Berita Denpasar
Ular Masuk Rumah, Danru Walet 3 BPBD Kota Denpasar Sebut Bermula dari Gorong - Gorong
Putu Ariana (54) selaku Komandan Regu Walet 3, BPBD Kota Denpasar Pos Juanda mengatakan bahwa fenomena ular masuk rumah warga akhir - akhir ini
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Fenomena ular masuk rumah khususnya di Kota Denpasar akhir-akhir ini kerap meresahkan warga.
Putu Ariana (54) selaku Komandan Regu Walet 3, BPBD Kota Denpasar Pos Juanda mengatakan bahwa fenomena ular masuk rumah warga akhir - akhir ini di Kota Denpasar disebabkan oleh cuaca ekstrem.
“Mungkin karena ujan - ujan atau kepanesan, ular itu keluar dia,” ujarnya saat ditemui Tribun Bali pada Jumat 27 Mei 2022.
Baca juga: Tiga Are Bangunan di Jalan Kepundung Denpasar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Ratusan Juta
Lebih lanjut, pria kelahiran Kota Denpasar tersebut menjelaskan bahwa selain cuaca ekstrem, pemangkasan habitat ular untuk dijadikan pemukiman turut mendorong fenomena ular masuk rumah warga.
“Karena kan banyak semua gininya sudah dipangkas sebagai rumah. Karena kan ular - ular itu biasanya masuk ke got ya, dari got itu dia bisa naik ke rumah - rumah dia. Kemungkinan dari got ya, dari lahan kosong kan banyak tumbuh - tumbuhannya nike dipangkas,” jelas Putu Ariana.
Baca juga: Wayan Redun Tewas Terseret Arus, Ditemukan 3,7 Km dari Lokasi Jatuh Saat Hujan Deras di Denpasar
Putu Ariana (54) juga turut menjelaskan bahwa sepengetahuannya, jenis ular yang berbisa yaitu ular kobra dan ular hijau ekor merah.
Untuk jenis ular yang tidak berbisa yaitu ular piton atau sanca.
Mengenai evakuasi ular, Putu Ariana (54) menjelaskan bahwa biasanya evakuasi dilakukan dengan menerjunkan 3 sampai 4 personel, baik untuk ular dengan ukuran kecil maupun besar dengan menggunakan alat bantu berupa stick ular.
Baca juga: PEMKOT Denpasar Tetap Gelar Testing Meski Kasus Covid-19 Melandai
Sedangkan sisa personel berjaga di pos untuk kemudian antisipasi dan evakuasi peristiwa atau bencana lain.
“Tetep kalau kita satu regu berapa orang, 4 orang atau 3 orang berangkat ke sana. Jumlah satu regu itu 8 orang, ada yang 9 orang."
"Kecil atau besar ularnya, kalau pas ada regunya begitu, ada yang berangkat 4 orang, di sini (pos) setengah. Siapa tau ada kejadian 65 atau kebakaran, biar bisa juga bergerak,” jelasnya.
Baca juga: Antisipasi Demam Berdarah dan Cikungunya, Fogging Terus Digencarkan Pemkot Denpasar
Lebih lanjut, Putu Ariana (54) mengaku bahwa dirinya beserta tim belum mendapat pelatihan khusus mengenai evakuasi ular.
“Sebenarnya kan pingin biar ada pelatihan khusus. Mana ular yang sangat berbisa. Pinginnya kan biar ada pelatihan, semua lah biar bisa dan ngerti gitu” terangnya
Selama ini Putu Ariana (54) beserta tim hanya mengandalkan keberanian dan prinsip “lagas” saja. Mengingat ini adalah tugas dan tanggung jawab kepada masyarakat (*)