Berita Denpasar
Pameran Lukisan dan Event Table Talk Food, Sajikan Pengalaman Interaksi Seni Sembari Bersantap
Art Xchange Gallery di Kopi Bali House di Sanur Bali kembali akan menggelar pameran lukisan, dengan menghadirkan perupa internasional Marisa R Ng dari
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Harun Ar Rasyid
Ayah saya orang Cina. Ibuku orang Melayu. Saya dibesarkan oleh pihak Tionghoa dalam komunitas Melayu. Tetangga saya mayoritas Melayu. Saya bangga mengatakan bahwa saya dibesarkan di Malaysia, negara multi-budaya," jelas, Marisa

Berasal dari keluarga besar, pengalaman masa kecil Marisa pergi ke restoran Cina untuk makan malam bersama keluarga besar kami dan makan di meja bundar.
Kami selalu mengadakan makan malam keluarga di meja bundar di rumah.
"Sebuah keluarga yang makan bersama tetap bersama, dan karena kami hanya memiliki 1 meja makan bundar, keluarga berkumpul di sana. Di sana, kami berbagi makanan, cerita, dan menciptakan kenangan indah yang akan bertahan seumur hidup. Ini disebut tradisi," imbuhnya.
Orang Cina selalu menekankan persatuan dalam budaya mereka. Kata “kesatuan” memiliki pengucapan yang mirip dengan kata “bulat” atau “lingkaran”. Lingkaran juga melambangkan pemenuhan, kesatuan dan kesempurnaan. Keluarga besar selalu menjadi simbol kekuatan, kekayaan, dan kekuasaan di Tiongkok kuno dan ideologi ini masih berlaku sampai sekarang.
Jadi pada dasarnya, agar semua orang dapat duduk di meja sehingga mereka dapat berbicara satu sama lain secara bersamaan, meja bundar adalah suatu keharusan.
Orang Asia biasanya suka banyak hidangan disajikan diatas meja dan saat makan bersama. Ini berarti bahwa meja bundar adalah opsi yang terbaik untuk penyajian hidangan dalam jumlah besar dan semuanya dapat dijangkau oleh semua orang.
Meja makan di masyarakat Asia biasanya berbentuk bulat bukan meja panjang. Ada dua alasan untuk ini. Pertama-tama, meja bundar membuat orang lebih dekat. Orang dapat berbicara tatap muka dengan mudah di sekitar meja tanpa saling berteriak. (*)