Berita Bali
JELANG Galungan, Penjualan Penjor Laris Manis di Denpasar
Masyarakat dapat membuat sendiri penjor, atau juga dapat memesannya kepada para pengerajin penjor.Made Mangku Budiarta (38), salah satu pengerajin
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Penjor menjadi salah satu bagian upakara wajib saat Hari Raya Galungan.
Masyarakat dapat membuat sendiri penjor, atau juga dapat memesannya kepada para pengerajin penjor.
Made Mangku Budiarta (38), salah satu pengerajin penjor yang berlokasi di Jalan Kepundung, Denpasar, Bali.
Mengaku bahwa penjualan penjor jelang Hari Raya Galungan saat ini, mengalami peningkatan penjualan meskipun tak terlalu signifikan.

“Tentunya kalau dibilang peningkatan, tidak terlalu ada peningkatan signifikan karena ekonomi orang kan masih gonjang - ganjing seperti ini,” ucapnya.
“Jadi orang masih ragu.
Mereka masih berpikir untuk belanjanya dan lain - lain.
Karena kan memang belum pasti, pasar itu berjalan seperti normal dulu,” ujarnya saat ditemui Tribun Bali pada Senin 30 Mei 2022.
Baca juga: PARIWISATA Bali Diprediksi Membaik, BI Antisipasi Ketersediaan Bahan Pokok Jelang Galungan
Made Mangku Budiarta, juga menjelaskan bahwa peningkatan yang tidak terlalu signifikan juga disebabkan karena adanya persaingan usaha.
“Karena terlalu banyak juga pedagang musiman.
Kalau tiang, kan tidak menjual musiman.
Tiang terus - terusan menjual.
Tiang juga sudah punya langganan,” ujar pria yang telah menjadi pengrajin penjor sejak tahun 2007 tersebut.

Lebih lanjut, Made Mangku Budiarta menerangkan bahwa untuk periode Galungan saat ini.
Dirinya telah mendapat pesanan hingga 50 buah penjor.
“Kalau tiang sudah punya langganan, kurang lebih sekitar 50an nike (itu-red),” terang Made Mangku Budiarta.
Baca juga: Jelang Galungan dan Musim Angin Kencang, PLN Ingatkan Masyarakat Terkait Tinggi Penjor & Layangan
Untuk tetap bertahan dalam usaha pembuatan penjor.
Made Mangku Budiarta, memiliki strategi tersendiri dengan cara mengikuti budget yang dimiliki pembeli.
“Langganan pun karena situasi Covid-19, dulunya beli penjor Rp 300 ribu, Rp 500 ribu, sekarang turun Rp 200 ribu.
Mau tidak mau kami sebagai pedagang apalagi sudah langganan, ya menyesuaikan budget juga agar kami bisa tetep bertahan,” terang Made Mangku Budiarta.
Baca juga: Seminggu Jelang Penampahan Galungan, Harga Daging Babi Berkisar Rp80 Ribu - Rp85 Ribu
Penjor yang dijual oleh Made Mangku Budiarta, berkisar dari Rp 250.000 hingga Rp 500.000.
Harga tersebut tetap sama baik Galungan, Purnama, maupun odalan - odalan.
Made Mangku Budiarta berharap, agar kondisi Bali dapat kembali seperti sedia kala.
Baik dari segi ekonomi maupun segi lainnya.

“Harapan hampir semua masyarakat Bali, apalagi Bali bergantung pada pariwisata.
Supaya kembali normal,” harap Made Mangku Budiarta. (*)