Berita Nasional

Tersebar di Enam Provinsi, Diduga Kasus Hepatitis Akut Berjumlah 14 Orang, 4 Dinyatakan Sembuh

Berikut update pasien hepatitis akut di Indonesia yang disampaikan pemerintah.

PIXABAY
Tersebar di Enam Provinsi, Diduga Kasus Hepatitis Akut Berjumlah 14 Orang, 4 Dinyatakan Sembuh 

4 Pasien Bergejala Dinyatakan Sembuh

Keempatnya dipulangkan tanpa meninggalkan keluhan seperti mual, muntah, demam, atau diare.

"Ada empat sembuh yang dipulangkan. secara klinis enggak ada keluhan. Secara laboratorium normal, enggak menular lagi," kata Syahril di gedung Kemenkes, Jakarta, Rabu (18/5/2022).

Meski tak bisa menulari orang lain, pasien hepatitis yang sembuh dapat mengalami re-infeksi jika bertemu kembali dengan sumber penularan yang sama.

Sehingga masyarakat diimbau tetap waspada terhadap penularan penyakit misterius ini.

"Sama seperti Covid-19 juga, apakah kalau sudah pulang bisa kena Covid-19 lagi? Bisa Hepatitis ini, kalau ketemu lagi sumber penularan yang disebut dengan reinfeksi," ujarnya.

Mengenal Klasifikasi Kasus Hepatitis Akut

Tidak jauh berbeda dengan kasus Covid-19 yang saat itu menggunakan suspek, OTG sampai konfirmasi kasus.

“Sama dengan dulu kasus Covid-19, ada yang suspek, ada yang OTG, dan lain-lain sampai konfirmasi. Nah pada kasus hepatitis pun seperti itu,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH pada konferensi pers, Rabu (18/5/2022) di gedung Kemenkes, Jakarta.

Definisi kasus pertama adalah Confirmed. Saat ini belum ada yang disebut dengan konfirmasi positif oleh WHO karena sedang dalam penelitian.

Kedua Probable, yaitu hepatitis akut (virus non hepatitis A-E), yakni pada saat pemeriksaan laboratorium tidak ada hepatitis A sampai E, SGOT atau SGPT di atas 500 IU/L (internasional unit per liter), dan berusia di bawah 16 tahun.

Baca juga: RSUP Sanglah Sediakan Dua Gedung Khusus, Dinkes Bali: Waspada Gejala Hepatitis Akut

“Untuk kasus ini, pasien tidak terdeteksi hepatitis maka dia salah satu dugaan hepatitis yang belum diketahui penyebabnya, namun hasil laboratorium SGOT atau SGPT di atas 500 IU/L,” tutur dr. Syahril.

Ketiga, Epi-Linked, yaitu hepatitis akut (virus non hepatitis A-E), terjadi di segala usia, dan kontak erat dengan kasus probable.

Keempat, Pending Classification, artinya sedang menunggu hasil pemeriksaan Lab untuk hepatitis A sampai E, tetapi pasien ini sudah tinggi SGOT maupun SGPT nya yakni di atas 500 IU/L, dengan usia di bawah 16 tahun.

Sementara, untuk kasus yang tidak tergolong ke dalam semua definisi kasus tersebut, maka didefinisikan sebagai discarded.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved