Berita Bali
Di Tengah Wabah PMK di Bali, Makelar Mulai Beraksi Tawar Sapi Harga Murah
Masalahnya lagi, wabah PMK di Bali dimanfaatkan oleh makelar sapi. Mereka mulai menawar sapi dengan harga murah.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: I Putu Darmendra
TRIBUN-BALI.COM - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) telah terdekteksi di Kabupaten Gianyar, Bali.
Kasus dengan penularannya masif ditemukan di Simantri Merta Diuma Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar.
Sebanyak 20 ekor sapi dan enam ekor godel (anak sapi) terjangkit PKM dengan mulut mengeluarkan buih dan kuku rontok.
Masalahnya lagi, wabah PMK di Bali mulai dimanfaatkan oleh makelar sapi. Mereka menawar sapi dengan harga murah.
Saat ini, sapi yang terjangkit PMK di Simantri Merta Diuma telah disembelih untuk memutus rantai penyebaran.
Otaknya dibelah untuk mengambil sample dan bagian tubuhnya dibakar.
Informasi dihimpun Tribun Bali, Minggu 3 Juli 2022, kandang sapi Simantri Merta Diuma langsung disterilkan.
Sapi yang masih sehat telah diungsikan ke lokasi lain sampai tiga bulan.
Anggota Simantri Merta Diuma, I Nyoman Sudiarsa menceritakan ihwal sapi di Simantri tersebut dinyatakan terjangkit PMK.
Kata dia, hal tersebut berawal pada awal Juni 2022, sapi dan anak sapi tiba-tiba tidak mau makan.
Selang dua hari, mulut sapi mengeluarkan busa. Namun ada juga yang tidak mengeluarkan busa, tetapi kukunya rontok.
"Penyakit ini menukar setiap dua hari, sehingga seluruhnya 20 indukan dan enam godel kondisinya sama," ujarnya.
Sapi yang terjangkit PMK, kata dia, sudah diangkut ke rumah potong untuk dimusnahkan di Badung.
Dalam prosesnya, kepala sapi dibelah untuk mengambil sample dan sisanya dibakar.
"Semua sudah diangkut menggunakan truk. Katanya akan dibayar, tapi nilainya kami tidak tahu. Kalau sesuai harapan, rencananya mau dipakai beli bibit," ujarnya.
Sudiarsa mengungkapkan, sejatinya kasus penyakit PMK ini muncul pertama kali desa tetangga, yakni Desa Keramas, Blahbatuh.
Baca juga: Bali Berlakukan Lockdown Untuk Hewan Ternak Pasca Kasus PMK Ditemukan
Sebelum sapi dan godel di Simantri Merta Diuma terserang PMK, di desa tetangga terdapat sapi yang mengapami gejala aneh.
"Di sana ada sapi sampai tidak bisa jalan. Kemungkinan ada petani di sini tengok sapi ke sana.
Tapi kami tidak tahu pasti bagaimana cara penularannya. Yang jelas begitu satu sapi di sini kena, semua ikutan kena. Mulutnya berbusa," ungkapnya.
Saat ini, kasus yang menyerang sapi dan godel di Simantri Merta Diuma telah dilaporkan ke Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar.
Peternak Cemas
Kondisi tersebut menyebabkan, para peternak sapi di Kabupaten Gianyar cemas.
I Nyoman Tangsil, peternak sapi di Gianyar mengaku pusing memikirkan cara agar sapinya tak terserang PMK.
Ia sebenarnya ingin menjual sapinya, namun harganya dipermainkan oleh pembeli atau makelar.
Makelar sapi datang menawar dengan sadis, menawar sapi dengan harga yang sangat murah.
"Mau jual tapi ditawar murah. Dua sapi diminta Rp 13 juta, padahal saya beli saty bibit saja waktu ini Rp 7,5 juta," ujarnya.
Ia berharap pemerintah memberikan jalan keluar atas kondisi ini. "Sekarang pasrah, mudah-mudahan ada jalan keluar dari pemerintah," tandasnya.
Tiga Pasar Hewan Tutup
Wabah PMK membuat tiga pasar hewan di Kaabupaten Karangasem, Bali akan ditutup sementara, yakni Pasar Hewan Bebandem Kecamatan Bebandem, Pasar Hewan Pempatan, Kecamatan Rendang, dan Pasar Rubaya Kecamatan Kubu.
Kepala UPTD Puskeswan Karangasem, Pande Gede Arya Saputra mengatakan, solusi yang tepat menekan penyebaran PMK adalah dengen menutup pasar hewan.
Kata dia, potensi penyebaran PMK di pasar hewan sangaat tinggi.
"Pasar hewan adalah tempat jual beli sapi. Sehingga potensi penyebaran PMK di paasar hewan cukup tinggi.
Makanya pasar hewan di Karangasem harus ditutup sementara. Jangan sampai kasusnya meningkat gara-gara pasar hewan tetap beroperasi," kata Saputra,
Ia meminta peternak tidak membawa ternak dari luar. Selain itu membersihkan kandang secara teratur.
"Rencananya dari Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi juga akan merberikan vaksin PMK ke ternak. Untuk waktu belum dipastikan.
Semoga dengan pemberian vaksin PMK, penyebarannya bisa ditekan," kata Pande Saputra.
Sementara baru tujuh sapi di Karangasem diketahui terserang PMK.
Langkah Pemerintah
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim telah melakukan berbagai upaya dan langkah dalam penanganan PMK.
Pihaknya pun telah menggelar rapat internal yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Kamis 23 Juni 2022.
“Untuk penanganan PMK di daerah akan berbasis level mikro, seperti yang dilakukan dalam penanganan Covid-19, akan diberikan larangan untuk hewan hidup (sapi), untuk bergerak di level kecamatan yang terdampak PMK, atau kita sebut Daerah Merah,” ujar Airlangga.
Airlangga menyampaikan Presiden telah menyetujui usulan struktur dari Satgas Penanganan PMK. Satgas Penanganan PMK nanti akan dipimpin oleh Kepala BNPB.
Sedangkan wakilnya Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Dirjen Bina Bangda Kemendagri, Deputi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, serta Asops Kapolri dan Panglima TNI.
"Struktur ini mirroring dengan struktur Satgas Penanganan Covid-19,” jelas Menko Airlangga.
Airlangga juga menyampaikan bahwa dalam rapat tersebut telah disetujui pengadaan vaksin untuk tahun 2022 ini yaitu sekitar 28,7 juta dosis dan seluruhnya akan dibiayai menggunakan dana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Anggaran Program PEN 2022).
Selain itu juga perlu segera disiapkan vitamin dan obat-obatan, serta kebutuhan disinfektan untuk mendukung pelaksanaan biosecurity.
“Bapak Presiden memberikan arahan untuk Obat-obatan harus segera disiapkan dan jumlah Vaksinator agar dilengkapi.
Seluruh mekanisme harus dijaga, selain pergeseran hewan, juga harus dikontrol terhadap mereka yang keluar masuk peternakan, melalui disinfektan agar carrier dari penyakit ini harus dijaga,” jelas Menko Airlangga. (*)