Berita Karangasem

Jelang Idul Adha, Harga Dagin Sapi di Karangasem Mulai Alami Peningkatan

Harga sapi di Kabupaten Karangasem terus mengalami peningkatan menjelang Hari Raya Idul Adha. Perkilogramnya naik Rp10 ribu.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Harun Ar Rasyid
Saiful Rohim
Petugas Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan, Kabupaten Karangasem gelar monitoring sapi di Pasar Hewan Rubaya, Kecamatan Kubu, Kamis (19/ 5/ 2022). 

TRIBUN BALI.COM - Harga daging sapi di Kabupaten Karangasem terus mengalami peningkatan menjelang Hari Raya Idul Adha. Perkilogramnya naik Rp10 ribu.

Semula 45 ribu meenjadi 55 ribu.

Harga meningkat sejak beberapa minggu yang lalu.

Kemungkinan harga akan terus melonjak

H. Mudiana, saudagar sapi asal Karangasem, mengungkapkan, harga sapi perkilo terus meningkat.

Pemicunya karena beberapa faktor.

Satu diantaranya populasi sapi yang terus berkurang.

Sedangkan peermintaan sapi menjelang Hari Idul Adha terus meningkat.

"Permintaan sapi dari luar Kab. Karangasem sejak satu bulan lalu sudah naik. Makanya harga sapi juga ikut meningkat. Harga perekornya bervariatif trgantung beratnya. Dulu harga perkilonya 45 ribu, sekarang naik jadi 55 ribu," ungkap H. Mudiana ditemui di Pasar Amlapura Brat, Jumat 17 Juni 2022. 

Pria asli Kecamatan Bebandem mengaku bisa jual ratusan ekor prbulan.

Pihaknya bisa melayani pengiriman disekitar Denpasar, Gianyar, Badung, dan ke luar Bali.

Harga sapi di Kab. Karangasem terus mengalami peningkatan menjelang Hari Raya Idul Adha. Perkilogramnya naik hampir 10 ribu.
Harga sapi di Kab. Karangasem terus mengalami peningkatan menjelang Hari Raya Idul Adha. Perkilogramnya naik hampir 10 ribu. (Agus)

Permintaan sapi kemungkinan akan terus meningkat drastis sampai jelang Hri Raya Idul Adha, terutama sapi jantannya.

"Permintaannya cukup banyak. Saya tidak bisa melayani semuanya dikarenakan jumlah sapi sdikit. Makanya kita kirim daerah terdekat. Harga sapi jantan variatif, dari 14 - 20 juta perekornya tergantung berat," tambahnya

Faktor keedua yakni menyebarnya pnyakit mulut dan kaki (PMK) diluar Bali, seperti Jawa Timur serta Nusa Tenggara Barat. Menyebar penyakit ini mengakibatkan harga sapi di Bali meningkat."Untuk Bali masih aman. Tapi memberikan dampak ke harga sapi," jelas Mudiana, sapaan akrabnya.

Kabid Pengendalian dan Penanggulangan Bencana (PPB), Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Karangasem, Putu Gede Suata Berata, mengatakan, harga sapi perekornya sudah meningkat serta prmintaan tinggi menjelang Idul Adha. Apalagi adanya pelonggaran pengiriman

"Sudah ada pelonggaran dari Balai Karantina untuuk lalu lintas ternak keluar pulau. Bali masuk daerah bebas PMK, sehingga bebas keluar. Sekarang kebutuhan dan permintaan meningkat jelang Idul Adha. Seperti dari Jakarta,"imbuhnya.

Ditambahkan, petugas tetap melakukan langkah untuk mengantisipasi penyebaran PMK di Kab. Karangasem. Diantaranya pengawasn terhadap hewan ternak yang rawan kena PMK di Karangasem.

Seperti Kecamatn Rendang dengan populasi sapi trbesar diKarangasem, & Kecamatan Bebandem.

Keluar masuknya ternak di Kab. Krangasem perlu dijaga untuk antisipasi penyebaran PMK.

"Saya masih belum mengetahui detail terkait penyebarannya. Ini adalah langkaah awal untuk antisipasi PMK. Semoga Karangasem tetap aman, dan tak ada ditemukan kasus ini," harap Suata Berata.

Pihaknya juga menghimbau warga Karangasem yang memiliki ternak untuk selalu membersihkan kandang.

Harapannya agar penyebaran PMK tidak ada. Apalagi Karangasem salah satu Kabupaten di Bali yang memiliki kualitas ternak bagus, terutama sapi. Harapannya ternak tetap sehat.

Untuk diketahui, populasi ternak terutama sapi bali di Kab. Kaarangasem meningkat sejak 2021 pasca dilaksanakan inseminasi buatan melalui program pemerintah yakni sapi komoditas andalan negeri (sikomandan).

Percepatan reproduksi terus dilaksanakan untuk menambah populasi.

Daerah di Karangasem dengan populasi sapi terbesar yakni di Kecamatan Rendang.

Seperti di Desa Pempatan, Besakih, Nongan, Pesaban, hingga Desa Rendang.

Populasi Sapi Bali di Kecamatan Rendang setiap tahun naik. Mengingat lahan hijau cukup luas, ditambah geografis wilayah mendukung.(*)

 

 

BERITA LAINNYA

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved