dan produk hewan serta lainnya.

AREAL PERTANIAN- Ternak sapi milik petani Banjar Manyar tengah merumput di sawah petani yang berdekatan dengan bibir pantai, Kamis (4/12).
AREAL PERTANIAN- Ternak sapi milik petani Banjar Manyar tengah merumput di sawah petani yang berdekatan dengan bibir pantai, Kamis (4/12). (Tribun Bali)

 


Langkah antisipatif pun dilakukan, dengan koordinasi baik secara langsung dan tidak langsung.

 

Berbagai lapisan stakeholder, mulai dari tim kesehatan hewan.

Dinas kabupaten dan kota.

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

Karantina Pertanian.

Hingga Balai Besar Veteriner Denpasar, turut dilibatkan.

Baca juga: Pengiriman ke Luar Bali Disetop Akibat PMK, Harga Sapi Bali Merosot Tajam


Segala hasil koordinasi, langsung diserahkan ke pemerintah melalui Komisi II DPRD Provinsi Bali.


"Saat ini kami sedang menyusun SK gugus tugas terkait penanganan PMK.


Kami juga sedang menyusun SK Gubernur Bali, tim teknis penanganan PMK dari dinas yang 13 Mei segera digarap.


Doakan saja semoga semuanya bisa ditindaklanjuti," harapnya.  (*) 

 

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved