Berita Denpasar
Harga Babi Anjlok, Peternak Ini Keluhkan Harga Pakan yang Mahal di Denpasar, Dwi: Ini Rugi
Pasca harga jual babi yang masih hidup per ekornya anjlok, banyak peternak merugi.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pasca harga jual babi yang masih hidup per ekornya anjlok, banyak peternak merugi.
Pasalnya harga pakan dari babi juga ikut alami kenaikan.
Salah satu peternak babi di Kota Denpasar, Made Dwi Harini mengatakan, satu kilogram babi hidupnya dijual dengan harga Rp 38 ribu.
"Harganya satu kilogram Rp 38 ribu, tadi saya jual 97 kilogram jadi totalnya Rp 3,7 juta. Jauh bedanya dengan Galungan kalau permintaan di Kuningan sedikit," jelasnya, Kamis 16 Juni 2022.
Baca juga: Stok Babi Meningkat Karena PMK, Kadistan Bali Akui Harga Babi Alami Penurunan
Hingga kini Made memiliki 8 ekor babi, di mana terdiri dari 4 ekor babi kecil dan 4 ekor babi dewasa.
Ia baru 7 bulan memulai usaha ternak babi kembali, karena ia baru saja merugi akibat babinya banyak yang mati mendadak pada awal pandemi Covid-19 lalu.
Menurutnya dengan menjual harga babi Rp 38 ribu per kilogram sudah sangat murah untuk pembeli.
"Harga segitu murah banget lah kalau dibandingkan dengan makanannya. Makanannya mahal, seperti ampas tahu, kulit kedelai, ada dedak dan konsentratnya. Per hari makannya dua kali," tambahnya.
Ia berharap, semoga harga makanan babi khususnya pada konsentratnya tidak terlalu mahal agar para peternak tidak merugi.
"Ini rugi, karena bibitnya kami beli Rp 1,2 juta per ekor. Harapannya lebih distandarkan harga makannya terlebih pada konsentratnya," tutupnya. (*)
Kumpulan Artikel Denpasar