Berita Badung

Sapi Warga di Kwanji Badung Terduga Kena PMK, Disperpa Badung Lakukan Uji Lab

Sapi Warga di Kwanji Badung Terduga Kena PMK, Disperpa Badung Lakukan Uji Lab

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Harun Ar Rasyid
istimewa
Tim dari Disperpa Badung saat melakukan pemantauan terkait sapi warga yang di duga terkena virus PMK 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Beberapa sapi warga di Badung khusus di Lingkungan Kwanji, di kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung diduga terkena virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Bahkan seluruh sapi milih warga tersebut diminta untuk tidak dibawa kemana-mana.

Bahkan Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Badung akan melaporkan kasus tersebut hingga dilakukan uji lab. Sehingga dipastikan sapi tersebut terkena virus PMK atau tidak.

Menurut informasi yang didapat, sapi warga dengan ciri-ciri PMK diketahui pada Sabtu 16 Juni 2022. Bahkan sekitar pukul 18.00 wita aparat terkait khususnya Kesehatan Hewan dari dinas Disperpa Badung juga sudah turun.

Tim dari Disperpa Badung saat melakukan pemantauan terkait sapi warga yang di duga terkena virus PMK
Tim dari Disperpa Badung saat melakukan pemantauan terkait sapi warga yang di duga terkena virus PMK (istimewa)

Tercatat ada empat ekor ternak Sapi milik I Putu Dwijaya (45) alamat Lingkungan Kuwanji, dikelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung yang diindikasi terkena PMK.

Adapun ternak sapi yang terindikasi Virus PMK yakni 2 ekor sapi jenis betina umur 7 tahun dalam kondisi hamil, 1 ekor sapi betina umur 5 tahun dalam kondisi hamil dan 1 ekor sapi betina umur 2 tahun.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Gde Asrama yang dikonfirmasi Minggu 10 Juli 2022

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Gde Asrama yang dikonfirmasi Minggu 17 Juli 2022tak menampik hal tersebut. Pihaknya mengaku jika sapi tersebut memang terdapat ciri-ciri PMK.

"Kami belum bisa pastikan PMK atau bukan. Apalagi ini kan kasus baru di Bali, sehingga perlu dilakukan uji lab," katanya.

Namun sesuai dengan ciri-ciri yang ada memang menunjukan hal tersebut. Hanya saja tidak kronis.

Kendati demikian untuk mengantisipasi penyebaran kasus, pihaknya akan melakukan penyemprotan disinfektan di areal kandang sapi. Begitu juga sapi yang ada di seputaran tersebut, termasuk melakukan vaksinasi.

"Saya tidak berani komentar dulu, karena belum dilakukan uji lab. Mungkin senin akan di ambil sampelnya. Sementara kita sarankan agar sapi diam di tempat," jelasnya sembari berharap semoga hasilnya tidak positif.

Disinggung mengenai hasil lab yang dilakukan pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Veteriner Denpasar. Hal itu dilakukan untuk memastikan penyakit dan juga memastikan kondisi sapi kepada pemiliknya.

"Setelah keluar hasil lab, baru kita berani menentukan langkah selanjutnya. Termasuk nnati pemotongan bersyarat yaitu, ternak dipotong hanya dagingnya yang bisa diambil sedangkan kulit, tulang dan ususnya harus dikubur itu lama kita lakukan karena harus ada persetujuan dengan pemiliknya," tegasnya sembari mengatakan tunggu dulu hasilnya, setalah hasil keluar baru kita bisa mengambil langkah. (*)

BERITA LAINNYA

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved