Pemilu 2024
Pembelaan Politikus PDIP untuk Puan yang Diremehkan, Bandingkan dengan Jokowi dan Ganjar
Hasil survei menujukkan angka elektabilitas Puan dan Ganjar. Elektabilitas Puan hanya 0,6 persen, sedangkan Ganjar mencapai 20,5 persen.
TRIBUN-BALI.COM - Politikus PDI Perjuangan Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul meminta agar publik tidak meremehkan DPR RI Puan Maharani terkait bursa capres Pemilu 2024.
Ia menilai semua orang bisa menciptakan berbagai kemungkinan. Bambang Pacul membandingan Puan dengan Presiden Jokowi.
Ia menilai, banyak pihak meremehkan Jokowi namun pada akhirnya Jokowi menjadi presiden setelah sebelumnya menjadi gubernur DKI Jakarta.
"Kadang cacing bisa sampai ke gunung. Susah diduga. Maka kita tak boleh takabur, kita tak boleh sombong. Kata orang Jawa, dijalani saja. Keinginan diupayakan, dijalani," kata Pacul kepada wartawan, Jumat 8 Juli 2022.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDI Perjuangan ini menjelaskan elektabilitas di berbagai lembaga survei tak menjamin. Elektabilitas survei hanya menunjukkan kondisi saat ini, bukan saat yang sebenarnya pada Piplres 2024 nanti.
"Tidak usah khawatir kalau soal elektabilitas. Elektabilitas kan hari ini, pertempuran belum dimulai. Banyak hal, banyak faktor, kemenangan terdiri dari sekian banyak faktor. Termasuk kekalahan pun bukan hanya satu faktor," tandas Pacul
Pacul menceritakan rekam jejak Puan Maharani yang kini juga menjabat sebagai Ketua DPP PDI Perjungan. Pacul menjelaskan, Puan pertama kali diterjunkan ke lapangan oleh PDIP pada 2006.
"Kemudian 2009 jadi caleg dulu kampanye di Solo sana. Kemudian menjadi anggota dewan, menjadi anggota wakil ketua fraksi, kemudian ketua fraksi, dan seterusnya," ujar Pacul.
Pacul lanjut menuturkan, setelah itu Puan ditunjuk menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Baru setelah itu, Puan menjabat Ketua DPR RI.
"Ini kan sebuah perjalanan beliau sebagai seorang politisi," ucapnya.
Kemudian, Ketua Komisi III DPR RI itu menyinggung bagaimana awal mula Joko Widodo (Jokowi) bisa menjadi Presiden.
"Mohon maaf, saya pernah bertanya itu pas kampanye 1 Oktober 2018, apakah tujuh tahun yang lalu dikau percaya Jokowi ini jadi Presiden? Enggak ada yang percaya," tutur Pacul.
Untuk itu ia meminta agar jangan pernah meremehkan Puan Maharani, anak Megawati Soekarnoputri.
Perbadingan dengan Ganjar dan Jokowi Dulu
Di beberapa survei, elektabilitas Puan Maharani memang kecil. Ia kalah bersinar dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang unggul sebagai calon presiden Pemilu 2024.
Hasil Survei Kepemimpinan Nasional (SKN) yang digelar Litbang Kompas pada 17-30 Januari 2022 menujukkan angka elektabilitas Puan dan Ganjar.
Elektabilitas Puan hanya 0,6 persen, sedangkan Ganjar mencapai 20,5 persen.
Kalau dibandingkan lagi dengan Joko Widodo, elektabilitasnya berkibar saat namanya digaungkan PDIP sebagai calon presiden 2014.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Indonesia Research Centre (IRC) menujukkan elektabilitas Jokowi lebih dari dua kali lipat elektabilitas Prabowo Subianto, lawan sengitnya saat itu.
Elektabilitas Jokowi berada di posisi teratas dengan angka 31 persen. Posisi kedua dan ketiga ditempati oleh Prabowo dengan 14 persen disusul Wiranto 13,5 persen.
Sedangkan capres lainnya kala itu hanya ada di tingkat elektabilitas di bawah 10 persen, termasuk presiden Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri.
Pada Pilpres 2019, nama Jokowi masih berkibar.
Pada Survei LSI Denny JA dan dirilis pada Selasa (2/4/2019) menujukkan, elaktabilitas Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin sebesar 56,8 persen hingga 63,2 persen.
Sedangkan elektabilitas pasangan Prabowo-Sandiaga sebesar 36,8 persen hingga 43,2 persen.
Belum Temui Ketum Parpol Lain
Terkait Pilpres 2024, Bambang Pacul juga membeberkan alasan Puan Maharani hingga saat ini belum menemui para ketua umum partai politik.
Baca juga: Efek IPU di Bali dan Tegas Tolak Penundaan Pemilu, Rilis LSI Elektabilitas Puan Maharani Naik 3,1 %
"Mbak (Puan Maharani) lebih ketemu dulu, mendengarkan suara-suara rakyat dan mendengarkan suara PDIP dulu, keluarga besarnya dulu," kata Pacul kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 7 Juli 2022.
Kata dia, Puan Maharani mau mendengar keinginan seluruh kader partai hingga anak ranting. "Jadi Mbak ini kan boleh dibilang kan bijak, wisdom. Dengar dulu suara di bawah, baru akan bicara," ujar Pacul.
Selain itu, Pacul memastikan kerja sama PDIP dengan parpol untuk Pemilu 2024 pasti akan terjadi.
"Cuma dengan siapanya saya tidak tahu karena itu kewenangan ibu ketua umum. Ini kerja sama dalam rangka Pileg-Pilpres. Dalam rangka Pilpres ya. Dalam rangka Pilpres kemungkinan besar ya pasti dilaksanakan," ujarnya.
Pacul mempercayakan hal itu kepada Megawati Soekarnoputri selaku pengambil keputusan di PDIP. "Ibu ketua umum kami ini kalau di dalam dunia politik, wah sudah luar biasa, mahaguru, kan gitu," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menugaskan putrinya Puan Maharani melakukan silaturahmi dengan semua ketua umum (ketum) partai politik menjelang Pemilu 2024.
Hal itu diungkapkan Puan Maharani, yang juga menjabat Ketua DPR saat ditanya soal penjajakan kerja sama PDIP dengan partai politik lain untuk 2024.
"Saya ditugaskan Ibu Ketua Umum partai, sebagai Ketua DPR akan bersilaturahmi dengan semua ketum (parpol)," kata Puan Maharani saat membuka acara Festival Bakar Ikan Nusantara di JCC Senayan, Jakarta.
Puan tak ingin ada anggapan PDIP tak ingin bekerja sama dengan parpol lain karena belum bertemu dengan parpol lain. (*)
Artikel ini telah tayang sebagian di Tribunnews.com dengan judul Minta Puan Maharani Tak Diremehkan, Bambang Pacul: 7 Tahun Lalu Siapa Percaya Jokowi Jadi Presiden.