Berita Bali
Jumlah Pengunjung Naik Drastis, Berkah Libur Umanis Galungan dan Vespa World Day di Bali
SAAT perayaan hari raya Galungan tak ada lonjakan penumpang yang menyeberang ke Nusa Penida dari Sanur, Denpasar
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Libur Umanis Galungan dan Vespa World Day (VWD) menjadi berkah tersendiri bagi destinasi wisata Pantai Sanur Denpasar, Objek Wisata Alas Pala atau Sangeh Badung, Desa Penglipuran dan Waterboom Sidembunut Bangli, Kamis 9 Juni 2022.
Jumlah pengunjung meningkat drastis.
Peningkatan pengunjung ini diharapkan berlangsung sampai akhir pekan ini.
Pengunjung Pantai Sanur Denpasar tampak ramai, Kamis pagi.
Baca juga: Umanis Galungan, Pengunjung Pantai Sanur Denpasar Ramai, Penyewa Pelampung Sumringah
Meskipun gelombang agak tinggi, namun tak menyurutkan kedatangan masyarakat ke Sanur.
Beberapa anak yang didampingi orangtuanya terlihat berenang-renang di pantai.
Salah seorang warga yang menikmati Umanis Galungan di Sanur adalah Wayan Dirga (35). Ia datang bersama anak dan istrinya.
Anaknya didampingi sang istri berenang-renang di pantai, sementara dirinya menunggu sambil menikmati lumpia.
“Ini liburan murah meriah di sini. Cuma bayar parkir saja, dan anak sewa pelampung. Juga beli lumpia. Tidak terlalu mahal,” kata Dirga.
Dirga mengatakan, memang lebih memilih pantai saat menikmati liburan.
Ramainya pengunjung pantai Sanur ini membuat pemilik usaha penyewaan pelampung pun sumringah.
Salah satunya dirasakan oleh Ketut Sudama, penyewa pelampung asal Banjar Belong, Sanur, Denpasar, Bali.
“Karena hari raya astungkara ada peningkatan dibandingkan hari biasa, cukup untuk keluarga dan beli beras,” kata Sudama.
Sejak pukul 07.00 Wita hingga pukul 09.00 Wita dia sudah mendapatkan 8 pelanggan.
Untuk satu pelampung ukuran besar biaya sewanya Rp 15 ribu.
Sedangkan ukuran kecil harga sewanya Rp 10 ribu.
“Kebanyakan yang kecil disewa, karena anak-anak biasanya yang nyewa,” katanya.
Saat hari libur maupun hari raya, dalam sehari dirinya bisa menyewakan hingga 20 pelampung.
Sementara saat hari biasa hanya 6 hingga 8 pelampung.
"Saat Covid-19 dulu apalagi, saya cuma bengong di sini nunggu pengunjung," katanya.
Sudama menggeluti penyewaan pelampung dan kano ini setahun lebih. Awalnya ia adalah seorang pekerja pariwisata yakni di restoran.
Namun karena pandemi, ia pun tak bekerja lagi di restoran.
Hingga akhirnya ada satu slot tempat penyewaan pelampung dan dirinya pun mengambilnya.
Di Badung, kunjungan wisatawan ke Objek wisata Aalas Pala atau yang dikenal dengan objek wisata Sangeh meningkat drastis pada umanis Galungan, Kamis.
Bahkan jumlah kunjungan hingga pukul 15.00 wita sudah di angka seribu lebih.
Hal itu pun menjadi angin segar bagi pengelola, mengingat bisa membantu para kera yang menjadi daya tarik wisata kebutuhannya terpenuhi.
Kendati angka tersebut, masih sedikit dibandingkan sebelum adanya Covid-19, namun setidaknya bisa menekan biaya pakan monyet yang ada di objek wisata tersebut.
Pengelola objek wisata Sangeh, Made Mohon mengakui objek wisata Sangeh masih menjadi primadona untuk wisatawan lokal saat libur hari raya.
Biasanya masyarakat Bali untuk refreshing bersama keluarga pergi ke beberapa objek wisata untuk menikmati libur hari raya, salah satunya objek wisata sangeh.
"Kunjungan ini patut kita syukuri. Setidaknya meningkat drastis saat momen-momen tertentu," katanya.
Baca juga: Polres Tabanan dan Jajaran, Gelar Patroli Malam Hingga Pengamanan Tempat Wisata pada Umanis Galungan
Dirinya juga tidak menampik jika pada Umanis Galungan ini tingkat kunjungan termasuk ramai mencapai lebih dari 1.500 orang.
Hanya saja jika dibandingkan dengan situasi normal jumlah kunjungan tersebut belum seberapa.
"Beda dengan dulu sebelum pandemi bisa 5 ribu lebih. Namun kini baru sampai pukul 15.00 Wita saja sudah 1.500 orang setidaknya bisa membantu untuk biaya pakan monyet," ucapnya.
Mohon mengakui, kunjungan ke objek wisata Alas Pala Sangeh mulai menggeliat sejak longgarkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Badung.
Bahkan saat libur lebaran kemarin, juga kecipratan kunjungan wisatawan.
"Tujuan kita utama hanya pendapatan bisa menutupi biaya operasional dan pakan monyet," akunya
Diakui, untuk biaya operasional dan pakan monyet, setidaknya pengelola harus mengeluarkan dana minimal Rp 30 juta per bulan.
Untuk pakan monyet dianggarkan Rp 500 ribu per hari dengan varian makanan ketela dan pisang.
"Semoga sampai nanti sore kunjungan semakin meningkat. Iya, setidaknya bertambah lagi seratus atau dua ratus orang," jelasnya sembari mengatakan di Sangeh terdapat 600 ekor monyet, termasuk yang sudah beranak pinak.
Adanya kunjungan sangat membantu pengelola.
Pasalnya selain menghasilkan pendapatan, pemberian makan monyet bisa dibatasi.
Pasalnya tak jarang ada pengunjung yang membawa makanan monyet agar bisa berfoto bersama monyet-monyet yang ada.
"Jadi yang sekarang ke sini (Sangeh, Red) sebagian besar wisatawan lokal. Mereka ke sini bersama keluarga mereka. Namun ada juga wisatawan domestik," bebernya.
Mohon pun berharap tingkat kunjungan bisa bertahan hingga Minggu mendatang.
Pasalnya Sabtu dan Minggu merupakan weekend yang berpotensi adanya kunjungan yang datang.
"Semoga kunjungan sampai minggu ini ada saja. Sehingga biaya operasional atau pakan bisa terbantu," jelasnya.
Disinggung apakah adanya event Vespa World Day tidak mempengaruhi kunjungan, Mohon pun mengaku belum ada.
Namun pihaknya tak menampik jika ada beberapa objek wisata di Bali yang dikunjungi perkumpulan Vespa tersebut.
"Untuk di Sangeh saat ini belum ada. Tapi dengan dilontarkannya kunjungan wisatawan, kita harap menggeliat kembali," imbuhnya.
Di Bangli, peningkatan kunjungan wisatawan tampak di objek Desa Wisata Penglipuran.
Terlebih di hari yang sama juga terdapat rangkaian acara Vespa World Day 2020.
Manager Desa Wisata Penglipuran I Wayan Sumiarsa mengungkapkan, pada hari libur Umanis Galungan ini jumlah kunjungan ke Desa Wisata Penglipuran mencapai 3.000 orang.
Tingginya jumlah kunjungan ini merupakan imbas dari pelonggaran aturan berkaitan dengan pelaku perjalanan.
Baca juga: Objek Wisata di Karangasem Ramai Dikunjungi Wisatawan Saat Umanis Galungan
"Kalau dibandingkan dengan hari raya Galungan tahun sebelumnya sangat jauh sekali. Tahun lalu kisarannya 300 orang per hari," ujarnya.
Lanjut Sumiarsa, peningkatan kunjungan ini diperkirakan masih berlanjut hingga tiga hari kedepan.
Mengingat lusa sudah memasuki akhir pekan.
"Disamping itu juga pengaruh liburan sekolah. Target kami jumlah kunjungan tamu per hari mencapai 5.000 orang," imbuhnya.
Mengenai rangkaian acara Vespa World Day yang salah satunya berlokasi di Penglipuran, Sumiarsa mengatakan, pihaknya menerima kunjungan peserta 750 orang.
Jumlah tersebut dibagi menjadi dua grup.
"Untuk grup pertama hari ini, yang berkunjung sekitar 350 orang. Itu dari beberapa negara. Ada dari Eropa, Amerika, Singapura.
Kalau dari Indonesia juga banyak yang turut serta. Ada yang dari Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan sebagainya," ucap dia.
Salah satu tempat wisata yang jadi sasaran pengunjung adalah Waterboom Sidembunut.
Pantauan di lokasi, kebanyakan pengunjung wahana air di kota Bangli ini adalah wisatawan lokal.
Salah satu pengunjung bernama Ni Made Latri mengaku biasanya pada momentum Umanis Galungan ia berkunjung ke wisata alam.
Dan baru kali ini ia bersama keluarga berkunjung ke Waterboom Sidembunut.
"Saya berkunjung bersama tujuh orang," ucapnya, Kamis.
Menurut wanita asal Denpasar itu, objek wisata Sidembunut bisa menjadi alternatif wisata.
Selain lokasinya yang dekat dengan kota Bangli, biaya tiket masuk juga cukup murah.
"Terlebih ada voucher masuk objek wisata gratis," kata dia.
Ida Bagus Iwan Nanda, selaku pemilik Waterboom Sidembunut mengatakan, pihaknya sengaja memberikan voucher masuk gratis sebagai upaya interaksi antara pengelola dengan pengunjung.
Voucher ini didapatkan dengan mengikuti berbagai event perlombaan yang diadakan oleh pengelola.
Lanjut Gus Nanda, target pasar Waterboom Sidembunut merupakan wisatawan lokal.
Sehingga tiket masuk yang dibanderol juga cukup terjangkau.
Untuk hari-hari biasa, imbuhnya, tiket masuk hanya dibanderol Rp 15 ribu untuk anak-anak dan Rp 20 ribu untuk dewasa.
Sedangkan hari libur dan akhir pekan, tiketnya Rp 20 ribu untuk anak-anak dan Rp 25 ribu untuk dewasa.
"Kita buka dari jam 09.00 sampai jam 18.00 Wita," sebutnya.
Pria 44 tahun itu menambahkan, pada momentum Umanis Galungan ini, jumlah kunjungan diprediksi mencapai 1.000 orang per hari.
Jumlah ini dikatakan melampaui tingkat kunjungan tahun sebelumnya yang hanya berkisar 200 hingga 300 orang.
Tak Ada Lonjakan Penyeberangan
SAAT perayaan hari raya Galungan tak ada lonjakan penumpang yang menyeberang ke Nusa Penida dari Sanur, Denpasar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Syahbandar Wilayah Kerja Sanur, I Ketut Suratnata Putra yang diwawancarai, Kamis 9 Juni 2022.
“Penyeberangan tidak ada lonjakan, seperti biasa. Namun kali ini sudah mendekati normal, walaupun belum normal,” kata Suratnata.
Ia mengatakan, sejak Penyajaan Galungan, Senin 6 Juni 2022 hingga Kamis, jumlah kapal yang berangkat rata-rata 30 kapal.
Baca juga: Sebanyak 60 Personel Polres Bangli Backup Pengamanan Umanis Galungan
Di mana sebelum pandemi, kapal yang berangkat mencapai 54 kapal per hari.
Sedangkan jumlah penumpang yang menyeberang rata-rata 1.500 per hari.
“Kadang 1.400, 1.500, atau pas Penyajaan dapat 1.680 orang. Jadi rata-rata 1.500 orang per hari,” katanya.
Bahkan menurutnya, saat perayaan Galungan, Rabu kemarin, jumlah penumpang hanya 800 orang.
Penumpang pun didominasi oleh penumpang lokal yang pulang ke Nusa Penida.
“Saat Galungan kemarin sepi. Kapal yang standby hanya 2 kapal. Pukul 10.00 sudah sepi, sore hanya berangkat satu kapal,” katanya.
Suratnata mengatakan, khusus untuk wisatawan mancanegara (Wisman) kebanyakan berasal dari Australia.
Sehingga Wisman yang menyeberang pun tak ramai.
Dirinya mengatakan untuk penumpang dari Asia masih belum ada.
“Biasanya kalau dari China, Taiwan yang datang baru ramai. Karena mereka ke Bali kan sistemnya rombongan,” katanya.
Baca juga: BREAKING NEWS Toko Bangunan di Kediri Tabanan Alami Kebakaran Saat Umanis Galungan
Sementara itu, karena gelombang cukup tinggi di depan gate pelabuhan Sanur, beberapa penyeberangan dipindah ke pantai depan Museum Le Mayeur.
Pihaknya pun mengatakan, kondisi ini tidak akan terjadi lagi saat pelabuhan Sanur selesai dibangun.
Ditarget pembangunan ini akan rampung pada September 2022 mendatang.
Sementara itu Oktober 2022 dicanangkan sudah bisa beroperasi.
“Kalau sekarang kami agak susah mengontrol, petugas harus dibagi. Kalau nanti saat pelabuhan itu jadi pasti akan lebih mudah,” katanya. (sup/gus/mer)
Kumpulan Artikel Bangli