Berita Denpasar

Cegah Kekerasan Terhadap Anak, Ini Tips Untuk Orang Tua dan Calon Orang Tua

Maraknya kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi tentu membuat kita perlu mengevaluasi diri.

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Harun Ar Rasyid
(Putu Yunia Andriyani)
Tips dan trik sebelum membangun rumah tangga bagi orang tua dan calon orang tua dari DR.dr. Anak Ayu Sri Wahyuni,SpKJ 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Maraknya kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi tentu membuat kita perlu mengevaluasi diri.

Anak sering dijadikan pelampiasan atas ketidakmampuan orang tua dalam mengatasi masalah.

Ada banyak faktor yang menyebabkan orang tua tanpa merasa bersalah bisa melakukan kekerasan.

Oleh karena itu penting bagi orang tua dan calon orang tua untuk mengetahui tips dan trik dalam merawat anak.

Tips dan trik sebelum membangun rumah tangga bagi orang tua dan calon orang tua dari DR.dr. Anak Ayu Sri Wahyuni,SpKJ
Tips dan trik sebelum membangun rumah tangga bagi orang tua dan calon orang tua dari DR.dr. Anak Ayu Sri Wahyuni,SpKJ ((Putu Yunia Andriyani))

Ketua Yayasan Lentera Anak Bali (LAB), DR.dr. Anak Ayu Sri Wahyuni,SpKJ kemudian mengatakan kehidupan perawatan anak harus diawali sebelum menikah.

“Lebih baik lagi di awal sebelum menikah kita harus mengenali kelebihan dan kekurangan pasangan.

Kelebihan pasangan adalah kekurangan kita dan kelemahan pasangan adalah kekuatan kita,” jelas DR.dr. Anak Ayu Sri Wahyuni,SpKJ.

Dokter Sri menegaskan manusia tidak bisa merubah kepribadian seseorang, termasuk kepribadian pasangan.

Bahkan seorang ahli kejiwaan tidak dapat melakukan hal tersebut.

Hal terpenting yang harus ditanamkan pada setiap individu adalah bersikap fleksibel dengan kepribadian seseorang.

“Semua kepribadian itu baik namun belum tentu bisa direspon dengan baik pula. Itu yang perlu dilatih,” tambah dr. Sri.

Dokter spesialis kejiwaan ini mengatakan persiapkan dengan memperhatikan situasi dan kondisi sebelum menikah pun harus dilakukan.

Tidak hanya secara ekonomi tetapi juga perlu persiapan mental.

“Sudah siapkah kita menyatukan dua pribadi yang berbeda?

Dan ketika anak lahir bisakah kita menjadi orang tua yang mengenal anak?”, ujarnya.

Saat menikah pun dihimbau mengesampingkan egoisme untuk memenuhi keinginan sendiri seperti ingin punya anak atau terpaksa karena keadaan.

Secara tidak langsung sifat egois ini merupakan konflik awal sebelum anak dilahirkan dan berdampak pada ketidakbertanggungjawaban orang tua.

Dokter yang juga merupakan Pengurus Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sosial PMI Provinsi Bali menghimbau orang tua ada untuk tidak ragu meminta pertolongan.

Sering kali permasalahan silih berganti melanda kehidupan rumah tangga, khususnya orang tua.

Apabila tidak menemukan solusi untuk memecahkan permasalahan, solusi kepada pihak ketiga yang bersifat netral bisa menjadi jalan keluar.

Karena ego pasangan masing-masing pasangan akan berdampak pada anak.

“Salah satu pasangan bisa saja mempunyai gangguan emosional suka marah, berjudi, atau hal-hal yang negatif dalam kehidupan.

Apalagi ditambah tidak bertanggung jawab terhadap keluarga, cobalah untuk membicarakannya dengan keluarga kemudian dilanjutkan dengan pada para ahli,” himbaunya.

Lantas kepada orang tua yang sudah bercerai, menurut Dokter Sri tidak memiliki perbedaan dalam menanggulangi kekerasan pada anak.

Sebelum kembali membangun rumah tangga, seseorang terlebih dahulu harus menjalani proses penyembuhan dan evaluasi dari kegagalan rumah tangga sebelumnya.

Ketidaknyamanan rumah tangga yang diselesaikan bukan dengan memperbaiki dirinya terlebih dahulu membuat seseorang tidak mampu berkomitmen menjalani kehidupan yang baru.

“Apabila pergantian pasangan cepat dilakukan seperti mengganti pakaian, maka akan kemungkinan terjadi pergantian selanjutnya,” tandas dokter Sri.

Terkadang juga, orang tua terlalu mengkambinghitamkan masa lalu dengan kegagalan yang dialami.

Hal ini perlu dihindari karena akan berat jika melangkah kedepan namun tetap membawa kenangan kelam.

Pasangan, tujuan, dan komitmen harus dijalankan seirama untuk menjalani kehidupan rumah tangga dan mencegah kekerasan terjadi pada anak. (yun)

BERITA LAINNYA

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved