Liga Italia

Hot Scudetto 2021/2022: Penyebab Inter Milan 'Melempem' Bersaing dengan AC Milan, Lalai Inzaghi

I Nerazzurri atau Inter Milan kini hanya bisa pasrah dan berharap pada keberuntungan untuk menyegel juara Liga Italia atau Scudetto 2021/2022.

Editor: Ady Sucipto
dok twitter@inter_en
Pelatih Inter Milan Simone Inzaghi terlihat memberikan instruksinya kepada Hakan Calhanoglu di laga Inter Milan vs Liverpool di Liga Champions 2021/2022 di Stadion Giuseppe Meazza, Kamis 17 Februari 2022 dini hari tadi. Hasil akhir Inter Milan kalah 0-2 dari Liverpool. 

TRIBUN-BALI.COM – I Nerazzurri atau Inter Milan kini hanya bisa pasrah dan berharap pada keberuntungan untuk menyegel juara Liga Italia atau Scudetto 2021/2022.

Setelah sempat mencicipi jadi penguasa sementara klasemen Serie A di awal hingga pertengahan musim, tim racikan Simone Inzaghi kini dikudeta AC Milan.

Memasuki pekan terakhir Liga Italia Serie A pekan 38, Inter Milan faktanya terpaut dua poin dari AC Milan yang kini jadi pemimpin klasemen.

Beragam analisis pun muncul terkait melempemnya skuat Inter Milan di tengah persaingan Scudetto 2021/2022 dengan rivalnya.

Satu di antaranya adalah faktor pasukan Simone Inzaghi yang banyak kehilangan poin di laga krusial.

Sebelum takluk oleh Bologna di pekan 34, Inter Milan menuai hasil imbang kontra Torino di pekan ke-28.

Gelandang Inter Milan asal Italia, Nicolo Barella (tengah) melakukan selebrasi dengan bek Inter Milan Slovakia Milan dari Skriniar (CR) dan penyerang Inter Milan Lautaro Martinez (kiri) setelah membuka skor pada pertandingan final Piala Italia (Coppa Italia) antara Juventus dan Inter pada 11 Mei 2022 di stadion Olimpiade di Roma. (Photo by FILIPPO MONTEFORTE / AFP)
Gelandang Inter Milan asal Italia, Nicolo Barella (tengah) melakukan selebrasi dengan bek Inter Milan Slovakia Milan dari Skriniar (CR) dan penyerang Inter Milan Lautaro Martinez (kiri) setelah membuka skor pada pertandingan final Piala Italia (Coppa Italia) antara Juventus dan Inter pada 11 Mei 2022 di stadion Olimpiade di Roma. (Photo by FILIPPO MONTEFORTE / AFP) (FILIPPO MONTEFORTE / AFP)

Baca juga: Masa Depan Zlatan Ibrahimovic di AC Milan Segera Temui Kepastian, akan Diorbitkan Dijajaran Top Ini?

Baca juga: Duel Sassuolo vs AC Milan, Tuan Rumah Sesumbar Siap Beri Pelajaran & Kacaukan Scudetto Rossoneri

Inter Milan lagi-lagi hanya bermain imbang melawan tim papan tengah, Fiorentina dengan skor yang sama pada giornata 29.

Sebelum tiga hasil mengecewakan tersebut, Penampilan Inter Milan juga mengalami penurunan yang drastis.

I Nerazzurri sempat mengalami paceklik dengan gagal mencetak gol di empat laga beruntun baik di ajang kontinental maupun domestik.

Jika dikalkulasi, Inter Milan telah gagal mencetak gol di empat laga beruntun saat melawan Liverpool, Sassuolo, Genoa, dan AC Milan.

Namun, alih-alih bergegas mencari obat penawar, sang juru taktik, Simone Inzaghi justru tak terlalu memusingkan hal tersebut, ia beranggapan bahwa anak asuhnya telah bermain menekan dan tampil dominan.

“Saya sadar akan ada berita besar, jika kami tak mencetak gol pada empat laga. Tetapi, kami tengah mengerjakannya. Kami memiliki striker bertalenta yang segera berada dalam kondisi bagus,” kata Inzaghi dilansir Football Italia.

“Tentu ada efek psikologis, karena kami terus menekan dengan intensitas tinggi selama November, Desember, dan Januari," lanjutnya.

Optimisme Inzaghi sebenarnya sempat terbukti, Inter mampu meraih 5 kemenangan beruntun setelahnya.

Reaksi pelatih kepala Inter Milan Italia Simone Inzaghi selama pertandingan semifinal Piala Italia (Coppa Italia), leg kedua antara Inter dan AC Milan pada 19 April 2022 di stadion San Siro di Milan. MIGUEL MEDINA / AFP
Reaksi pelatih kepala Inter Milan Italia Simone Inzaghi selama pertandingan semifinal Piala Italia (Coppa Italia), leg kedua antara Inter dan AC Milan pada 19 April 2022 di stadion San Siro di Milan. MIGUEL MEDINA / AFP (MIGUEL MEDINA / AFP)

Baca juga: Eric ten Hag dan Manchester United Siap Bajak Pemain Incaran AC Milan Ini, Rossoneri Was-was?

Baca juga: HOT TRANSFER AC Milan: Kedatangan Haaland Bikin Rossoneri Atur Rencana Gaet Gabriel Jesus Dari City

Namun, secara permainan, Inter banyak mengalami penurunan dibandingkan dengan superioritas mereka di awal musim yang mampu meraih kemenangan dengan skor mencolok.

Ya, degradasi performa yang dialami Nerazzurri memang menjadi hal yang mengejutkan, pasalnya mereka selalu tampil agresif dan menjadi tim produktif sejak awal musim.

Inter Milan hingga saat ini menjadi tim dengan jumlah gol paling banyak di Liga Italia dengan dulangan 81 gol dari 37 pertandingan.

Pertanyaannya, apa yang membuat Nerazzurri mengalami penurunan performa di partai-partai krusial?
Simone Inzaghi dikenal sebagai pelatih idealis dengan skema yang ia usung.

Di seluruh pertandingan Nerazzurri musim ini ia selalu bermain dengan skema 3-5-2.

Tak pernah ada kontra strategi yang ia lakukan dengan bermain memakai empat bek ataupun menggunakan 3 striker di depan.

Lawan pun mulai mampu membaca permainan dan titik lemah Inter Milan, permainan kolektif yang diusungnya diakali lawan dengan bermain lebih menekan di area tengah.

Dilansi FBref, di 17 pertandingan Inter Milan terakhir, mereka hanya mampu mengumpulkan rata-rata penguasaan bola sebanyak 57.14 % .

Jauh turun dibanding pertandingan yang sudah dijalani Nerazzurri dalam partai-partai sebelumnya.

Pasukan Inzaghi itu mengumpulkan rata-rata penguasaan bola sebanyak 60.1 % .

Dengan ditekannya lini tengah Inter Milan maka kesempatan mereka untuk mengalirkan bola ke depan pun makin sedikit.

Kombinasi yang biasa dilakukan Barella dan Calhanoglu untuk melayani dua striker di depan pun mulai menurun intensitasnya.

Gelandang Inter Milan Nicolo Barella merayakan setelah membuka skor selama pertandingan sepak bola final Piala Italia (Coppa Italia) antara Juventus dan Inter pada 11 Mei 2022 di stadion Olimpiade di Roma. (Photo by FILIPPO MONTEFORTE / AFP)
Gelandang Inter Milan Nicolo Barella merayakan setelah membuka skor selama pertandingan sepak bola final Piala Italia (Coppa Italia) antara Juventus dan Inter pada 11 Mei 2022 di stadion Olimpiade di Roma. (Photo by FILIPPO MONTEFORTE / AFP) (FILIPPO MONTEFORTE / AFP)

Baca juga: Terungkap, Alasan Guardiola Ngebet Datangkan Bastoni dari Inter Milan, Mirip Bek Top Juventus Ini

Baca juga: Hot Bursa Transfer Liga 1 2022: Bekas Pemain Inter Milan Ini Bakal Diakusisi Persebaya Surabaya?

Striker yang paling sering dimainkan Inzaghi adalah Edin Dzeko dan Lautaro Martinez, keduanya merupakan pemain yang memiliki tipikal target man dan membutuhkan pelayan untuk mencetak rentetan gol.

Jika tak ada kreativitas dan sumber umpan yang matang dari lini tengah, maka torehan gol mereka pun juga ikut menurun.

Masalah seperti ini tak boleh dibiarkan Inzaghi jika ingin mempertahankan gelar Liga Italia dan membawa Nerazzurri lebih berprestasi di musim pertamanya menjadi juru taktik.

Apa yang dialami Inzaghi hampir mirip dengan apa yang akhir-akhir ini sedang menjadi masalah Thomas Tuchel di Chelsea.

Sama-sama bermain dengan pakem tiga bek, Chelsea juga sempat terseok-seok di pertengahan musim Liga Inggris.

Namun, Tuchel pun segera peka dengan hal tersebut dan mengubah sistem tiga beknya (3-4-3/3-5-2) dan lebih sering bermain menggunakan pakem 4-3-3 dan 4-2-2-2.

Kedalaman skuat yang dimiliki Chelsea memang membuat Tuchel tak pusing untuk bermain menggunakan sistem apapun sesuai rancangannya.

Hal tersebutlah yang sulit untuk dilakukan Inzaghi, dari skuat yang ia miliki, tak ada nama winger mentereng yang mampu mendongkrak lini serang dari sisi tepi.

Praktis hanya ada Alexis Sanchez dan Joaquin Correa yang mampu berperan menjadi pemain sayap yang apik.

Simone Inzaghi dan Alexis Sanchez di leg kedua babak 16 besar Liga Champions antara Liverpool vs Inter Milan di Anfield di Liverpool, barat laut Inggris pada 8 Maret 2022. Paul ELLIS / AFP
Simone Inzaghi dan Alexis Sanchez di leg kedua babak 16 besar Liga Champions antara Liverpool vs Inter Milan di Anfield di Liverpool, barat laut Inggris pada 8 Maret 2022. Paul ELLIS / AFP (Paul ELLIS / AFP)

Namun, Sanchez tidak lagi dalam usia emasnya, ia telah berusia 34 tahun, untuk bermain agresif lewat sisi tepi jelas akan menguras tenaga pemain asal Chile tersebut.

Kini, Inter Milan hanya mampu berharap pada keberuntungan untuk mengunci gelar Liga Italia.

Berjarak dua angka dari AC Milan yang berada di puncak klasemen, pada giornata terakhir, Nerazzurri hanya bisa berharap Rossoneri kalah melawan Sassuolo dan mereka mampu mengatasi perlawanan Sampdoria.
(Tribunnews.com/Deivor)

>>>baca berita Liga Italia lainnya<<< 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Faktor Inter Milan Kesulitan Raih Gelar Liga Italia: Kepala Batu Inzaghi & Paceklik Gol Nerazzurri

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved